12⇑ Ajakan Liburan
Sore itu, masih di hari yang sama. Futakuchi pulang sendirian sehabis kerja bakti di sekolah dengan berjalan kaki. Baju kuli yang basah pun masih menempel pada tubuh atletisnya.
Tubuhnya menggigil kedinginan karena terkena angin sore, padahal ia sudah memakai jaket milik Terushima--yang katanya sebagai ucapan permintaan maaf.--
"Piercing sialan!" umpat Futakuchi
Selain kedinginan, ia juga merasakan perih pada matanya yang memerah akibat terkena cat tembok. Futakuchi ingin mengucek matanya untuk meredakan rasa perih, namun ia teringat pesan Akaashi untuk melarangnya mengucek mata agar tidak terjadi infeksi.
Kini kakinya sudah letih berjalan berjam-jam. Futakuchi tahu kalau jarak sekolah menuju rumahnya lumayan jauh, ini juga terpaksa karena bus jurusan daerah rumahnya sudah tidak ada.
Dan dengan lapang dada ia putuskan untuk berjalan kaki, mungkin saja di tengah perjalanan ia menemukan angkot atau taksi yang lewat. Namun nihil tak ada satupun yang lewat.
Andai saja ada sang sohib Aone, mungkin sekarang Futakuchi sudah tertidur pulas di punggung lebarnya. Itu pun kalau Aone mau menggendong tubuh Futakuchi yang lumayan besar.
Enggak enggak. Futakuchi enggak homo, itu namanya memanfaatkan kelebihan orang lain.
Namun sayang Aone sudah pulang duluan bersama Moniwa seolah melupakan Futakuchi yang tersiksa dengan perih yang ia rasakan di kedua matanya. Padahal Akaashi sudah menawarkan diri untuk menemani dirinya sampai depan rumah, namun Futakuchi merasa enggan untuk pulang bersama Akaashi ntah apa alasannya.
Kini Futakuchi tengah asik dengan pikirannya sendiri, ia mengingat kembali kejadian sial apa yang ia terima sejak bangun tidur sampai sekarang. Karena terlalu fokus pada pikirannya, Futakuchi pun tidak menyadari ada seekor anjing berwarna hitam putih dengan iris mata berwarna biru muda.
Dengan santainya Futakuchi menginjak ekornya, sang anjing pun menggonggong dan membuyarkan lamunan Futakuchi. Sadar kalau ia sedang dalam masalah, tanpa basa-basi lagi Futakuchi langsung tancap gas berlari secepat mungkin.
Guk!
GUK GUK!!
GUK!
Tidak terima dengan perlakuan manusia laknat berambut coklat itu, sang anjing pun mengejarnya. Futakuchi yang dikejar pun langsung berlari makin cepat.
"NGAPAIN LU NGEJAR GUE?!"
"ANJING LUU!!"
"GUSTI NUN AGUNG"
"MAAP ELAH GUE NGINJEK EKOR LU NJING"
"NJING BERHENTI NGEJAR GUE PLIISS"
"DASAR ANJIINNGG!!!"
"EMAK BAPAK TULUNGIN ANAKMU YANG TAMPAN INI!!!"
"ANJING ANJING ANJING ANJING (999++)"
Teriak Futakuchi dengan heboh. Di depan ia melihat sebuah belokan yang nyempil diantara dua pohon berbatang besar. Dengan gesit Futakuchi langsung mempercepat larinya dan segera berbelok, sang anjing yang tak melihat Futakuchi berbelok langsung lari terus kedepan.
Kini Futakuchi sudah aman dari kejaran sang anjing. Ia pun segera keluar dari tempat persembunyian, namun baru beberapa langkah hawa tak enak menjalar ke tubuhnya. Beberapa menit kemudian ia merasa ada suara seseorang namun ia tak melihat manusia selain dirinya.
Firasat buruk mulai memenuhi pikirannya, ingin berlari namun kakinya terasa sakit akibat berbelok tajam tadi. Keringat dingin mulai mengucur deras, kedua matanya yang perih ia paksakan untuk menelusuri tiap jalanan yang sepi, mulut pun komat kamit seolah merapalkan sebuah mantra.
Hingga-
"Permisi..."
-dengan kecepatan Sonic, Futakuchi berlari tunggang langgang tanpa menyadari sesosok pria mungil berambut baby blue dengan wajah datarnya yang sedari tadi memanggil dirinya.
"Kenapa lari? Padahal aku mau tanya anjingku yang namanya Nigou" ujar pria mungil tersebut
Sekarang Futakuchi sudah sampai di depan rumahnya sambil ngos-ngosan akibat ia berlari dengan kecepatan penuh. Baju yang tadi basah kuyup sekarang sudah kering karena terkena angin saat ia berlari tadi. Namun kini giliran kaki kanannya yang sakit akibat belokan tajam tadi.
Dibukanya pintu masuk namun tak bisa, artinya dikunci. Dengan ogah-ogahan Futakuchi mengambil kunci cadangan di kantung celananya dan segera membuka pintu.
Hal pertama yang ia lihat adalah gelap dan pengap. Semua lampu dimatikan padahal waktu sudah menunjukkan pukul 7 malam, jendela pun ditutup semua. Artinya kedua orang tuanya tengah pergi entah kemana.
"Kemana lagi mereka berdua..." gumam Futakuchi sambil menyalakan beberapa lampu sebagai penerangan
Niat ingin minum air dingin langsung tertunda karena secarik kertas yang tertempel di atas meja makan.
Untuk anak kesayangan kita, Kenji
Nak, kamu kemana aja? Jam 5 sore kok belum pulang? Padahal ayah sama ibu mau ngajak kamu pergi ke rumah kakek sama nenek.
Yasudah kami tinggal, kamu gapapa kan ditinggal sendirian? Gapapa lah udah SMA juga, jangan nangis yah kami cuman pergi 3 hari aja.
Kamu jaga rumah baik-baik, kalau mau pergi jangan lupa kunci pintu.
With love
Mom n Dad
♡♡♡
Seusai membaca isi kertas itu, Futakuchi meremas hingga menjadi sebuah gumpalan kertas, lalu melempar dengan asal namun masuk dengan mulus ke tempat sampah. Ia pun langsung mengambil minuman di dalam kulkas yang sempat tertunda seolah tidak memperdulikan kedua orang tuanya yang pergi.
"Bodo ah gue sering ditinggal sendirian dirumah" ujarnya sambil menatap tempat sampah yang ia yakini ada kertas dari kedua orang tuanya
Futakuchi pun lekas pergi menuju kamar mandi guna menghilangkan rasa penat akibat berlari tadi.
Butuh waktu 3 jam agar Futakuchi selesai melakukan ritual membasuh diri. Entah apa yang ia lakukan selama itu di dalam kamar mandi.
Hanya dengan menggunakan celana pendek selutut untuk menutupi bagian tubuh bawahnya dan tanpa baju untuk menutupi tubuh bagian atasnya, Futakuchi segera menuju dapur untuk mencari makanan.
Namun nihil, ia tak menemukan sesuatu yang bisa dimakan. Akhirnya dengan terpaksa ia mengambil handphone yang tergeletak di atas sofa dan memesan sebuah makanan lewat aplikasi delivery order.
"Eh tapi sekarang udah jam 10 malem. Emang ada yang buka? Fastfood aja bomat ga sehat yang penting makanan" ucap Futakuchi sambil menatap jam dinding yang tertempel di tembok
Ac ruang keluarga dihidupkan, TV pun menyala padahal satu-satunya manusia di dalam rumah tersebut sibuk dengan handphone miliknya.
Katanya buat meramaikan suasana.
Beberapa jam telah berlalu, Futakuchi masih berada di ruang keluarga di temani berbagai macam tempat makan yang kini sudah kosong.
"Gue gabuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuut parah. Mana baru jam setengah dua belas malem lagi" rengek Futakuchi sambil merenggangkan badannya
Layar tv menampilkan sebuah film horor yang berjudul 'Kutukan Kolor Konoha' dan itu membuat Futakuchi tertarik untuk menontonnya.
"Konoha? Kok gue gak asing ya sama namanya, tapi siapa?" Futakuchi menatap ke atas berusaha keras menunggu jawaban dari pertanyaannya sendiri namun tak kunjung datang
Tepat pukul 00.00 waktu setempat, Futakuchi mendapatkan sebuah pesan dari nomor tak dikenal.
[Diberitahukan kepada seluruh siswa dan siswi SMA Haikyuu untuk datang ke pantai sebagai ucapan terimakasih bapak atas kerja keras kalian membantu memperbaiki sekolah kita. Kegiatan ini tidak dipungut biaya sepersen pun karena bapak yang akan membayar semuanya. Sekian dari saya, sang kepala sekolah]
Futakuchi hanya termenung menatap pesan yang lumayan panjang tersebut dari Kepseknya.
"Ke pantai? Ini kepsek becandanya gak lucu mana ngirimnya tegah malam lagi" ujar Futakuchi kesal
Ia pun melempar handphone miliknya ke sembarang tempat. Lalu melanjutkan menonton film yang sempat tertunda tadi gara-gara pesan nyeleneh dari Kepseknya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc '-')/
Jadii....
Diriku....
Mau....
Nganu//disepak
GAK GAK GAK!!
Untuk para Reader(s) maapkeun author yang ceroboh ini!!
Huhuhuhu :"((
Sungguh maapkeun diriku!!
Aku gak sengaja publish nih cerita
Padahal padahal padahal
Belum kelar sama sekali
AAAAAAA
KENAWHY DIRIKU CEROBOH SANGAD?! 😭😭😭😭😭
Tolong maapkeun author yang polosh ini!!! Sungguh sungguh maapkeun
Kalyan jangan marah yah
HUHUHUHUHU
Kalau kalyand marah aku juga marah nih!!//disleding
Sekyan bacotan dari author ceroboh ini
Sekali lagi mohon maaf atas ketidaknyamanannya
HUHUHUHUHUHU :"(((
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro