Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

BUNGA DI TEPI


LAGU : Bunga di Tepi Jalan - Koes Plus

====

Keindahan tercipta ketika cahaya matahari terpantulkan wajah elok seorang gadis. Sendiri gadis itu merunduk, mencium tiap kelopak kembang merah darah di sana. Mata tertutup, mengagumi aroma manis di tengah sepi.

Suatu kali kutemukan bunga di tepi jalan

Sang gadis menoleh, menatap jalanan yang kini panas masih kosong. Di mana pemuda yang telah berjanji menemuinya sore ini? Entahlah, gadis itu kembali termenung. Apakah pertemuan dirinya dengan ia hanya ilusi? Gadis itu menggelengkan kepala, gusar.

Menghela napas kuat-kuat untuk mengisi hatinya yang kosong, ia tatap lagi bunga yang tertanam tak jauh darinya. Ah, keningnya mengernyit. Manis sekali. Di dalam kepalanya timbul pertanyaan....

Siapa yang menanamnya? Tak seorangpun mengira

"Nona," panggilku, membungkuk di hadapannya. Dapat kulihat pancaran matanya menyiratkan kehangatan, walau agak kusut. Ah, demi dewa dan dewi di atas sana!

Apakah dia orangnya?

Kasihan

"Cantik!" Gadis itu memekik, memeluk gaun yang kubelikan beberapa saat lalu. Semua gadis memang sama saja ternyata. Diberi satu dua hal, pasti langsung dapat kugenggam.

"Pilihanku terbaik, bukan?" tanyaku, menjawil dagunya seraya tersenyum lebar.

"Selalu," jawabnya kalem. Ia langsung menundukkan wajahnya malu. Aku terkekeh.

Ah, baru saja satu minggu kami bersama... apa aku terlalu cepat? Tidak, tidak... lebih baik begini saja. Kubuat ia mekar.

'Kan kupetik, s'belum layu

"Mereka benar-benar keterlaluan!" teriaknya. Ia membenamkan wajah basahnya ke pelukanku. "Aku tidak ingin! Kenapa temanku itu tidak menganggapku... memangnya aku sampah?!"

Kubelai rambut halusnya. "Tidak, itu tidak benar," bisikku. "Kau wanita yang paling sempurna yang pernah kutemui."

Ia mendongak, menatapku dengan kedua matanya yang memerah. "Sungguh?" tanyanya, parau.

"Sungguh...." Kukecup dahinya, membuatnya tersipu malu lagi. Aku menghembuskan napas lega. "Kaulah bunga di tengah-tengah kekacauan hidupmu ini...."

Di sekitar belukar dan rumput gersang

"Lagi," ungkapnya kesal. "Lagi, dan lagi. Apa aku memang ditakdirkan sial begini?"

"Tenanglah." Aku terkekeh. "Mungkin lain kali kau akan menemukan pekerjaan yang cocok untukmu."

"Yah, kapan?" keluhnya, melipat kedua tangan di depan dada. Wajah kesalnya... malah terlihat imut.

"Yah, aku ada pekerjaan yang membutuhkan otang lain...."

"Eh, apa? Apa?" tanyanya, antusias sekali. Hangat rasanya dapat melihat gadis tercinta semangat lagi seperti ini.

"... Aku butuh kekasih."

Karena mereka orang-orang bodoh. Bisa-bisanya mereka menolak gadis sepertimu.

Seorang pun tak 'kan mau memperhatikan

"Aku... aku takut." Gadis itu memasuki mobilku lagi. Wajahnya terlihat tegang.

"Hei, tak apa." Kubuka pintu, menepuk pundaknya. "Tinggallah di rumahku beberapa hari. Beberapa hari saja...." Kuulurkan tangan, mengajaknya keluar dari mobil.

Ia menatapku dengan dua bola mata lucunya. "Ba-baik...."

Ia menerima uluran tanganku.

Biarlah 'kan kuambil

Aku mengaduk secangkir cokelat hangat seraya melangkah ke ruang keluarga. Perapian telah menyala, menghangatkan ruang dingin ini.

"Selamat pagi, Sayang," sapaku, hangat seperti biasa. Gadisku itu mematung, tergantung di dinding tempat aku menaruhnya.

Penghias rumahku

"Kau tahu apa?" tanyaku, membelai pipi mayat gadis yang paling kucintai. "Aku merindukanmu...."

Mata gadis itu tak berkedip. Kepalanya yang timbul keluar dari dinding masih terlihat menawan seperti biasa, tetapi tak hidup lagi. Aku meringis.

"Sungguh, sungguh... merindukanmu."

Namun setidaknya, kau kini mekar di rumahku.

'Kan kupetik, s'belum layu

.

.

TAMAT

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro