Gone - Jin
Dipersembahkan oleh Queen @cokelat_item
That place where the memories were
The warmth left at the end of my hand
You are there, there, your smell, your face
Please look at me, at me, at me, I feel you like this, feel you, feel you, feel you
I got the way you talk with effort, I got your smile with effort, I got you with effort
Bagi seorang Gadis, memberikan hati berarti memasrahkan diri. Ini bukan lagi tentang logika, hanya perasaan. Tapi, gadis itu terlalu peka. Bahkan jika kekasihnya terus tersenyum di hadapannya, menjalin jari-jemari mereka, dan mengatakan hal-hal yang manis, Gadis terlalu sadar ada yang berubah pada pangerannya, nama yang ia simpan jauh sebelum ia sadar bahwa perasaannya terbalaskan.
Di bawah terpaan kilau merah matahari yang menenangkan, dengan ayunan langkah yang diikuti bayang-bayang, serta bisik angin yang menerpa lembut, Gadis diam-diam merasa kosong. Ia tahu ada yang salah pada kekasihnya. Seberapa kuat ia mencoba menerka, tak ada satu pun jawaban yang muncul di kepala, dan tahu-tahu, langkah kaki itu berhenti.
"Kita sudah sampai."
"Eh?"
Gadis mengangkat kepala. Tersadar akan tembok putih tinggi dengan gerbang besi di hadapan mereka. Lalu, atensinya kembali pada pemuda tampan yang entah sejak kapan berdiri berhadapan, memaksanya untuk saling memandang.
Di sana, di permukaan mata gelapnya yang jernih, terpantul sesosok laki-laki bertubuh tinggi, dengan rambut jabrik pirang yang akan bergerak ketika angin menyapunya, dengan bola mata biru jernih seperti samudra, beserta senyum mentarinya—hangat, cerah, menyilaukan sekaligus meneduhkan. Wajah tampan yang entah bagaimana selalu membuatnya berdebar-debar.
Di saat-saat seperti ini, gadis cantik itu menunggu.
"Gadis ...," panggilnya lembut, dengan tangan terulur mencapai puncak kepala. Untuk sejenak gadis itu menutup mata rapat, membukanya perlahan, dan mendapati senyuman itu terbenam. Ketika telapak tangan pangeran sampai di pipinya, Gadis menahannya di sana, menggenggamnya kuat. Bahkan sebelum pemuda itu mampu berkata, ia membaca semua di mata birunya.
"Dare—"
"Ayo putus."
Jika kau mau tahu rasanya, Gadis merasa baru disambar petir di siang yang cerah, atau diguyur es di musim panas. Saking terkejutnya, ia bahkan tak mampu menahan tangan Darren agar tetap berada di tempatnya; di pipinya. Tubuhnya mematung.
"Maaf."
Gadis merasa otaknya membeku, tatapannya terpaku pada bumi, dan ketika tersadar pemuda itu sudah raib. Ia berlari. Gadis itu mencari, bahkan sampai di ujung jalan, pangerannya tak bisa ditemukan lagi, untuk sore ini, esok hari, lusa, dan seterusnya.
Dan saat ini, di dalam kamarnya, dengan foto usang mereka dalam genggaman tangan, dengan mata hitam yang memandang pada jendela yang diserbu rintikan hujan, dalam hatinya ia masih berharap bahwa pangerannya 'kan segera pulang.
That area where we were together
That moment when we resembled each other
It was just good to walk in the rain, you're gone, gone
How can I live alone erasing you
That moment where we walked together
Those memories and regrets we made together
are still there. I miss it too much
Tamat
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro