Special Edition ( Part 19 )
Adwa terjaga dari tidurnya. Dia menoleh ke sisi. Kosong. Hanya ruang kosong yang menemaninya sejak semalam. Mana taknya, dah Nadine teman ibu Nia dekat hospital.
Alahai nasib badan tidur sorang-sorang. Seketika Adwa memandang jam tidur yang terletak elok di meja sisi katil. Jam menunjukkan pukul 6.00 pagi. Alhamdulillah nasib baik tak terlepas solat subuh.
Seketika Adwa bangun sambil merenggangkan tubuh badannya. Selepas itu dia mencapai tuala mandi lalu bergerak menuju ke toilet. Nak siap - siap untuk solat Subuh dulu. Hmm hari ni solat sorang-sorang lah nampaknya. Kalau tak berjemaah dengan Nadine.
Beberapa minit kemudian Adwa selesai solat Subuh. Diakhirinya dengan sedikit doa.
" Ya Allah.. ya tuhan ku... berikan lah kesihatan yang baik buat ayahnda, bonda, ahli keluarga ku... dan juga isteriku... Ya Allah ya tuhan ku.. engkau lindungi lah mereka di mana saja mereka berada... Engkau tambahkan lah kebahagian buat keluargaku Ya Allah... Ya Allah engkau akhiri lah segala kesedihan dan penderitaan isteriku... engkau permudahkan lah segala urusannya.. Aku mohon Ya Allah.. engkau makbulkan lah doaku ini... Amin.... Amin rabal alamin.. " ucap Adwa tulus di dalam setiap doanya itu. Semua doanya hanya terucap buat orang-orang yang dia sayang sehinggakan dirinya sedikit pun tidak diucap.
Setelah selesai solat, Adwa mendekati katil lalu mengambil telefon bimbitnya. Dia ingin menelefon Nadine untuk bertanya akan keadaan di sana.
Nombor telefon Nadine di dail Adwa. Beberapa saat kemudian, panggilan di angkat.
" Hello Assalamualaikum... sayang... " panggil Adwa.
" Hello waalaikumusalam habib... "
" Sayang macam mana? Okay ke kat sana? "
" Ya.... okay aje.. cuma keadaan Nia tak menentu lah sekarang... "kata Nadine sedikit sedih di hujung talian.
" Oh hmmm tak apa... kita doakan untuk Nia ya.. semoga cepat sedar.. "
" Hmm ya.. oh by the way... hari ni saya tak masuk class tau.. errrr maybe saya akan temankan ibu sampai petang... hah awak okay kan? " kata Nadine.
Adwa mengetap bibir sedikit. Hmm alone lagi aku!
" Habib? " soal Nadine setelah Adwa hanya mendiamkan diri di hujung talian.
" Err hah.. ya tak apa lah... sayang temankan lah ibu... ibu perlukan sayang sekarang kan... Habib okay aje.. janji sayang happy aje... " kata Adwa cuba beriak bersahaja. Actually dia sedikit kecewa.
" Hee thanks habib sebab faham Nadine.. Okay lah habib... Nad kena pergi tengok ibu dulu ni... bye... take care.. Assalamualaikum... " kata Nadine seraya menamatkan panggilan.
Tut.....
Adwa sedikit tersentak. Macam tu aje dia putuskan panggilan? Wehhh dia tak cakap pun yang dia rindukan aku? Ohhh sadisnya. Tak tanya ke suaminya ni dah makan ke apa ke? Alahaiii..
" Waalaikumusalam sayang... take care too.. " balas Adwa even dia tahu panggilan dah ditamatkan dan Nadine pun takkan dengar dah.
Sempat mata Adwa melirik ke arah kotak baldu merah di atas meja berdekatannya. Hmm bila aku dapat bagi cincin tu dekat dia ehh?
*****************
Adwa hanya menguis - nguis nasi di dalam pinggannya itu. Hmm entah lah tak ada selera pulak dia nak makan hari ni. Alahaiii tadi pun class semuanya dia tak fokus. Mood dia fly entah ke mana.
" Kau asal ni bro? Moody aje aku tengok hari ni? Ada apa - apa tak kena ke? " soal Syafawi.
" Hmmmm.... " keluh Adwa.
" Haah asal wehhh? Story ahhh dengan kitaorang... mana tahu kitaorang boleh happykan kau ke?" tambah Noah pulak.
" Hmmm isteri aku lah... haish... " kata Adwa sambil melepaskan keluhan.
" Isteri kau? Kenapa? " tanya Noah pelik.
Errrrr.. macam mana aku nak story dekat kawan - kawan aku ni? Diaorang bukannya tahu sangat pun pasal Nadine yang sebenar - benarnya... Sebab aku tak pernah cerita pun pasal Nadine yang ada kelebihan boleh nampak makhluk - makhluk halus tu.
" Cepat lah Adwa... kenapa dengan isteri kau? Dia curang ke dengan kau? " soal Syafawi pulak tidak sabar - sabar nak tahu.
" Ehh mana ada dia curang... hmmm tak macam ni... aku just rasa terabai jugak lah untuk beberapa hari ni.. sebab dia busy memanjang dengan urusan dia... hmm aku ni sebagai suami serious rasa alone and terabai wehh... but aku cuba tabahkan hati untuk faham dia.. hmmm " luah Adwa beria - ria hahahaha.
Well ingat perempuan aje ke boleh luahkan perasaan dekat bff dia. Lelaki tak boleh?
Terangguk - angguk Noah dan Syafawi jadinya.
" Alahhh kau ni kerek ahh Adwa.. " kata Noah tiba-tiba.
Adwa memandang tajam ke arah Noah. Ehh mamat ni kata aku kerek pulak? Asal?
" Apasal pulak aku kerek? " tanya Adwa tidak puas hati.
" Yelah.. kalah orang yang bercinta ni tahu... kau tu mana pernah bercinta kan? So bukan dah biasa alone ke? Hahahaha sabar aje lah sikit bila isteri kau tu busy... " jelas Noah seraya menyedut air anggur yang dibelinya tadi.
Syafawi ketawa mengejek.
" Hahahhaa tu ahhh... apa lah Adwa kau ni... rileks lah... busy sikit aje pun.. takkan kau nak sedih bagai... alaaa nanti ada free time tu.... ajak lah gi date... apa susah... " kata Syafawi pulak.
Adwa mencebik! Cehh mangkuk punya kawan! Bukan nak support member, bahan lagi ada lah. Menyesal luah perasaan dekat bff lelaki ni.
" So guys... petang nanti class tak ada kan? Hang out jom? Wayang ke? Karok ke? " ajak Syafawi.
" Haah kan.. kita pun dah lama tak hang out sama-sama... " kata Noah.
Senyuman Syafawi dan Noah mula terarah kepada Adwa.
" Dan... Adwa pun dah lama tak belanja kita! " kata Noah dan Syafawi serentak.
Adwa mencebik! Hampehhh punya kawan-kawan... bab nak pau aku no 1 😒😒😒
Habis saja tengok wayang, mereka bertiga terus stop singgah makan dekat MCD. Hee tempat favourite diaorang kalau keluar hang out.
Yang penting semua Adwa belanja. Well tahu kan Adwa anak raja... so wang belanja berkepuk - kepuk! Cehhh.
" Guys aku pergi toilet kejap ea... " kata Syafawi.
Adwa dan Noah mengangguk. Mulut masing-masing dah penuh duk mengunyah makanan yang dipesan...
Beberapa minit kemudian, Adwa berhenti mengunyah. Dia memandang sayu ke arah Noah. Tetiba dia rasa macam tak sedap hati.
Seketika Noah perasaan akan tingkah laku Adwa.
" Asal kau? Tergigit lidah ke? " soal Noah.
Adwa menggeleng.
" Ermm... Noah.. aku nak pesan kau something ni... " kata Adwa tiba-tiba.
" Pesan apa? "
*******************
Beberapa hari kemudian.
Nadine menunggu akan kehadiran Adwa. Adwa hari ni janji nak lunch sama - sama. Alahaii baru sekarang dia ada masa nak lunch sama- sama dengan Adwa. Kalau tak beberapa hari sejak keadaan Nia tak menentu tu agak susah jugak Nadine nak bersua muka dengan Adwa.
Terbit juga perasaan rindu tu dekat Adwa. Masing - masing busy jugak sebab dah nak dekat final exam sekarang.
Tadi pagi Adwa ada pesan suruh tunggu dekat falkulti perniagaan ni. Sebab senang sikit diaorang nak jalan sama-sama pergi cafe.
" Nadine... "
Nadine menoleh. Eh ingatkan Adwa tadi.
" Eh Noah... "
" Awak tengah tunggu Adwa ke? " tanya Noah yang tiba-tiba muncul itu.
" Haah.. nak lunch sama-sama... ehh awak sorang aje? Adwa mana? " kata Nadine.
" Oh tak ni yang saya nak bagitahu.... Adwa suruh pesan dekat awak yang dia pergi library jap... pastu dia suruh awak tunggu dekat tingkat bawa bangunan library.. " kata Noah menyampaikan pesanan.
" Ehh yeke ? Hah okay - okay thanks... " kata Nadine seraya melangkah pergi.
Seketika Noah juga beredar dari situ.
Di tingkat bawah bangunan library. Nadine terpacak lah sorang-sorang dekat situ. Panas terik matahari juga tidak diendahnya. Hmm mana lah Adwa ni? Asal lama sangat pergi library pun?
Dalam diam ada sepasang mata sedang memerhati dari tingkat atas. Dia tersenyum sinis.
Kedua - dua belah tangan sedang rapi memegang pasu bunga.
" Hari ni juga aku akan tamatkan segalanya... " kata orang itu sinis.
Pandangan matanya terhadap Nadine di bawah itu penuh dengan dendam yang membara.
Seketika dia mengangkat pasu itu untuk dilepaskan ke bawah.
Part of Nadine.
Mana Adwa ni? Seketika Nadine melihat phonenya. Ada satu chatt whatsapp dari Adwa.
Habib 💓
Sayang ! Sayang kat mana ?
Nadine terpinga sendiri. Eh kenapa Adwa tanya aku dekat mana? Sedangkan dia sendiri yang suruh aku tunggu dekat bawah bangunan library ni?
Tetiba Nadine tergerak hati untuk memandang ke atas. Dia mendongak perlahan-lahan memandang ke atas.
Nadine tersentak !
Dia melihat seseorang yang dia kenal sedang memegang pasu bunga untuk dilepaskan ke arahnya. Nadine tergamam. Kakinya kaku. Lebih - lebih lagi bila dia tengok wajah orang itu.
" Sya.. fawi? " desis hati Nadine.
Syafawi akhirnya perasan apabila Nadine sudah melihat ke arahnya. Tanpa membuang masa pasu tersebut dilepaskan.
Melihatkan saja pasu yang tengah turun laju dari tingkat atas itu, Nadine terus menunduk sambil memejam mata. Ya Allah....
Pranggggggg !
Kedengaran pasu bunga itu jatuh pecah berderai. Nadine masih rapat menutup matanya. Eh kenapa dia tak rasa apa - apa pun ni? Dah tu dia dengar degupan jantung seseorang aje. Akhirnya Nadine membuka matanya perlahan - lahan.
Dia terpanar. Sekarang dia dalam pelukan Adwa. Seketika pelukan dilepaskan. Peluh di dahi Adwa menitis nampaknya. Ya lah Adwa lari - lari di merata tempat untuk mencari Nadine.
" Aw.. ak... oka.. y? " soal Adwa tercungap - cungap. Sebab banyak lari maybe.
Nadine mengangguk penuh debaran. Ya Allah.. nasib baik Adwa sempat selamatkan aku.
Adwa tersenyum kecil sambil mengusap kepala Nadine. Nadine membalas senyuman itu.
Namun tiba-tiba tubuh Adwa melorot jatuh terkulai di situ.
Nadine tersentak hebat!
" Adwa ! " teriak Nadine lantas memangku kepala Adwa saat itu.
Tetiba dia rasa sesuatu pada tangannya yang sedang memangku kepala Adwa. Ditarik tangannya seketika untuk dilihat. Nadine tergamam. Ya Allah ! Darah....
Ya pasu tu memang tak terkena langsung di kepala Nadine tapi terkena di kepala Adwa.
#Omg... guys macam mana dengan Adwa? Apa semua ni? Apa kaitan dengan Syafawi? Kenapa tetiba Syafawi nak cederakan Nadine pulak? Motif? Or dia tersampuk? Nak tahu guys? Stay tuned for last chapter nanti ya! 🤗 Happy or sad ending? Heeee keep vote and comment byk2 supaya author lgi semangat nak karang untuk last chapter 😂❤💕💕
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro