Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

3: In The Forest

Yang benar saja, yang menjadi pemburu adalah Kuro? Tsukasa menegak salivanya. Meskipun ia tahu alur Snow White dari naskah yang diberikan, perubahan ini terlalu membuatnya gugup. Leo selalu saja melakukan apapun. Padahal di naskah milik Tsukasa, ia diberitahu kalau peran pemburu akan diberikan oleh Izumi.

Ya, seharusnya Izumi memegang dua peran. Menjadi cermin juga pemburu. Tapi, kenapa menjadi seperti ini?

Oh, seharusnya ia tidak menerima tawaran asing tersebut. Dari sana, terlihat Leo tengah mengulas seringai. Membuat Tsukasa kesal karena menangkap senyum menyebalkan itu. Tsukasa pun kembali mencoba mendalami peran, tidak ingin terus terlarut dalam pikirannya.

"Orang ini akan menemanimu selama perjalanan. Nah, semoga menyenangkan! Selamat tinggal! Wahahaha!" ujar Leo dengan cengiran seraya menepuk punggung Kuro lalu pergi turun meninggalkan panggung. Saat Leo meninggalkan panggung, Kuro dan Tsukasa memberi hormat.

Latar berganti, menjadi hutan. Kuro dan Tsukasa melakukan perjalanan. Suasana hijau mulai terganti dan memenuhi mata sepanjang mereka memandang. Mereka sudah masuk terlalu jauh ke dalam hutan. Seharusnya, Tsukasa memasang senyum bahagia menikmati perjalanan ini. Namun, Leo yang akan menganggu Kumiko terus saja terngiang di kepalanya.

"Bocchan, perlukah kita beristirahat di sini terlebih dahulu?" tanya Kuro. Tsukasa yang mendengarnya, mengangguk. "Ah, benar. Sepertinya kita harus beristirahat di sini terlebih dahulu."

Dengan persetujuan dari Tsukasa, mereka kemudian memutuskan untuk singgah sebentar. Sang pangeran tak menaruh kecurigaan sedikitpun pada tingkah si pemburu. Saat Tsukasa ingin mengamati rusa yang baru saja lewat, sebuah kapak terlempar dari arah belakang. Membuat rusa yang ingin diamati oleh Tsukasa menjadi kabur.

"Aduh, meleset!"

Pangeran mengerutkan dahinya. "Kau ingin memburu rusa itu, kah?"

Pemburu menggeleng lalu mengambil kembali kapaknya. Ia memasang raut sedih dan mengarahkan kapak tersebut pada Tsukasa. "Maaf pangeran, tapi ini perintah langsung dari raja."

Kenapa perannya harus terbalik seperti ini?! Mana aku tidak diperbolehkan membawa pedang, batin Tsukasa kesal.

"T-tunggu sebentar! Tidak bisakah kau mengampuniku? Aku berjanji tidak akan menginjakkan kaki ke istana, lagi!" Tsukasa mundur perlahan sembari mencoba menarik hati si pemburu.

"Hm ...." Kuro mulai tertarik akan tawaran Tsukasa dan berpikir sejenak untuk menerima atau menolak. Namun, tetap saja ia tidak berhenti untuk melangkahkan kakinya sedikit demi sedikit menuju pria dengan pakaian old europe tersebut.

"Tolonglah ... aku masih ingin hidup," pinta Tsukasa memelas.

Kuro berhenti. Kapaknya terjatuh. Mungkin pemuda dengan wajah sangar itu terperangkap dalam keimutan sang pangeran. Dan sepertinya benar, rupanya Kuro berbalik agar tidak melihat tatapan penuh kasihan itu lagi.

Ia berdehem. "Baiklah, bocchan. Aku akan pergi memburu dan mendapatkan jantung hewan buas lain. Sebagai gantinya, anda tidak boleh menampakkan diri di istana atau depan Yang Mulia lagi."

"Thanks god! Terimakasih banyak, hunter!"

Begitulah Kuro pergi mencari hewan buas untuk dijadikan sebagai pengganti agar diberikan kepada Leo. Sejujurnya, Leo meminta untuk membawakan otak Tsukasa tapi Kuro tidak bisa menyanggupi sehingga sang raja itu hanya menyuruh untuk membawakan jantung.

Sedangkan Tsukasa, ia pergi berlari menjauhi Kuro. Mencoba mencari tempat di dalam hutan agar tak pernah dilihat oleh siapapun lagi.

"Hah, seharusnya aku membawa pedangku tadi. But, kenapa Your Majesty ingin membunuhku? Apa karena soal yang tak sengaja kudengar tadi?" tanya Tsukasa pada dirinya sendiri.

Hari mulai berganti menjadi gelap, hawa dingin ikut serta menunjukkan diri. Tsukasa dalam hati menggerutu sembari duduk menyandar di pohon. Ia tidak suka ini, sang pangeran kelaparan dan kedinginan. Ia memeluk dirinya, berjaga-jaga jika ada serangga yang mendekati lalu jatuh tertidur karena kelelahan.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro