part six
Boneka salju raksasa yang sebelumnya hancur itu telah kembali walau bentuknya tidak sebagus yang pertama. Meskipun begitu, keheningan di antara dirimu dan Arashi belum terpecahkan sama sekali.
Soal pertanyaannya yang tadi, kau tidak menjawabnya dan malah mengacuhkannya. Menyesal, keputusan yang kau ambil itu malah memperkeruh suasana. Baik kau dan Arashi tidak ada yang saling bertegur sapa. Padahal, pemenang kontesnya akan disebutkan sebentar lagi.
Pemenangnya akan mendapatkan suara terbanyak dari hasil voting. Dan, masing-masing orang tidak boleh memberi vote pada boneka buatan mereka sendiri, harus pada buatan orang lain.
Dan di sinilah kau. Berdiri di depan kotak suara yang dibuat oleh Tomoya dan Hajime.
"[Last Name]-senpai, daijoubu?" Raut khawatir telihat jelas di wajah putih milik Hajime. Sontak, kau mengangguk lalu segera memberi suara. Memilih anak-anak kelinci karena boneka kelinci yang mereka buat dari salju itu sangatlah lucu.
Ah, kau jadi penasaran, apa yang Arashi akan pilih sebagai pemenang. Yang cantik mungkin, seperti buatan Akatsuki?
"[Nickname]-chan, kau tidak menghampiri Nacchan ...? Hoahm," sahut Ritsu yang sudah berada di dekatmu.
"Uh, aku membuat kesalahan lagi. Bagaimana bisa aku tidak menjawab pertanyaannya dan malah memperumit suasana .... Apa artinya bola salju kalau―"
Kau berhenti sejenak. Matamu mengerjap, irismu membulat sempurna. Sontak, Ritsu bisa merasakan aura senang dan bersinar yang menguar dari tubuhmu. Kau pun mengambil tumpukan salju dan mengepalkannya menjadi bola. "Benar juga! Benar juga, Ritsu-kun!"
"Eh ...?"
"Aku pergi dulu!"
Kau meninggalkan Ritsu yang penuh dengan tanda tanya di dalam benaknya. Tapi toh, tidak apa. Ritsu senang karena sepertinya kau telah menemukan sesuatu yang kau cari.
Setelah meninggalkannya, irismu mencoba menelusuri sekitar, mencari sosok pirang yang tinggi itu. Dapat, kau pun melemparkan bola salju padanya.
Pak!
"Eh?!" Arashi berseru kaget ketika salju bertemu dengan punggungnya lebarnya. Ia menoleh, mencoba mencari pelaku yang ternyata adalah dirimu. Arashi memegang pipinya, lalu mengerjapkan matanya.
"Are, [Name]-chan?" Gumam Arashi.
Pak!
Kau kembali melemparkan bola salju tersebut padanya sehingga terkena dadanya. Kau menunduk, tak menatap wajahnya. "A, anu! Arashi-kun, bukan maksudku aku tidak mau membuat boneka salju bersamamu ... malah sebaliknya. Aku ingin membuat boneka salju hanya berdua denganmu!"
Arashi terdiam. Ternyata, selama ini―inilah yang kau khawatirkan. Alasan kenapa kau sangat panik ketika Leo merubah rencananya. Alasan kenapa kau sangat gugup dan wajahmu terus-terusan memerah ketika di dekatnya.
"Haha, kenapa tidak bilang daritadi? Kalau begitu, kan kita bisa batalkan saja ide Ousama," ujarnya terkekeh.
Mendengar hal itu, kau mengangkat kepalamu. "Eh ... eh?! Be, benarkah?!"
Arashi tertawa melihat tingkahmu. Yah, setidaknya kau tidak menyesal telah menghabiskan waktu liburan ini. Di atas hamparan putih yang kau sukai, kau telah melihat wajah bahagia miliknya. Tidak ada yang lebih menyenangkan selain itu.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro