Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Enam Belas - Mikirin Aku Aja!

Enam Belas - Mikirin Aku Aja!





"Huaaa, selesai juga!"

Kejora meregangkan kedua pergelangan tangannya. Bunyi 'krek-krek' terdengar saat ia menekan-nekan semua jemari. Kacamata diletakkan di dekat laptop yang masih menyala. Tapak kakinya memijak lantai, lalu bangkit setelah dua jam duduk mengerjakan tugas.

"Jam berapa sekarang?" Saking fokusnya dengan tugas, Kejora sampai tidak sempat menengok jam. Ia lantas menyalakan ponselnya. Notifikasi Instagram dari Pasha serta komentar-komentar justru mencuri perhatiannya.

Postingan lima jam yang lalu ternyata sudah dibanjiri suka dan komentar. Mata Kejora melebar saat membaca komentar dari Pasha berikut balasan-balasannya.

@koloremak: aku juga mau, dong.

@susterngepot_: Pasha. ❤️

@kaumrebahan: Ih, kok gemes, ya. 😍

@kejumozzarella: keju mozzarella khas Malang, Kak Pasha. 🍕

@mayat_hidup: Cieee yang mau dibeliin lipstik sama Kak Pasha.

@lalalayeyeye: 😍😍😍

Mengabaikan komentar itu, Kejora membuka DM dari Pasha. Laki-laki itu hanya menulis 'hai'. Ragu menyelinap ketika ingin mengetik balasan sebab sekarang sudah tengah malam. Apalagi akun Pasha tidak ada titik hijau yang artinya sudah tidak aktif. Namun, jari Kejora sudah telanjur menekan keyboard hingga tulisan di bawah nama Pasha berubah menjadi 'sedang aktif'.

Kejora membeliak. Segera ia keluar dari ruang pesan itu saat titik tiga berkedip--pertanda Pasha sedang mengetik sesuatu--muncul.

Pasha Novandra
[Kok baru aktif?]

Mulut Kejora terbuka. Ini sebuah kebetulan, 'kan? Tidak mungkin Pasha belum tidur hanya karena pesannya belum dibalas.

Me
[Baru selesai ngerjain tugas, A']

Kejora mengirim balasan itu dengan perasaan tak menentu. Tak lama balasan dari Pasha datang.

Pasha Novandra
[Berarti besok kamu nggak bisa ke sini, ya?]

Setelah membaca, Kejora duduk di pinggir ranjang. Tertegun sejenak.

Me
[Emang ada apa, ya?]

Pasha Novandra
[Aku pengen makan masakan kamu lagi. 😂]

Ibarat daging alot, butuh waktu bagi Kejora untuk mencerna ketikan laki-laki itu. Kemudian muncul semburat merah di pipi. Hangat menyusup perlahan. Jangan baper, Kejora menggumam kata itu dalam hati.

Pasha Novandra
[Kalau kamu sempat, mau nggak ke lokasi lagi bawain sayur asem? Tau, kan?]

Kejora menggigit bibirnya. Bagaimana bisa ia menolak permintaan Pasha?

Sepulang dari kampus, Kejora pergi belanja kemudian membajak dapur rumah Dara. Kalau pulang dulu akan memakan waktu sebab jarak antara rumah dengan coffee shop yang menjadi set lokasi syuting Pasha sangat jauh. Kejora sudah mengabarkan Ambu lewat WA jika dirinya pulang terlambat.

Dua puluh menit kemudian, Kejora sampai di tempat itu diantar oleh Dara.

"Ini kita boleh masuk, Jor?" tanya Dara sembari memperbaiki lipatan ujung kemejanya.

"Katanya boleh, tapi ...." Mata Kejora menerawang. Banyak orang yang ke sana-kemari. Suasana riuh. Sosok Pasha pun tak terlihat. Salah sendiri sebelum ke sini tidak mengabari laki-laki itu.

"Kita tunggu sini aja," putus Kejora. Dara menurut saja. Mereka berdua duduk di kursi kayu yang kosong.

"Kalian mau ketemu siapa?"

Kejora dan Dara serempak mendongak. Kedua mata mereka terbelalak begitu tahu siapa yang datang. Seorang laki-laki bertubuh tinggi dengan kulit sawo matang, rahangnya tegas, bibir sedikit kehitaman, hidung mancung, bulu mata lentik, alis tebal, serta rambut belah pinggir.

Siapa sangka selain Pasha, ada Kevin yang mendekati mereka, bahkan menyapa lebih dulu?

"Temen aku, nih, mau ketemu sama Kak Pasha." Dara yang menjawab. Bibirnya tersenyum kikuk setelah itu. Ternyata Kevin lebih ganteng dari Pasha jika dilihat secara langsung.

Sementara Kejora menyikut lengan Dara. Namun, Dara sama sekali tidak malu.

"Oh, kalo gitu tunggu sebentar, ya. Pasha masih take, dia dari tadi salah mulu," balas Kevin.

Dara berdiri kemudian mengeluarkan ponselnya. "Kak Kevin, boleh minta foto nggak?"

"Oh, boleh."

Selanjutnya Dara membidik kamera ponselnya berkali-kali. Sampai Kejora muak melihatnya.

Kevin pamit pergi karena harus mengganti kostumnya. Dara tersenyum puas karena berhasil mendapatkan foto aktor sekaligus penyanyi itu.

"Jor, aku mau keliling sekitar sini. Kamu nunggu sendirian nggak papa, kan?"

"Kamu nggak mau ketemu sama Pasha?"

Dara menghela napas. "Dibanding kamu, aku masih kalah jauh, Jor. Kayaknya udah nggak ada harapan lagi."

Kening Kejora mengernyit. Tak mengerti maksud ucapan temannya itu. Namun, saat ingin bertanya, Dara malah sudah menghilang. Cepat sekali jalannya.

"Kejora!"

Sontak Kejora menoleh. Wajah semringah, tetapi hanya sebentar sebab raut muka sang aktor terlihat tidak enak dipandang.

"Baru selesai, ya?" Kejora mencoba basa-basi. Walau sepertinya tidak berhasil. Laki-laki itu tidak menjawab.

"Oh, ini aku udah bawain sayur asemnya. Mau dimakan sekarang?"

Pasha mengangguk. Ia lekas duduk di samping Kejora. Wadah berisi nasi putih dan sayur asem serta piring kosong Kejora letakkan di tengah-tengah. Dengan cekatan gadis itu membuka tutupnya, lalu membiarkan Pasha menyantap masakannya. Semoga saja makanan itu bisa memperbaiki mood laki-laki itu.

"Maaf, ya, kalau aku lama." Pasha bersuara pada suapan kelima.

"Nggak apa-apa, A'. Aku paham kalo artis itu padat syutingnya."

Terdengar dengkusan setelah itu. Kejora dapat merasakan beban yang sedang dipikul laki-laki itu.

"Kadang aku, tuh, pengin bebas keluar dari sini, tapi kamu tahu, kan, aku udah tanda tangan kontrak, syuting udah setengah jalan. Kalau aku pergi, nggak cuma aku yang rugi, tapi semua yang ada di sini."

Tangan Kejora memilin keliman kemejanya. "A' Pasha lagi ada masalah?"

Laki-laki itu meletakkan sendok berbentuk paruh bebek di piring. Kemudian menghela napas lagi. "Sedikit."

Kejora mengangguk mendengar jawaban itu. Mungkin Pasha belum siap menceritakan masalahnya. "Aku nggak tau masalah yang menimpa Aa' seperti apa, tapi kata Abah, walau ditimpa masalah kita harus bisa menempatkan diri di mana pun. Jangan sampai hanya karena masalah ini, kita jadi nggak fokus kerja terus merugikan banyak orang."

"Menurut kamu gimana caranya aku tetap profesional meski ada masalah yang berat?"

"Mikirin aku aja, A'."

Kejora menutup mulutnya. Dalam hati ia merutuki diri yang suka spontan. "Maksudnya ... A' Pasha jangan mikirin masalah itu, tapi mikirin yang bikin Aa' seneng aja." Kejora meralat ucapannya. Hal itu mengundang senyum cerah di wajah Pasha.

"Makasih, Kejora. Denger kamu ngomong bikin hati aku tenang."

Sekarang Kejora yang membeku.


Aduh, Kejora kok gemesin, ya. Pasha kayaknya udah mulai nyaman nih. Langit, siap-siap ngumpet di pojokan bareng aku, ya. 😅

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro