Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

30 : Di atas langit bianglala

Malam sudah membayang, pasar malam sepertinya tidak akan pernah hilang. Jakarta yang penuh polusi, setelah masuk sini, tenggelam bersama rasa gembira. Anak-anak berlarian sambil penuh tawa, makan es krim, menikmati waktu dan semburat oranye tadi sore. Nancy sudah bermain beberapa wahana bersama Hendrick. Justin tidak pernah mau ikut naik. Katanya dia bagian yang mengawasi saja. Padahal Nancy tahu, laki-laki hanya gengsi kalau ke tempat seperti ini. Tapi melihat Hendrick tertawa tanpa suara, itu sudah membuat hati Nancy hangat. Terlebih senyum lebar yang tidak pernah ia lihat sebelumnya ternyata memancarkan kebahagiaan untuk orang lain. Nancy sering membayangkan, kenapa orang seperti ini harus terkurung akan kesedihannya sendiri? Ia yang memikirkan hal itu saja kadang merasa tidak rela. Hendrick yang harusnya diberi penuh rasa kasih sayang dan cinta, sama seperti Justin, seharusnya berkembang dengan penuh rasa syukur karena dicintai sekitar lingkungannya.

Tapi lagi-lagi, kadang tidak pernah ada yang adil. Mereka hanya seimbang.

Euforia itu membawa Hendrick terus menggenggam erat tangan Nancy, seakan terus mengajaknya ke setiap wahana. Untuk yang satu ini, Hendrick menunjuk bianglala dengan antusias.

"Bianglala? Ayo!" kata Nancy penuh semangat. Ia hendak berlari ke antrean, tapi ia baru ingat Justin.

Ia memandang berkeliling. Tadi ia lihat cowoki itu di dekat pos jaga, tapi sekarang menghilang.

"Nyari gue?" tiba-tiba suara itu datang dari depannya.

Dengan kedua tangan di masukkan ke saku, ia berjalan mendekat entah dari mana.

"Eh, naik bianglala yuk! Bertiga bisa!" ajak Nancy dengan mata berbinar-binar. Mendengar pernyataan itu Justin menghela napas, melihat wahana bianglala yang antrenya cukup panjang.

"Ah, antrean sebanyak itu?"

"Ayolah, makanya dari sekarang kita antre! Yuk yuk!" Seketika Nancy tidak peduli dengan jawaban Justin, ia hanya menarik tubuh cowok itu dengan paksa, mengikuti Hendrick yang juga melangkah bersemangat.

Meski antrean penuh, lima kemudian satu per satu semua orang kebagian tempat duduk di bianglala itu. Nancy dan Hendrick menaiki kabin dengan semangat, sementara Justin hanya tersenyum hambar melihat orang dewasa berperilaku seperti anak kecil itu. Ketika menaiki kabin yang cukup lega, Nancy dan Hendrick seperti anak kecil yang sangat gembira waktu putarannya berangsur-angsur naik, ia bahkan melongok ke bawah-bawah lalu melambai entah ke siapa.

"Eh, lo nggak pernah naik ginian apa?" tanya Justin ketika kabin mereka sudah pelan-pelan naik. Nancy menyisipkan rambutnya yang terkena angin lalu tersenyum lebar ke arahcowok yang duduk di hadapannya.

"Terakhir naik waktu SD. Tapi waktu itu gue sama nyokap sih. Liat sunset. Bagus banget."

"Oh ya?" kata Justin.

Nancy mengangguk. "Tapi ternyata naik pas malam-malam lebih seru. Lihat, lampu di kota jadi bagus, kayak di luar negri gitu ya!" ia berbicara pada Hendrick sekaligus Justin.

Justin hanya menggelengkan kepalanya pelan, tak bisa lepas mengamati Nancy setengah merasa lucu. Tingkah Nancy yang galak dan super dingin itu ternyata bisa luluh di atas kabin ini. Ketika kabin semakin naik seakan-akan bisa menyentuh langit, Hendrick dan Nancy yang sedang sibuk bermain isyarat tangan tiba-tiba berhenti. Nancy menoleh ke arah Justin yang sedang menikmati pikirannya sendiri itu.

"Eh, gue jadi inget cerita lo yang waktu itu." Nancy berujar, membangunkan Justin dari matanya yang terpejam. Laki-laki itu tidak mengatakan apa-apa, hanya menatap Nancy dan menunggunya melanjutkan.

"Soal salju dan kupu-kupu, gue jadi kepikiran, kalau mereka nggak dibatasi oleh waktu, mungkin bisa bahagia juga. Maksud gue, bukan masalah siapa yang bisa bertahan lama buat hidup di dunia, tapi, bagaimana kita kehilangan mereka adalah pelajaran buat menempuh kebahagiaan kita." Nancy meresapi kata-katanya sendiri. Ia menatap cowok yang bergeming itu di depannya.

"Jadi, kalau kupu-kupu itu ditinggalkan oleh salju sekali pun, ia yang sedih dan terpukul, pasti punya sesuatu untuk diingat. Baginya, ia tahu, hal kecil seperti itu kadang yang bisa mengubah hidupnya untuk semakin berjuang dalam menempuh hidupnya. Seperti salju yang nggak berhenti mencintainya, iya kan? Bagus nggak pendapat gue?" Mata Nancy berkedip-kedip, merasa bangga dengan pernyataannya sendiri. Berada dekat langit membuat Nancy teringat banyak sekali hal bermakna. Ia seperti bisa melihat jauh dari atas sini, ke bawah, mengenai dunia yang selama ini ia pijaki. Tapi jauh di atas, sebenarnya makna hidup tidak pernah menjarak seperti bumi dan langit. Mereka sama-sama dekat, mungkin mereka yang tidak memiliki jarak untuk saling memiliki dalam seiutuhnya.

Justin tidak langsung menjawab, ia hanya terus menatap Nancy dengan senyum kecil yang membuat Nancy tidak nyaman.

"Kadang lo nggak bisa tebak hari besok, bukan?" kata Justin pelan.

"Maksudnya?"

"Ada banyak misteri di masa depan. Kayak lo sama gue."

Nancy terdiam cukup lama untuk berpikir.

"Dan itu bikin gue ngerti, kalau nggak selamanya hidup bisa gue atur. Gue nggak bisa mecat lo, gue nggak bisa usir lo, gue nggak bisa menjauh dari lo, i mean... gue nggak menginginkan matahari, tapi dia selalu ada. Semacam itu." Justin menutup penjelasannya dengan sedikit keraguan. Ia membuang wajah ke arah lain.

Nancy tidak tahu harus merespon apa, ia hanya tersenyum, menganggap semua yang ada di atas sini hanya karena dunia rasanya begitu dekat hingga menyentuh hatinya. Hingga semua orang bisa mengeluarkan kata-kata bermakna seperti ini. Ia ingin mendengar Hendrick mengucapkan sesuatu. Mungkin jika mereka bertiga bisa membagi makna itu, semua bisa jadi indah.

Tapi cukup malam itu, di atas bianglala langit, Nancy sudah cukup bahagia.

Dan hangat pada kata-kata yang membekas sampai ia turun.

----

Sebelumnya makasih ya sudah menyempatkan waktu untuk membaca. Cerita ini akan ku update setiap hari, jadi jgn lupa masukkan ke library kalau tertarik☺️

Aku sangat mengharapkan ada feedback dari pembaca. Baik kritik ataupun saran aku sangat terbuka. Jangan sungkan untuk berkomentar ya hehe💜 apapun itu aku hargai karena untuk perkembanganku dalam menulis setelah sekian lama akhirnya haha.

Ditunggu part selanjutnya ya. Terima kasih

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro