Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Sebelas - Sulit Dijelaskan

Sebelas - Sulit Dijelaskan



Di tangan Langit kini memegang delapan lembar hasil foto di home stay. Sebagian akan diberikan kepada Kejora, sisanya ia simpan sendiri sebagai koleksi pribadi.

"Wah, foto bareng artis, ya!" Seseorang di belakang berseru seraya menepuk bahu Langit. Sontak lelaki itu terkesiap.

"Kejora yang minta," balas Langit pendek.

"Oh, tetangga yang kamu taksir itu?" Orang itu terkekeh. Mendengar itu, Langit hanya tersenyum tipis.

"Kapan kamu mau lamar dia?" tanya orang itu lagi. Kali ini sembari membetulkan letak topinya.

"Kejora belum lulus, Kang."

"Terus apa masalahnya?"

Masalahnya Kejora belum tahu soal perasaan ini. Apa gadis itu tidak kaget kalau tiba-tiba Langit memintanya jadi istri? "Kasian aja, Kang. Kan, mahasiswa semester akhir pasti lagi pusing-pusingnya."

"Bener juga, sih." Orang itu melipat kedua tangannya. "Tapi, yakin kamu cinta sama dia? Terus dia juga cinta sama kamu?"

Langit bungkam. Jika ditanya seperti itu, tentu saja ia akan menjawab yakin, tapi kalau Kejora ... selama Langit tidak bertanya, ia tidak akan menemukan jawabannya. Jadi, untuk sekarang Langit tidak bisa menjawab.

"Jadi bener, ya, kata orang, kalau laki-laki dan perempuan sahabatan, pasti salah satunya ada yang jatuh cinta. Satu hal yang harus kamu ingat, bahwa cinta itu nggak bisa dipaksakan. Mau kamu cinta sama dia, tapi dia nggak merasakan hal yang sama, ya sudah. Artinya kalian hanya berjodoh sebagai teman, bukan partner hidup."

"Tapi, bukannya nggak apa-apa kalau hidup tanpa cinta di antaranya?"

"Siapa yang bilang?" Laki-laki itu mengerutkan keningnya. Kemudian ia mengacungkan kedua tangannya ke depan. "Ngit, cinta itu ibarat dua tangan ini saling bertemu agar menghasilkan bunyi. Kalau pakai satu tangan, ya nggak bunyi. Artinya, kalau kamu berjuang sendirian, yang ada cuma sakit."

Sunyi setelah itu. Langit gunakan untuk mengamati wajah Kejora dan Pasha pada salah satu foto. Senyum gadis itu menular ke Langit.

Selama ini Kejora terlihat bahagia berada di sampingnya. Selama ini Kejora selalu bisa membuat hari-harinya berwarna. Semua perhatian yang Kejora berikan membuat Langit merasa ada cinta di antara mereka.

Namun, bukankah manusia butuh validasi agar tidak termakan asumsi?

Setelah bakar-bakaran dan mendapatkan fotonya, Kejora pamit pulang. Langit kembali masuk ke kamarnya. Tangannya bergerak menempelkan salah satu foto tadi di tempat khusus bersama foto-foto yang lain. Langit tersenyum menatap sebagian dinding dekat jendela penuh dengan wajah Kejora yang sengaja diambil diam-diam. Ada Kejora yang sedang makan, sedang membereskan peralatan mekapnya, sedang berdiri, sedang membetulkan rambut, dan hampir semua tingkah gadis itu--kecuali mandi--Langit ambil tanpa izin jika ada kesempatan, tentu saja menggunakan kamera ponsel agar tidak mencolok. Akan tetapi, ada juga seizin Kejora, seperti saat kelulusan SMA Kejora, sedang ulang tahun, dan momen-momen besar seperti lebaran.

Ia juga sengaja mengambil bagian di samping jendela agar ketika jendelanya dibuka, Kejora tidak bisa melihat foto-foto itu. Inilah alasan kenapa Kejora tidak boleh masuk ke kamarnya lagi? Gadis itu pasti marah kalau melihat wajahnya dicuri.

Langit tahu itu salah, tapi ia juga tidak bisa menahan keinginan untuk mengabadikan gadis itu. Barangkali kelak ia tidak akan bisa melakukannya lagi, Kejora bisa melihatnya sebagai kenangan.

Pintu berdecit. Membuat Langit memutar tubuhnya. Siapa lagi yang berani menerobos kamarnya tanpa mengetuk pintu selain adiknya?

"A' Langit coba buka IG sekarang!"

"Emang ada apa?"

"Teh Kejora lagi live bareng Pasha! Keren banget Teh Kejora bisa ajak artis live bareng dia!"

"Lho, katanya kamu mau ngerjain PR? Kok, malah buka IG?"

"Ya, habis Teh Kejora live di waktu yang tidak tepat. Ayo, A', cepet buka IG!"

Langit pasrah menuruti sang adik, meraih ponselnya di meja. Langit langsung membuka aplikasi Instagram, menekan ikon bulat berwarna merah, dan tak lama wajah Kejora bersama Pasha terlihat.

"Jadi, Cintaku Tersesat di Bandung itu ceritanya tentang apa sih, Kak?" Itu Kejora yang bertanya pada Pasha.

"Ceritanya tentang Nala sama Kala yang sahabatan dari kecil. Terus Kala ternyata jatuh cinta sama Nala, tapi ternyata cinta dia bertepuk sebelah tangan. Cuma ada satu peristiwa yang bikin Nala ini sadar gitu. Peristiwa apa? Tonton aja filmnya nanti."

"Wah, kukira ceritanya komedi gitu, Kak, soalnya dari judulnya aja kayak komedi gitu. Ternyata nggak. Nanti kalau filmnya udah jadi aku pasti bakal nonton, deh."

"Siap. Tunggu tanggal rilisnya, ya!"

Kejora menyelipkan anak rambutnya ke belakang telinga. "Oh, ya, Kak, kalau boleh tau kenapa memutuskan jadi artis? Ceritain, dong, perjalanan Kak Pasha jadi artis."

"Aku suka akting, terus nyobain casting film, ternyata nggak lolos. Sampai akhirnya aku nyoba jadi model iklan aja dulu, lama-lama ada produser yang nawarin main film Jalan Lurus itu. Eh, nggak nyangka setelah film itu banyak tawaran yang masuk."

"Berarti butuh perjuangan juga, ya ...."

"Bener. Jadi, kalau ada yang bilang jadi artis itu enak, jangan percaya. Artis itu konsekuensinya banyak, salah satunya privasi udah pasti bakal diusik sama media, waktu dan tenaga bakal tersita, dan nggak boleh seenaknya kalo udah tanda tangan kontrak."

"Tapi, cuannya banyak, kan, Kak," seloroh Kejora. Pasha tertawa lepas mendengar itu.

Langit menyaksikan interaksi itu dan membaca komentar-komentar yang masuk. Banyak yang mengatakan kalau Kejora dan Pasha serasi, ada yang juga yang bilang kenapa Kejora tidak jadi artis saja.

Dari layar, Langit menatap binar mata Kejora yang terpancar saat mengobrol dengan Pasha. Menimbulkan perasaan yang sulit dijelaskan.


Langit sama aku aja, yuk, aku jomlo, nih.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro