Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Day 2

Kyungsoo selalu meminta hal-hal lucu yang tidak dapat Jongin mengerti. Gadis itu selalu mengatakan bahwa; otaknya terlalu jenius tentang fashion sehingga ia sendiri tidak dapat menampung puluhann ribu ide yang seolah ingin tumpah dari kepalanya. Pada akhirnya ia memulai semua itu dari sebuah blog untuk menjadi wadah ide-ide jeniusnya yang tidak dapat tertampung.

Kyungsoo sudah menjadi seorang fashion blogger sebelum ia masuk perguruan tinggi, tepatnya menjadi seorang gadis yang belum menguasai betul fashion dan juga internet yang baru populer. Namun setelah ia menjadi mahasiswa Desain Komunikasi Visual barulah nama Kyungsoo beserta blog-nya 'Cloud 9' dapat dikenal. Bahkan dosennya sendiri memuji Kyungsoo akan keterampilan Kyungsoo dalam mengolah tema, pemilihan konsep blog fashionnya bahkan hingga yang terkecil yaitu tampilan blognya yang terlihat modern.

Seperti sebuah obsesi baru, Kyungsoo akan terus berpikir untuk mengembangkan blognya. Dari tips fashion hingga tema fashion review on the week. Semua itu tidak pernah terlewatkan ditengah kesibukan kuliahnya. Salah satunya hari ini dimana Kyungsoo menyuruh Kim Jongin untuk menjadi salah satu model di blognya.

Jongin tidak keberatan akan hal itu karena beberapa kali ia memang sering membantu gadis itu, tetapi masalahnya sekarang apa yang harus ia pakai kini begitu membuatnya tak nyaman.

"Ayolah Jongin, jangan terlalu kaku seperti itu. Aku ingin foto yang bagus, seperti biasanya," keluh Kyungsoo dengan kamera digital di tangannya.

Seperti biasanya? Bahkan Jongin sendiri tidak bisa bersikap seperti biasanya. Ini memalukan. Kaos putih dengan gambar Super Powerpuff Girls. Ini mengingatkannya tentang bagaimana kakak perempuannya yang tidak pernah melewatkan aksi blossom dan kawan-kawannya. Kyungsoo berhasil membawa tema boys and girls nostalgia 90's kepada Jongin kali ini; tetapi dalam hal lain. Jongin sendiri merasa ia seperti seorang bocah dibandingkan diri anak remaja khas 90-an.

"Aku lebih menyukai kostum Dragon Balls dibandingkan ini," Jongin menurunkan nada bicaranya. Jelas sekali bahwa ia tidak nyaman dengan apa yang dipakainya saat ini.

Kyungsoo menggunakan jari telunjuknya untuk membantah ucapan Jongin. "Dragon balls hanya disukai anak laki-laki."

"Bagaimana dengan Tom and Jerry, bahkan kakekku masih menontonnya."

"Jongin, cukup fokus dengan gayamu, okay?" Kyungsoo kembali memosisikan kamera digital itu untuk memotret namun hal itu ia urungkan ketika tatapan Jongin malah menajam ke arah kamera. Tepatnya kepada dirinya saat ini.

"Ada apa?" tanya Kyungsoo bingung.

"Ini tema teraneh yang pernah aku lakukan," komentar Jongin.

Kyungsoo merubah raut wajahnya dengan sedih. "Aw, itu menyakitiku."

"Maafkan aku," ucap Jongin jujur ketika Kyungsoo mengucapkan kalimat tersinggungnya dengan nada yang ia sengaja dibuat sedih. "Tapi Kyung, kenapa harus super powerpuff girl? Satu kampus akan mengejekku."

"Tidak ada yang mengejekmu karena ini adalah hasil kejeniusanku," jawab Kyungsoo dengan senyuman sombongnya.

Seperti biasa, Kyungsoo selalu melebih-lebihkan dirinya sendiri.

"Bagaimana dengan Rahee, dia akan menertawakanku jika aku memakai pakaian konyol ini."

"Sebelum dia tahu bagaimana cara menggunakan internet, dia tidak akan pernah menertawakanku. Ya Tuhan Jongin, dia berumur dua tahun!"

Jongin mendengus, ya meski internet masih terbilang baru saat ini, tapi siapa yang akan menduga tentang teknologi masa depan. Siapa yang tahu jika beberapa tahun mendatang teknologi akan semakin canggih dan internet bisa menjangkau siapapun.

Akhirnya Jongin lebih memilih menyerah dalam perdebatan ini. Percuma ia menolak toh Kyungsoo akan tetap memaksanya juga. Jongin hanya perlu menyiapkan diri jika minggu depan ia menjadi bahan gurauan mahasiswa satu kampus. Oh mahasiswa kedokteran dengan kaos powerpuff girls-nya.

Jongin akhirnya melakukan beberapa pose yang Kyungsoo arahkan. Setelah beberapa waktu berselang akhirnya Jongin mulai merasa nyaman dengan kegiatan yang ia lakukan bersama Kyungsoo.

"Powerpuff girls adalah favoritku, jika kau ingin tahu," ucap Kyungsoo di tengah kegiatan pemotretannya.

"Oh, aku harus menulis yang satu itu."

Kyungsoo hanya tersenyum dengan manis, seperti biasanya lantas menatap hasil foto yang telah ia dapatkan.

"Kau sangat tampa, Kim." Kyungsoo memuji Jongin namun hal itu malah dibalas sebuah kekehan dari Jongin.

"Dasar perayu," kekehnya namun Kyungsoo malah mendongakkan wajahnya menatap Jongin dengan senyumannya. Siapapun akan menyukai sennyuman Kyungsoo, termasuk Jongin saat ini-bibir berbentuk hatinya.

"Sungguh kau sangat tampan Jongin, kau nampak berbeda."

Jongin mengusap tengkuknya lantas terkekeh menimpali ucapan Kyungsoo yang terdengar begitu menggemaskan.

"Baiklah terima kasih, tapi jangan berpikir semua ini gratis."

Dan Kyungsoo hanya memberinya sebuah senyuman yang sampai kapanpun tidak akan pernah Jongin lupakan.

***

Kyungsoo tidak suka berdiam diri. Sungguh, dibandingkan untuk berbaring sepanjang hari ia lebih memilih untuk bekerja—dan mengingat tentang proyeknya—Kyungsoo menyesal. Seharusnya ia mengadakan rapat lain untuk membahas Cloud 9 Edisi mendatang. Dan jangan lupakan,dalam hitungan pekan New York Fashion Week akan segera diadakan.

Tanpa sadar Kyungsoo akan mengutuk setiap kali ia melihat kakinya yang di gips. Karena keadaan kakinya, ia tidak bisa pergi meninggalkan tempat konyol ini. Dan demi Tuhan, apa itu penyakit jantung? Bisa-bisanya dokter itu menyuruhnya untuk berisitirahat selagi dalam pengawasannya dan Kim Jongin. Kyungsoo sehat, seratus persen sehat namun sialnya akibat Kim Jongin kini ia terpaksa berbaring seperti orang sakit disini. Rasanya seperti nasibmu dikendalikan oleh pria yang palling kau benci.

Ini adalah hari kedua Kyungsoo berada disini. Seperti pembawaannya yang memang keras kepala, Kyungsoo tidak menerima segala jenis perawatan apapun karena setiap kali perawat memasuki kamarnya, hal pertama yang ia katakan; "Pergilah dan rawat orang-orang yang sakit sungguhan!"

Tidak ada bantahan dan tidak ada seorang pun yang berani untuk melawan Kyungsoo. Meski ada beberapa yang bersikeras untuk merawat dan membantu Kyungsoo, tetapi pada akhirnya mereka akan berakhir dengan sebuah makian pedas dari bibir Kyungsoo. Baekhyun bahkan hampir berulang kali meminta maaf kepada perawat-perawat yang terkena dampratan atasannya itu. Baekhyun mungkin sudah biasa dengan perangai seorang Do Kyungsoo, tetapi orang-orang ini tidak. Seperti saat ini.

"Berhentilah menyuruhku untuk makan makanan itu. Aku bukan orang sakit! Aku bahkan masih bisa memakan kimchi dan bukannya bubur berbau obat ini!" Ucap Kyungsoo dengan suara yang cukup keras.

"Tapi nona, anda harus memakan makanan ini, dan juga obatnya. Sejak malam anda belum sekalipun meminum obatnya hingga siang ini."

Sepertinya kali ini Kyungsoo harus bersabar. Ini adalah perawat keempat yang masuk dan membujuknya untuk makan dan meminum obat. Dan wanita ini jauh lebih menyebalkan dan cerewet dibandingkan perawat lain yang akan langsung pergi ketika Kyungsoo mengucapkan kata penolakan.

"Aku bukan orang sakit!" ucapnya kembali dengan tegas membuat perawat muda itu terkesiap. "Aku bisa makan sesukaku dibandingkan makanan ini," keluhnya dengan sinis.

Kyungsoo lantas memalingkan wajahnya dari perawat yang berdiri mematung disampingnya. Kyungsoo lebih menyibukkan diri dengan laptop yang ada dalam pangkuannya saat ini. Cloud 9 lebih penting, majalahnya harus ada di posisi pertama penjualan edisi New York Fashion Week nanti. Kyungsoo ingin memertahankan gelar terbaik Cloud 9 menjadi majalah fashion terbaik di Korea Selatan—setelah memenangkannya 3 kali berturut-turut.

Sang sekretaris—Baekhyun, yang sedari tadi berdiri di samping ranjang Kyungsoo menatap atasannnya dengan penuh rasa khawatir. Sejak malam Kyungsoo sama sekali tidak memakan apapun dan bukannya berisitirahat, dia malah melanjutkan pekerjaannnya dalam keadaan masih berbaring di ranjang rumah sakit. Ironis memang, Baekhyun ingin mengatakan bahwa ia khawatir tetapi ia tidak bisa melawannya juga.

"Nona presdir—" Baekhyun hendak mencoba untuk membujuk Kyungsoo tetapi tatapan yang diberikan Kyungsoo kepadanya malah mampu membuat Baekhyun kembali menutup mulutnya rapat-rapat.

"Byun, please." Hanya itu yang dikatakan Kyungsoo dan Baekhyun mengerti, sebaiknya ia berhenti untuk membujuk.

Baekhyun lantas menatap perawat yang masih mematung di tempatnya, melemparkan sebuah permintaan maaf dengan tatapannya. Dengan senyum tipis Baekhyun meminta agar perawat itu meninggalkan Kyungsoo, tentu dengan sikap ramah Baekhyun perawat muda itu akan menurutinya. Berbeda terbalik dengan Kyungsoo yang bersikap tak bersahabat. Tanpa menunggu perdebatan panjang seperti yang dilakukan Kyungsoo sebelumnya, akhirnya dengan berat hati perawat itu meninggalkan kamar Kyungsoo, meninggalkan ketidaknyamanan Baekhyun kepada perawat itu karena ulah atasannya sendiri.

"Apa ada yang bisa saya pesankan untuk anda? Sejak malam anda masih belum makan nyonya," tanya Baekhyun setelah kepergian perawat itu. Sesungguhnya ia masih khawatir. Ia takut Kyungsoo akan berakhir seperti kemarin, jatuh tak sadarkan diri karena kelelahan—dan beruntungnya mereka kini berada di rumah sakit.

"Aku tidak bisa berpikir jika aku makan sekarang. Jangan banyak bicara seperti perawat itu Byun, aku benar-benar sedang tidak ingin diganggu saat ini," jawabnya tanpa mengalihkan perhatian dari laptopnya.

"Pekerjaan anda biar saya yang tangani nona, selagi anda disini seharusnya anda menyempatkan diri untuk beristirahat."

Suara helaan napas berat terdengar dari ruangan senyap itu. Baekhyun lantas kembali mengatupkan bibirnya ketika Kyungsoo mulai menatapnya dengan tatapan lelah sekaligus kesal.

"Kumohon Baekhyun, sebelum aku benar-benar ingin memecatmu sebaiknya kau diam," Kyungsoo kembali menatap layar laptopnya dan mulai mengetik sesuatu disana. "Kau satu-satunya orang yang telah bersamaku sejak aku memulai Cloud 9, kau tahu dengan jelas apa yang selama ini kumimpikan. Dan edisi NY Fashion Week ini tidak ingin kulewatkan, kita harus meraih kesuksesan yang sama seperti tahun lalu. Lagipula aku malas mencari assisten baru nanti jadi berhentilah bersikap seperti perawat itu."

Baekhyun hanya bisa mengangguk pelan menanggapi apa yang diucapkan Kyungsoo kepadanya. Memang benar, sejak Cloud 9 berdiri Baekhyun adalah orang pertama yang direkrut oleh Kyungsoo sebagai pegawainya atas rekomendasi dari salah satu atasannya dulu yang meminta agar ia membantu Do Kyungsoo.

Do Kyungsoo adalah sosok yang ambisius, memiliki kepercayaan diri tinggi dan pekerja keras. Semua berawal dari sebuah percetakan sederhana dari pengembangan blog fashion Kyungsoo delapan tahun yang lalu. Berawal dari sponsor kecil, belasan pegawai, dan tingkat penjualan yang masih rendah. Kini setelah lima tahun berjalan atas kerja kerasnya kini Cloud 9 sudah menjadi majalah acuan dari beberapa brand fashion ternama. Koneksi yang banyak dan kemampuan Kyungsoo dalam merangkai sebuah tema setiap bulannya membuat Kyungsoo berhasil meraih kesuksesaannya meskipun umur Cloud 9 masih seumur jagung. Satu-satunya sosok yang membuat Baekhyun kagum hingga saat ini tentu saja adalah presdirnya sendiri—Do Kyungsoo.

Baekhyun hanya bisa menatap dengan gelisah ketika Kyungsoo mulai kembali mengerjakan pekerjaannya. Entah itu merangkai beberapa tema, hal-hal apa saja yang akan dimasukkan ke dalam majalah edisi mendatang, bahkan menyaring sponsor brand fashion ia lakukan sendiri. Dan jangan lupakan New York Fashion Week, obsesinya. Sebulan lagi presdirnya juga akan menghadiri secara langsung acara fashion bergengsi di seluruh dunia itu.

Ketika ruangan rawat Kyungsoo hanya diisi oleh suara ketikan antara jari dengan keyboard. Suara pintu yang terbuka mampu membuat susana yang tadinya begitu senyap kini hilang. Kyungsoo yang tadinya begitu tenang kini mulai terusik tak nyaman. Suasana berubah menegang seketika dan penyebabnya hanya satu hal—kedatangan Jongin.

Pria itu melangkah dengan sepasang tongkat di tangan kirinya. Ia berjalan mendekati Kyungsoo dengan senyuman ramahnya. Baekhyun membalas senyuman itu tetapi berbanding terbalik dengan Kyungsoo yang malah dengan sengaja semakin menatap lekat-lekat laptopnya.

"Saya mendapatkan laporan bahwa ada empat perawat yang telah ditolak untuk merawat anda," ucap Jongin dengan mata yang masih memerhatikan Kyungsoo. "Bagaimana bisa itu anda lakukan? Anda bahkan tidak makan dan tidak meminum obatnya sejak semalam."

Kyungsoo menutup rapat bibirnya dan tetap memertahankan dirinya untuk terus mengetik.

"Anda seharusnya memikirkan kondisi anda jika anda memang benar-benar ingin pulih."

Kyungsoo masih diam.

"Dan kondisi tubuh anda masih belum stabil."

"Aku bukan orang sakit!" Kyungsoo kini mulai bersuara. Dengan nada tegas tanpa menatap keberadaan Jongin saat ini. "Aku bukan penderita penyakit jantung. Aku sehat dan aku masih bisa hidup tanpa meminum obat. Kau ingin aku terkena serangan jantung karena meminum obat yang seharusnya tidak kuminum hah?" tanyanya dengan sinis.

"Itu vitamin, bukan obat jantung," jawab Jongin dengan santai dan itu mampu membuat Kyungsoo meliriknya—dan jangan lupakan bibirnya yang langsung terkatup rapat. "Saya membenci menangani pasien seperti ini, jujur saja anda begitu sulit untuk ditangani."

"Kalau begitu pergilah dan rawatlah orang-orang sakit sungguhan," balasnya masih dengan nada sinis.

"Saya sudah melakukannya," Jongin memasukkan sebelah telapak tangannya yang bebas ke dalam saku jasnya. "Hanya anda yang belum saya tangani sejak kemarin jadi jangan banyak bicara biar aku mengecek kondisi anda, nona."

Jongin melangkah mendekati Kyungsoo namun dengan cepat Kyungsoo lantas menampik lengan Jongin yang hendak menyentuh telapak tangannya.

"Jangan menyentuhku, brengsek!" ucap Kyungsoo dengan kasar.

Dibandingkan tersinggung, Jongin justru menatap Kyungsoo dengan mata memicing. Sebelah alisnya naik seolah apa yang dikatakan Kyungsoo kepadanya sudah terlalu biasa. Setelah ia meangani berbagai macam pasien, baru kali ini, sifat Kyungsoo lah yang paling dibencinya—terlebih Kyungsoo tidak seperti ini lima tahun yang lalu.

Tanpa berpikir panjang, Jongin lantas mentup laptop yang ada dalam pangkuan Kyungsoo begitu saja. Kyungsoo menatap tak percaya lantas melemparkan tatapan kesalnya. Beraninya Jongin melakukan ini kepadanya tetapi pria itu sebaliknya malah bersikap santai seolah apa yang telah dilakukannya adalah hal yang biasa.

"Apa yang kau lakukan!"

"Hentikan dan isi perutmu," jawab Jongin dengan tenang. Tidak ada lagi ucapan formal yang dlontarkan Jongin. Satu-satunya menangani Kyungsoo yang keras kepala ini hanya dengan melawannya.

"Makanan rumah sakit menjijikan, rasanya hambar," decak Kyungsoo mencari alasan.

"Kita ke kantin, kau makan disana dan cari makanan yang kau inginkan."

"Memesan makanan lebih terjamin."

"Tidak ada yang menjamin jika makanan fast food bisa membuatmu terkena serangan jantung lebih cepat."

Kyungsoo mendengus, Jongin begitu pintar menjawab dan Kyungsoo sama sekali tidak ingin dibantah.

"Aku bukan orang sakit!"

"Setidaknya jaga dirimu sebelum kau benar-benar menjadi orang sakit betulan!" jawab Jongin dengan tegas.

Perdebatan yang sangat panjang dan Kyungsoo mengutuk Baekhyun yang untuk kesekian kalinya tidak membantunya dalam situasi ini. Terlebih bersama Jongin. Kyungsoo hanya memicingkan matanya dengan tatapan muak sekaligus kesal kepada Jongin saat ini. Dan Kyungsoo kini tidak tahu lagi apa yang harus ia lakukan.

Merasa bahwa ia telah menang dalam perdebatan ini, Jongin kembali menunjukkan senyuman ramahnya dan kali ini menatap Baekhyun dengan tenang.

"Nona Byun tolong bantu nona Kyungsoo untuk berdiri, saya yang akan mengawasinya kali ini."

"Kenapa harus kau?" potong Kyungsoo tak terima.

"Karena kau adalah pasienku," jawab Jongin tak terbantahkan.

Jongin lantas menyimpan sepasang tongkat yang dibawanya tadi di tepi ranjang. Jelas itu menunjukkan bahwa Kyungsoo harus menggunakan tongkat untuk berjalan. Kyungsoo memicingkan matanya seolah tidak percaya, ia harus berjalan degan dibantu tongkat ketika kakinya tengah terluka seperti ini?

"Mana kursi rodanya?" protes Kyungsoo tidak terima.

"Kau kan bukan orang sakit," jawab Jongin dengan seringai memuakkannnya dan Kyungsoo benar-benar mengutuk di dalam hatinya terhadapa aapa ang telah Jongin lakukan kepadanya.

Dokter Gila!

***

Kyungsoo mengaduk sendoknya dengan gelisah dalam mangkuk sup yang tengah disantapnya. Bagaimana ia bisa makan jika Jongin masih terus disini bersamanya. Dia duduk berhadapan dengan Kyungsoo, punggungnya ia sandaran ke bahu kursi dan kedua telapak tangannya yang ia jejalkan ke dalam saku jasnya. Meskipun matanya menatap ke arah layar lcd tv yang ada di sisi lain tubuh Kyungsoo tetapi tetap saja ia merasa tak nyaman.

"Bisakah kau pergi?" tanya Kyungsoo kesal.

Jongin meliriknya tapi dia tidak mengatakan sepatah katapun. Dia hanya diam dengan tatapan 'kenapa' di matanya.

"Aku muak melihatmu," desis Kyungsoo.

Seolah tak tersinggung justru Jongin marah semakin menyamankan posisi duduknya di atas kursi.

"Sayangnya kau harus terus menatap wajah memuakkanku karena aku disini bertugas mengawasimu."

Kyungsoo menggerutu. "Kenapa di dunia ini, dari sekian juta dokter yang ada aku harus menjadi pasienmu, sial!"

"Mungkin kita memiliki sebuah ikatan," jawab Jongin santai.

"Ha.. Ha.." Kyungsoo tertawa dengan nada mengejek yang disengaja. "Kalau begitu aku akan mencari gunting untuk memutuskannya."

"Kalau begitu aku akan menyambungkannya kembali."

Kyungsoo terdiam dan menatap wajah Jongin yang berubah serius. Entah apa maksudnya tetapi ucapan Jongin mampu membuat seluruh tubuhnya meegang seketika. Tidak, ia tidak akan jatuh ke dalam lubang yang sama.

"Pembual," desis Kyungsoo pelan.

"Semua pria adalah pembual."

Kyungsoo kini menatap Jongin tidak mengerti. Apa itu kalimat pengakuan atau pembelaan diri. Pria aneh, Kyungsoo menggeser kursinya lantas menarik mangkuk supnya. Kyungsoo menghindar karena ia benar-benar tidak ingin duduk berhadapan dengan pria yang dibencinya.

"Kau dan semua pria. Ya itu benar sekali, pembual," Kyungsoo berhasil memakan supnya dalam satu suapan dan tatapannya masih tetap ia pertahankan pada mangkuk supnya. "Gara-gara kau juga aku harus diam di tempat membosankan ini."

"Kenapa kau berpikir rumah sakit adalah tempat yang membosankan?"

Kyungsoo sekilas hanya melirik saja. Sebenarnya ia tidak ingin terlibat dalam perbincangan apapun dengan pria ini. Mereka sudah terlalu banyak bicara dan Kyungsoo memilih untuk diam tanpa merespon pertanyaan Jongin. Tetapi sebaliknya, Jongin justru yang memperpanjang perbincangan ini.

"Banyak hal yang bisa kita lihat sebagai hiburan disini. Lihat itu," entah kenapa kini Kyungsoo mengikuti arah tatapan Jongin. Tatapannya tertuju kepada seorang cleaning service yang duduk bersama kumpulan manula disudut ruangan. "Dia selaku menghibur orang-orang, ketika seseorang merasa bosan disini, pria tua itu selalu membawa suasana menyenangkan. Kau ingin dihiburnya? Mungkin saja kau bisa tertawa." Kyungsoo mendengus lantas menggeleng sebagai jawaban.

Lalu disana," Kyungsoo lagi-lagi mengikutinya meskipun tanpa minat. Kini ia melihat seorang gasi kecil yang seperti tenga membantu rang-orang yang memesan makanan kepadanya. "Dia sejak keci telah tinggal disini membantu ibunya, banyak orang tidak tahu bahwa ia memiliki suara yang sangat indah. Aku yakin jika ada agensi besar mengorbitkannya dia akan terkenal."

"Kau penguntit ya?" tuduh Kyungsoo merasa heran bahwa Jongin bisa sampai memuji orang lain hingga berlebihan seperti itu.

"Tidak, lebih tepatnya aku adalah seorang penggemar," ucapnya dengan senyuman tipis.

Kyungsoo lagi-lagi hanya mendengus. Lebih memilih untuk menghabiskan sisa makanannya saat ini. Tetapi seolah tidak ingin kehilangan perhatian dari Kyungsoo, Jongin kembali menunjukkan hal lain kepada wanita itu.

"Kau tahu menjadi dokter kadang begitu melelahkan, ah... kau harus merawat pasien, berurusan dengan beberapa keadaan darurat, obat, operasi.. kau tidak tahu begitu melelahkannya itu semua. Tetapi setidaknya kita sedikit memiliki hiburan."

Lagi-lagi kata hiburan. Kini Kyungsoo penasara apa arti hiburan yang dimaksud Jongin. Akhirnya Kyungsoo memutuskan untuk menatap sama seperti arah tatapan Jongin. Dan tatapannya berhenti pada sekumpulan perawat yang sedang duduk melingkar bersama. Terdengar beberapa kikikan lirih tetapi itu tidak terlalu mengganggu pengunjung lain disana.

"Kau lihatm perawat yang duduk di paling sudut kanan itu," Kyungsoo mengikuti arah tatapan Jongin dan menemukan lagi seorang perawat tengah duduk dengan satu kaki menopang kaki lainnya dan sebagian kakinya sedikit terbuka karena rok yang dikenakannya. DIbandingkan perawat lain yang lebih memilih celana, perawat itu menjadi satu-satunya wanita yang memakai satu setel pakaian langsung.

"Ah.. betapa seksinya bukan?" desah Jongin lirih.

Kyungsoo melirik Jongin tajam mengerti apa yang di maksud Jongin sebagai hiburan.

"Dasar dokter mesum," desis Kyungsoo. Ternyata Kim Jongin masih sama, benar-benar sama brengseknya seperti dulu.

Muak dan merasa kesal karena Kyungsoo lagi-lagi mengaitkan Jongin dengan sikapnya dulu. Kyungsoo memutuskan untuk menghentikan makanannya. Ia menyimpan sendoknya dengan keras lantas berdiri dengan tongkat yang telah berada di kedua sisi tubuhnya.

"Hei mau kemana? Doktermu ini belum menyuruhmu untuk menyelesaikan makan."

"Istirahat," jawab Kyungsoo datar.

Meski ia tidak terbiasa dengan tongkat yang membantunya untuk berjalan tetapi ia sebisa mungkin mencobanya karena ia tidak ingin lagi-lagi Jongin mengasihinya, terlebih membantunya. Sudah cukup ia menjadi pasien Jongin, ia tidak ingin terlibat lebih jauh lagi dengan pria ini.

Kyungso baru saja berjalan langkah tetapi suara debukan di beakang tubuhnya membuat Kyungsoo secara tidak langsung menoleh. Kini Kyungsoo melihat Jongin yang tidak jauh di belakangnya tengah membantu seorang gadis kecil untuk berdiri. Apa ana itu jatuh atau kenapa? Kyungsoo tidak tahu.

"Lain kali hati-hati ya... jangan lari-lari disini," ingat Jongin jauh dari kata marah atau memerintah. Nada yang ia ucapakan begitu terdengar sangat ramah mampu membuat gadis kecil itu kini tersenyum akan ingatan yang diberikan Dokter kepadanya.

Selain itu Jongin juga membantu mengumpulkan beberapa mainan yang tercecer dari dalam tas punggung anak itu. salah satunya sebuah kotak makanan dengan gambar Powerpuff Girls disana. Tiba-tiba senyum Jongin mererkah dan melirik Kyungsoo seraya mengangkat kotak makanan itu. Kyungsoo sendiri masih membatu, kenapa ia malah diam disini?

"Hei Kyungsoo, bukankah ini kesukaanmu?"

Kyungsoo sama sekali tidak menjawab apapun, ia hanya diam memerhatikan Jongin yang kini membereskan dengan teliti mainan gadis kecil itu-termasuk kotak makanannya-lantas memberikannya. Gadis kecil itu tersenyum mengucapkan terima kasih dan Jongin hanya mengusak kepalanya dengan lembut. Hal yang begitu tidak asing bagi Kyungsoo tentunya.

Setelah anak itu pergi diikuti Jongin yang kembali berdiri, kini ia lagi-lagi menatap Kyungsoo yang masih mematung memerhatikannya.

"Aku pikir powerpuff girls sudah menghilang di dunia ini. Ternyata masih ada anak yang menyimpan barang bergambar powerpuff girls." Kyungsoo hanya menatap Jongin sekilas dan dengan tanpa minat untuk mendengar ucapan Jongin lebih lanjut, ia memilih kembali melanjutkan langkahnya.

Jongin mengejar ketertinggalannya dan kini berjalan sejajar dengan Jongin. Kyungsoo merutuki dirinya sendiri, jika bukan karena kaki ini Kyungsoo pasti sudah lari meninggalkan Jongin.

"Kau masih menyukai powerpuff girls?" tanya Jongin tiba-tiba namun Kyungsoo sama sekali tidak menjawabnya. "Kau ingat, dulu kau juga pernah memaksaku memakai kaos itu."

"Benarkah? Aku sama sekali tidak mengingatnya," balas Kyungsoo acuh.

"Kau melupakannya?"

Tetapi Kyungsoo lebih memilih diam. Menutup mulutnya rapat-rapat agar tidak kembali berbicara dengan Jongin hinga akhirnya ia sampai di kamarnya dan Jongin yang kembali pergoi untum mengecek kondisi pasien lain. Baguslah, lagipula Kyungsoo membutuhkan waktu sendiri.

***

Malam ini Kyungsoo mengahabiskan waktunya ungtuk melanjutkan pekerjaan yang siang tadi sempat tertunda. Baekhyun telah pulang kaena Kyungsoo yang memaksa ia untuk pergi dan Kim Jongin, syukurlah setidaknya sampai malam ini pria itu tidak lagi menunjukkan batang hidungnya. Ya, kecuali perawat-perawat yang selalu memaksanya untuk meminum obat atau lebih tepatnya vitaman. Entahlah Kyungsoo tidak yakin, ia takut akan ketergantungan jadi pada akhirnya ia membiarkan obat-obat it begitu saja.

Kyungsoo menikmati pekerjaannya seorang diri saat ini tetapi tiba-tiba ia teringat dengan ucapan Jongin tadi siang.

"Kau masih menyukai powerpuff girls? Kau ingat, dulu kau juga pernah memaksaku memakai kaos itu."

Kyungsoo berbohong jika ia tidak mengingat hal itu. Tentu saja ia mengingatnya dan bagaimanapun karena foto Jongin dengan kaos Powerpuff Girls di blognya membuat seluruh mahasiswa kampu gempar akan foto itu. Tetapi meskipun begitu Kyungsoo bersyukur, setidaknya dari kekonyolan itu sedikit membuahkan hasil. Ya sebut saja ini adalah hasil kejeniusan Kyungsoo dulu sehingga kalangan mahasiswa terlebih wanita kembali menggandrungi tokoh super power khas anak-anak wanita dulu.

Entah kenapa kini Kyungsoo menutup program yang tengah dikerjakkannya dan mulai membuka laman web internet. Kyungsoo kembali membuka laman web Cloud 9 dulu saat ia masih menjadi seorang mahasiswi. Blog ini sudah mulai tidak aktif setelah Kyungsoo membuka web baru dengan lebih masa kini mengikuti majalah cetaknya. Dengan main-main Kyungsoo membuka berkas-berkas pada setiap tahunnya-pada setiap bulannya-setiap minggunya. Dan akhirnya Kyungsoo menemukan postingan itu.

2009, July. Review Fashion on the Week; Boys and Girls Nostalgia 90's

Kyungsoo membuka halaman itu dan munculan review lama yang pernah Kyungsoo buat. Kyungsoo benar-benar terasa dibawa ke dalam sebuah lingkup nostalgia tak kasat mata. Ia membaca kalimat yang pernah ia tulis dulu dan sesekali mengernyit menyadari bahwa dulu banyak sekali kesalahan kalimat yang pernah ia tulis.

Semakin ia menggulir kursor ke bawah, kini ia menemukan kembali apa yang pernah Jongin katakan tadi siang. Jongin dengan kaos powerpuff girls-nya. Ada hal yang aneh sekaligus tak asing tetapi entah kenapa Kyungsoo menikmati foto-foto hasil jepretannya dulu. Kyungsoo sendiri lupa bahwa ia masih menyimpan banyak sekali foto Jongin di blog lamanya; setelah semua hal yang berkaitan dengan Jongin lima tahun atau lebih tepatnya delapan tahun yang lalu coba ia hilangkan.

Tanpa bisa ia sadari sebuah garis senyum menyungging di bibirnya kali ini.

***

p.s; garis miring (flashback) kejadian antara Jongin dan Kyungsoo sebelum akhirnya bertemu lagi seperti di rumah sakit sekarang.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro