1: Start!
.
.
Kumiko melempar tatapan tak suka pada kakak angkatnya. Gadis dengan rambut berwarna biru muda itu mengembungkan pipinya kekanakan. Pasalnya, apa yang tiba-tiba menyambar pemuda merah itu? Memberikan sebuah naskah secara mendadak dan menyuruhnya untuk memainkan salah satu peran. Dan lagi, waktu latihan hanya seminggu.
Yah, seharusnya tidak masalah. Naoto pun sudah banyak memberikan sesuatu padanya, gadis biru tersebut ingin membalas budi meskipun hanya lewat pementasan kecil yang diinginkan oleh pemuda merah itu. Ia bahkan sudah berlatih dengan sebaik mungkin untuk menjadi peran putri.
"Untuk apa, sih? Ugh ... Naoto bodoh," gerutunya kebingungan akan tingkah kakaknya yang di luar nalar. Iris biru tuanya kembali menatap sinis. "Kenapa pemainnya orang yang kukenal semua dan mereka tidak pernah memberitahuku, huh? Tak kusangka Naoto akan seperti ini!"
Di hadapannya saat ini, anggota Knights juga anak Yumenosaki lainnya tengah berdandan sesuai peran yang diberikan Naoto. Sepertinya, Tsukasa yang akan menjadi pangeran. Wajah gadis itu memerah ketika melihat adik kelasnya mengenakan pakaian ala kerajaan tersebut.
Tidak buruk! Kasa-kun terlihat lucu sekali dengan pakaian itu, batinnya ber-fangirling.
Oh, tapi tidak semudah itu ia akan memaafkan Naoto karena telah seenaknya seperti ini. Belum selesai Kumiko mengutuknya, Tsukasa menghampirinya dengan senyum yang sangat cerah.
"Oneesama, kau terlihat marvelous dengan gaun itu!" ujar Tsukasa bersemangat meskipun posisinya tak jauh dari kata pangeran. Irisnya berkilauan, sama seperti saat dirinya merasakan snack ataupun dessert lainnya. Senyuman yang ia ulas membuat Kumiko makin ingin mengelus kepalanya.
Benar saja, tangan gadis itu mengelus kepala merah tersebut tanpa sadar. Membuat yang lain melihatnya hanya bisa menggelengkan kepala kecuali Leo yang ikut meminta untuk diperlakukan sama seperti Tsukasa. Tentu saja berakhir dengan Kumiko yang menolaknya.
Dari belakang panggung, Tsukasa dan Leo mulai berjalan keluar untuk mengambil posisi dan menunggu agar tirai dibuka. Tolong jangan bertanya ini aula theater milik siapa, keluarga Akasaki adalah keluarga yang setara dengan Tenshouin―gadis serba biru itu memang harus bersyukur telah diadopsi di keluarga tersebut meskipun marganya masihlah marga lama.
"Hah, tunggu, kenapa pangeran dan raja yang keluar pertama?" Kumiko bergumam, makin kebingungan. Ingin menegur namun tidak mungkin kan kalau mereka berdua salah bagian? Ia kembali mengintip dari balik tirai, nampak pemuda serba merah yang menyeringai tipis.
"Naoto ... mencurigakan."
Arashi, sebagai narator mulai memegang mic. Senyum ramah nan hangat itu ia ulas dengan baik di wajahnya. Pemuda berambut blonde itu memulai narasinya dengan sangat memukau.
Suatu hari, hiduplah seorang pangeran yang sangat tampan. Kulitnya seputih salju, rambutnya semerah apel, netranya ungu gelap.
"Lho? Lho?!"
Pangeran tersebut hidup bersama ayah tirinya yang merupakan seorang raja.
"Hah? Kebalik?! Ini beneran cerita putri salju?!"
Pangeran tersebut bernama Snow White.
Kumiko membelalakkan irisnya mendengar narasi demi narasi tersebut dibacakan. Begitu pula dengan Tsukasa dan Leo yang memainkan peran pangeran serta raja dengan sangat baik. Tidak, tidak, pasti ini kerjaan Naoto.
Izumi yang melihat gadis tersebut panik sendiri hanya bisa menautkan alisnya, bingung. "Kau kenapa sih, kelinci biru?"
"Izumi-senpai, ini ... ceritanya kenapa begini?" tanya gadis berambut biru muda tersebut dengan raut yang tak dapat dijelaskan.
Dengusan kasar terdengar, Izumi memutar irisnya malas. "Bukannya kakakmu itu memberikan naskah dengan peran terbalik? Kau jadi putri yang akan menyelamatkan Kasa-kun, kan?"
Oh, terkutuklah kau. Naoto, batinnya kesal.
Mendengar perkataan Izumi, Kumiko bergeming dalam diam. Tubuhnya berhenti bergerak seakan seperti batu. Melihat reaksi producer-nya tersebut, Izumi sepertinya dapat menebak apa yang terjadi. Dengan cekatan, tangan pemuda berambut silver itu mengambil naskah yang berada di atas meja rias dan memberikannya pada Kumiko.
"Aku tau kau budak disney! Jadi, kau pasti sudah hafal sebagian besar dialog dan jalan ceritanya bagaimana, kan? Toh, meskipun ini didokumentasikan tak akan dipublikasikan katanya. Kakakmu itu merepotkan sekali, chou uzai!"
Saat Kumiko ingin menerima naskah tersebut, Izumi malah memukul kepalanya dengan kertas penuh skenario itu.
"Hafal bagianmu sebelum tampil. Lakukan demi Kasa-kun, ok?"
"BAIK!"
Tapi ... memang bisa menghafal dalam beberapa menit? Ah, kacau! batinnya meringis.
Gadis serba biru itu terus-terusan mengutuk Naoto seraya menghafal bagiannya. Tentu saja, ia tidak akan membuat dirinya sendiri malu, apalagi di hadapan sosok yang ia sayangi seperti adik. Non, non!
.
.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro