49 : Hendrick
"Kak Nancy!"
Di lorong sepi rumah sakit, siang itu, Nancy menghentikan langkahnya ketika seseorang berteriak memanggilnya dari ujung lorong. Perlahan-lahan ia memutar punggungnya, lalu siluet sesosok anak laki-laki di antara semburat cahaya sore itu membayang di lantai rumah sakit. Senyum Nancy seketika terbit, sementara Hendrick berlari ke arahnya tanpa langkah jingkat. Seketika, Nancy merasa hatinya menyembur hangat.
"Kak Nancy, ini aku Hendrick." Anak itu tersenyum cerah, baju pasien dengan mantel panjang seperti yang biasa ia kenakan tidak lagi di sana. Kali ini, anak itu mengenakan baju kemeja lengkap yang formal. Sangat tampan dan gagah. Mendengar suara lembut dan empuk itu membuat jantung Nancy berdegup pelan, tersenyum haru dan menatap tak percaya ke arah teman kecilnya. Seakan-akan, ini adalah kali pertama ia bisa mengenal Hendrick lagi setelah berbulan-bulan tidak bertemu.
"Hendrick..." Nancy menyentuh kepalanya. "Suara kamu..."
Hendrick tersenyum. Senyum yang sangat cerah, bahkan hingga membuat dadanya sesak betapa indahnya senyum itu hingga bisa membuat air matanya bisa saja luluh. Ia terlalu bahagia.
"Kak, kenapa nangis?" tanya Hendrick tiba-tiba. Menyadari itu, Nancy buru-buru mengusap air matanya lalu tersenyum sambil menggeleng.
"Denger suara kamu tuh bikin aku kayak merasa hidup lagi."
Hendrick hanya tersenyum mendengarnya. Sejenak, anak itu melongokkan kepala, menoleh ke kanan dan ke kiri lorong seperti mencari seseorang. Sebelum Hendrick bertanya, Nancy sudah tahu apa pertanyaannya.
"Kak, Kakak Justin ke mana ya?"
Pertanyaan yang Nancy sudah nantikan akhirnya ia dengar. Seraya tersenyum dan mengelus punuk kepala anak itu, sama seperti apa yang Justin lakukan sebelum ia pergi, Nancy berujar pelan dan tulus.
"Justin... udah bahagia, di atas sana."
----
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro