Tiga Puluh Delapan - Memegang Teguh Janji
Tiga Puluh Delapan - Memegang Teguh Janji
Lima tahun yang lalu. Saat itu Kejora dan Langit masih mengenakan seragam putih abu-abu. Langit mendengar cerita kalau Kejora sedang didekati oleh kakak kelas. Katanya tadi saat pulang sekolah, kakak kelas itu menyatakan cintanya kepada Kejora. Ketika Langit bertanya bagaimana tanggapannya, gadis itu hanya menggeleng.
"Kata Abah nggak boleh pacaran kalo belum tujuh belas tahun," ucap Kejora menirukan gaya abahnya saat mengatakan kalimat itu.
Langit yang sedang menyemir sepatunya menoleh sebentar. "Terus kalo udah tujuh belas tahun, kamu baru mau pacaran?"
"Nggak juga. Kata Abah tugas anak sekolah ya sekolah, bukan cinta-cintaan."
Langit terkekeh. Merasa paham dengan Abah yang melarang anak gadisnya berpacaran saat masih sekolah. Kejora anak satu-satunya, cantik pula, sudah pasti disayang oleh kedua orang tuanya.
Langit meletakkan sepatunya di lantai. Giliran sepatu Kejora yang disemir, tetapi sebelum itu ia menatap pemiliknya dulu. "Terus kamu udah bilang belum ke kakak kelas itu?"
Kejora menggeleng. Langit mengerjap.
"Kenapa?" tanya laki-laki itu.
"Kakelnya ganteng, Ngit. Kapan lagi, lho, aku dideketin sama cowok ganteng? Kamu jangan ngomong ke Abah, ya, kalo aku diam-diam ketemuan sama dia."
Remaja enam belas tahun itu menutup bibir menggunakan telapak tangan. Wajahnya bersemu merah. Sembari menggosok-gosok sepatu gadis itu, Langit geleng-geleng. Masa gara-gara kakak kelasnya ganteng mau melawan perintah abahnya?
"Kamu nggak mau pacaran tapi masih deket sama dia gimana, sih?"
"Ih, lagian dia mau, kok, begitu. Pokoknya jangan bilang Abah, ya."
Langit yang pada saat itu berusia delapan belas tahun hanya mengangguk. Mengunci rapat mulutnya. Toh, ia masih bisa mengawasi sebab sekolahnya dengan sekolah gadis itu berdekatan, tinggal menyebarang saja. Semoga saja tidak ada hal buruk yang terjadi pada Kejora.
Kejora terus menceritakan kakak kelasnya. Mulai dari diajak pergi ke bioskop, makan di warung, jalan-jalan di sekitar Tahura, dan diajak berbelanja. Saat itu muncul perasaan aneh yang sebelumnya sudah pernah Langit rasakan. Langit merasa tidak suka Kejora dekat dengan laki-laki lain. Mungkin wajar sebab selama ini Kejora selalu menempel padanya.
Ternyata harapan Langit tidak sesuai kenyataan. Sebulan setelah Kejora bercerita, Langit mendengar kabar kalau gadis itu mendapat perundungan di sekolah, hanya gara-gara dekat dengan kakak kelas. Apesnya, Langit sedang sibuk-sibuknya dengan persiapan ujian nasional. Mana mungkin bisa leluasa? Akhirnya Langit meminta Dara yang kebetulan satu sekolah dengan Kejora untuk menjaga gadis itu.
Sampai kemudian Dara mengabari kalau Kejora habis kena bullying di toilet sekolah. Setelah pelajaran tambahan selesai, Langit baru bisa menyusul Kejora di sekolahannya. Penampilan gadis itu dibuat berantakan oleh siswi-siswi yang tidak suka dengan Kejora. Rambut Kejora digunting asal, ada lebam pada sudut bibir dan tangan, seragamnya basah dan bau. Saat Langit datang, tangis Kejora tumpah. Gadis itu sampai tidak mau pulang karena takut dimarahi Abah.
Saat Langit sibuk menenangkan Kejora, kakak kelas yang menyukai gadis itu datang dan langsung menghantam wajah Langit dengan pukulan. Langit terhuyung. Saat kakak kelas itu hendak memukul lagi, Kejora menahannya dengan mencengkeram tangan laki-laki itu.
"Jangan, Kak!" Kejora masih terus berusaha menahan kakak kelasnya.
Deru napas laki-laki itu perlahan teratur. Matanya yang tajam menatap Kejora. "Dia siapa?"
"Dia Langit, Kak."
"Aku nggak tanya namanya! Yang aku tanya dia siapa?!" Suara laki-laki itu meninggi. "Oh, jadi, ini alasan kamu kenapa nolak aku terus, karena ada dia, kan? Mana katanya abah kamu ngelarang pacaran? Buktinya cowok ini berani peluk-peluk kamu!"
Mendengar laki-laki lain berani membentak Kejora, Langit merasakan darahnya mendidih. Tangannya terkepal kuat. Beruntung saat Langit hendak menyerang, Kejora berhasil menahan tubuhnya.
"Udah, Ngit. Ini masih di lingkungan sekolah!"
Kakak kelas itu menunjuk Langit. "Kamu bukan anak sini, kan? Aku nggak pernah lihat kamu!"
"Iya. Aku anak Bina Bangsa. Aku mau titip pesan, jangan berani dekati Kejora lagi. Kamu pasti tau, kan, akibatnya kalo masih berani?"
Kakak kelas itu mengatupkan bibirnya. Anak SMA Bina Bangsa memang terkenal garang. Ia lantas bergidik dan beringsut meninggalkan Kejora tanpa mengucapkan satu kata pun.
"Tuh, kayak gitu masih mau kamu deketin? Baru digituin aja udah ngacir." Langit mendengkus. Tangannya merapikan rambut Kejora yang kusut. "Cowok kayak gitu nggak berani berkomitmen. Dia cuma mau seneng-seneng aja sama kamu, nggak cinta beneran. Jadi, kamu jangan ngelanggar kata Abah lagi. Udah tau, kan, akibatnya? Kayak gini ini."
Setelah merapikan rambut gadis itu, Langit memakaikan jaketnya ke tubuh Kejora guna menutupi seragamnya yang basah. "Abah bilang anak sekolah tugasnya sekolah karena kalo pacaran tuh cuma dapet susahnya aja. Abah begitu karena sayang sama kamu, Jor. Jangan buru-buru kasih hati kamu ke orang yang belum tentu mau jagain dengan benar."
"Kalau aku pulang dalam keadaan begini, Abah pasti marah," ucap Kejora setelah tadi hanya menjadi penyimak. Kepalanya menunduk.
Langit kembali mengusap kepala gadis itu, membuat si empunya mendongak. "Ya itu risikonya. Kalau berani berbuat, berarti harus berani tanggung jawab. Aku bantu buat jelasin. Di sini aku juga salah."
Pada akhirnya, sepasang sahabat itu pulang karena matahari sebentar lagi tenggelam. Benar saja, melihat penampilan mereka berdua yang berantakan membuat Abah kesal. Langit dan Kejora disidang. Langit memegang ucapannya, ia membantu Kejora meluruskan masalah itu ke Abah.
Kejora akhirnya meminta maaf kepada Abah dan berjanji tidak akan mengulangi lagi. Pada saat yang bersamaan, Langit juga berjanji pada dirinya sendiri untuk senantiasa melindungi Kejora. Lima tahun kemudian, Langit masih memegang janji tersebut.
[16 Februari - 25 Maret 2022]
••••
•Lagu yang menemaniku menulis Sky Full of Stars•
Mike Mohede - Sahabat Jadi Cinta
Rizky Febian - Hingga Akhir Waktu
Justin Bieber - Favorite Girl
Justin Bieber - Ghost
Fabio Asher - Bertahan Terluka
Coldplay - A Sky Full of Stars
Tiyok Satrio - Ada Untukmu
••••
Alhamdulillah, akhirnya tamat 😭
Sebenernya masih ada dua part lagi bagian Pasha sama Kejora, tapi karena peraturan event harus diumpetin, jadi silakan bayangkan saja bagaimana alurnya. Kira-kira ada yang bisa nebak nggak, nih?
Buat yang kebingungan, Sky Full of Stars ini pakai POV 3 Kejora, Langit, Pasha centric. Jadi urutannya gini:
Kejora: part 1, 4, 7, 10, 13, 16, 19, 22, 25, 28, 31, 34, 37
Langit: part 2, 5, 8, 11, 14, 17, 20, 23, 26, 29, 32, 35, 38
Pasha: part 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 27, 30, 33, 36
Kenapa begitu? Biar ceritanya panjang 😭 Apalah aku yang kalo nulis cuma sampai di part 20-25 doang. Awalnya mau pakai POV Kejora aja, tapi aku ngerasa kayaknya bakal macet. Akhirnya aku tambahin masalah di Pasha, untungnya masih nyambung sama sinopsis 🤣
Akhir kata, makasih buat yang udah bersedia baca, vote, dan komen. Sebelum Kejora, Langit, dan Pasha pergi, boleh dong kasih tau kesan pesan dan apa yang harus diperbaiki selain tipo?
Sampai jumpa di karyaku selanjutnya 💋
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro