(Name) mendengus menatap keranjang belanja yg sudah mulai dipenuhi makanan ringan. Belum lagi dua temannya ini malah pergi berpencar untuk mengambil snack nya masing masing, meninggalkan (name) bersama keranjang belanja nya.

Tingg

(Name)
Otw|
read, 13:37

Rahmat
|udh otw?

(Name)
Otw mall mksd nya|
Ni masih nemenin Putra sm Mawar jajan|
Takut kelaperan katanya|
read

Rahmat
|mengetik...

(Name) mendesis menatap jam yang terus berputar, dan ia masih duduk disini menunggu Mawar dan Putra.

Ting!

Rahmat
|oke
read

"(Name) udah ayo" Lelaki yang lebih tinggi darinya pun langsung merebut keranjang yang dipegang (name).

Mata gadis tersebut langsung bersinar amat kinclong, "Akhirnya, setelah berabad abad gue nunggu.. Puja kerang ajaib"

Mawar terkekeh, tangannya langsung merangkul (name) mesra, "Sape yg udah? Ayo ketempat buah. Ga lucu kita kesana tangan kosong" katanya sambil meledek (name) yang langsung kembali lesu.

Org kalo liat mungkin nyangka nya mereka nge-lesbi. Pdhal mah besti.

"Tangan kosong apanya coba, ga liat itu keranjang udh penuh?" cibir (name) menatap sebal kearah keranjang belanja, "itu buat kita bukan buat Rahmat dan keluarga" Jawab Mawar lalu ngacir nyamperin Putra.

Dan keranjang pun kembali ke tangan (name).

'Ya Tuhan, berikanlah hamba mu ini kesabaran untuk tidak menebas mereka'

"SAMLEKOM" teriak Mawar gak ada kalem kalem nya, "RAHMAT MAEN YOOO" sambung Putra sambil menggoyang-goyangkan pagar rumah Rahmat tidak selow.

Mbak nem:

"Gatau gak kenal" gumam (name) pura pura sibuk dengan gadget nya. Jari jemari nya dengan gesit mencari kontak Rahmat dan menekan tombol telepon nya.

Zaman udh maju loh put, war. Masi jaman gedor gedor rumah orang kek gitu? Malu maluin ae :)

"Hal–" begitu panggilan tersambung (name) dengan cepat langsung menempelkan telinga nya ke handphone.

Helaan nafas terdengar dari sebrang, membuat Rahmat kebingungan, "MAT LO DIMANE? NI DUA MONYET GABISA DIEM ANJROT, MALU MALUIN" seru (name) ke handphone nya, yang membuat si lawan bicara sontak menjauhkan telinga nya dari handphone nya.

"SAMLEKOM RAHMAT"

"RAHMAT MAIN YOK"

"MATTT—"

Sebuah Imajiner tercetak jelas didahi (name), "LO BERDUA DIEM KEK—" sesaat kemudian, terdengar lah bunyi getokan yang sangat amat nyaring.

Rahmat yang sedari tadi menyimak hanya menghela nafas, "pertama tama, Wa'alaikumsalam—"

"Oiya Assalamu'alaikum, lupa" sela (name) yang membuat Rahmat kembali menahan sabar.

"Kedua, lo spiker dlu deh ini" Suruh nya yang langsung dilaksanakan oleh (name).

Entah mengapa hawanya tiba tiba menjadi menyeramkan..

"Ketiga, Mawar sm Putra diem dlu" Nah kan kicep mereka.

"Keempat, ada bokap gue lagi dirumah" nah ini nih, awal mula kehancuran v0.2

Putra dan Mawar bertatapan sesaat, lalu mereka berdua saling mengangguk. Seperti merencanakan sesuatu yang mencurigakan. Melihat ada hal yang Janggal, (name) memicingkan mata nya kearah dua sejoli tersebut.

"SAMLEKOM, BAPAK NYA RAHMAT—"

"YA TUHAN, ASTAGFIRULLAH SETAN EMANG YE KALIAN" Seru (name) frustasi.

"Kelima, GAUSAH TERIAK ITU DISAMPING PAGER ADA BEL, DIPENCET" Pekiknya yang membuat semua terdiam, termasuk akang gorengan yang sedari tadi memantau kegoblokan mereka.

"KEENAM GUE LAGI DIJALAN, BYE" telepon pun dimatikan secara sepihak yang membuat (name) terbengong.

Mampus, Rahmat dah kena mental tu.

Ya gimana gak kena mental wong dia lagi di jalan tbtb ditelpon sm manusia manusia sedeng yg lg kesurupan berakhir teriak teriak dipinggir jalan—

Huh, napas..

Dan yah, akhirnya Rahmat menyadari bahwa manusia disekitarnya gk ada yg bener, kecuali dirinya sendiri.

Rahmat rn :

"Sabar, bntr lagi nyampe rumah langsung gebukin aja merekanya"

Oke, balik ke sisi (name) dkk.

Setelah puas memarahi kebodohan Mawar dan Putra yang membuatnya malu bukan main, ia akhirnya memberanikan diri untuk menekan tombol Bel tersebut.

'Pls, jangan diomelin pls jangan diomelin' batinnya takut takut.

"Oh? Temennya Rahmat? Masuk masuk" ujarnya sambil menggosok rambut nya yang masih basah.

Gadis dengan surai (h/c) tersebut terkesima, "Abang nya rahmat?" tanyanya tanpa sadar.

Pria yang lebih dewasa tersebut menyerit heran, "Hah? Saya emg ganteng, tp saya bapaknya" jawabnya singkat lalu membukakan gerbang untuk memasukkan motor mereka masing masing, kecuali (name) karna dia gak bawa motor.

Seketika gadis tersebut merutuki kebodohannya, jelas jelas Rahmat udh bilang tadi kalo yg dirumah nya tu bapaknya. Kenapa dia malah nanya lagi coba..?

Yah azab ngatain Mawar sm Putra mulu sih itu mah :p

"Masuk, anggap aja rumah sendiri" yah seperti perkataan bapak bapak dan ibu ibu ibu pada umumnya.

"Hehe santuy om" balas Putra nyengar nyengir.

"Om Rahmat kemana om?" tanya Mawar memecahkan keheningan, "saya suruh beli gorengan bentar, tunggu aja" ujar nya masih sibuk mainan sama burung nya.

BURUNG PELIHARAAN LOH BUKAN YG LAIN.

Kan ga mungkin ku tulis dia melihara ulet-chan yg sangat cantip jelita itu. Bisa bisa tomato dijambakin toji stan ( ͡° ʖ̯ ͡°)

"Oiya, btw jangan panggil om. Saya masih muda, panggil aja Tejo" katanya santai, (name) sontak menggeleng keras, "ga bisa om, kan om lebih tua dari kita" tolak (name) dengan intonasi halus.

"Loh? Kenapa, saya kan ga bilang klo saya keberatan. Dipanggil mas juga gapapa" Mawar dan Putra seketika menahan tawa nya, sedangkan (name) hanya merespon nya dengan tersenyum canggung.

Kiw, mas Toji, eh uhm mksdnya mas Tejo (˵ ͡° ͜ʖ ͡°˵)

Untuk sesaat (name) menyadari, bahwa Rahmat selama ini sabar juga ya sm dunia..

'Turut prihatin deh sm keadaan mental Rahmat, salut gue' batin nya depresot melihat keadaan yg mulai kacau kembali.

TBC

Yahoo~

Bek lagi dengan tomato, kiw gimana?? Maz Tejo dah nongol ni. Mau dimasukin ke love interested ga? Hehe (˵ ͡° ͜ʖ ͡°˵)

BERCANDA, YAKALI RAHMAT DISURUH SAINGAN SM BAPAK SENDIRI ಥ‿ಥ

Btw sesuai janji ku, ini kubawa kan spoiler visualisasi kak Pramudya, umumu (づ￣ ³￣)づ

Face reveal ga ni? Ku tanya dlu soalnya takut ga sesuai expectation reader :((

Yauda deh gitu aj, SEE U NEXT CHAP

BABAI 三三ᕕ( ᐛ )ᕗ

Ps. Ku lg belajar ngetik panjang, maap berantakan ehehehe