Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

#2. I'm Your Nightmare

Sepuluh menit,
selepas melewati sebuah
mimpi buruk, dihari ke satu.

|306 Words|°

Cakrawala sepertinya tidak memihak Dahyun malam ini. Bahkan Dahyun merasa, ia tengah menertawakannya yang tanpa henti menggigiti bibir bawahnya sambil meremas kesepuluh jemarinya—menahan amarah. Untuk pertama kalinya, Dahyun menyesali keputusannya untuk tinggal seorang diri.

Tak ada satupun dari mereka berdua yang memulai pembicaraan, sejak Dahyun memutuskan untuk berbicara di taman yang ada di belakang flat-nya.

Tentu saja, apa yang Dahyun harapkan dari seorang lelaki kutu buku ini? memulai pembicaraan? hahah. Mustahil!

"Ah ... em ... anu ... a—aku ... a—ekhm! ... a—"

"Mau apa kau datang kemari?" Dahyun menyela cepat. Butuh waktu satu tahun jika Dahyun hanya berdiam diri dan mendengarkan ucapan gagapnya itu.

"A-ah ... kau cantik!"

"Seriously? kau hanya datang untuk mengatakan itu?"

"Ah ti-tidak! aku ingin bertanya. Apakah kau su-sudah membaca su-suratku?"

"Sudah ...," Dahyun tersenyum sedetik kemudian wajahnya berubah datar. "Kubuang."

Raut sedih terpatri jelas di wajah Jimin, tapi Dahyun tidak perduli.

"Kalau begitu ...," Jimin meraih sesuatu di dalam sakunya lalu memberikannya pada Dahyun. "Ini, aku masih ada surat lain."

Dahyun menatap surat itu tidak percaya dan menatap Jimin remeh. Sepolos itukah ia hingga tidak mengerti kalau Dahyun sudah menolaknya barusan?

"Neo pabo-ya?"

Alis Jimin bertaut bingung.

"Jelas-jelas aku sudah menolakmu! kenapa kau malah memberiku surat yang lain dan datang kemari?!"

Mulanya, Jimin agak tersentak namun perlahan raut mukanya mulai berubah.

"Jika aku pintar mungkin aku akan mencintai Seulgi, yang jauh lebih cantik dan lebih pintar darimu. Kau benar, aku bodoh karena aku mencintaimu."

Dahyun terkejut mendengar pengakuan Jimin itu. Percakapan mereka hanya berlangsung kurang dari sepuluh menit, tapi Dahyun seolah telah bertemu dengan dua orang yang berbeda.

Cara berbicara—terutama sorot matanya sangat berbeda. Seolah ada orang lain di dalam raga Jimin.

"... Kau siapa?"

Sudut bibir Jimin terangkat—menampilkan sebuah smirk yang cukup menawan.

"Aku mimpi burukmu."

*🍒*

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro