SHD-7
Setelah mendapatkan susunan huruf tersebut Matthew langsung mendatangi kantor polisi yang menangani kasus kematian Maria. Ia yakin huruf-huruf tersebut adalah pesan tersembunyi dari Maria. Jika Maria menulis pesan tersembunyi tersebut maka bisa diartikan bahwa Maria sebelumnya berada dalam bahaya dan bunuh diri itu sudah direncanakan oleh seseorang. Seseorang telah memaksa Maria untuk menuliskan surat bunuh diri tersebut. Apa yang telah Maria lakukan sehingga seseorang tega melakukan hal tersebut pada Maria?
Setelah memarkirkan mobilnya, Matthew langsung masuk ke dalam kantor polisi dan mencari tiga polisi yang waktu itu datang ke kuburan Maria. Merekalah yang menangani kasus Maria.
"Selamat siang, Pak. Ada apa, Pak?" Salah satu polisi bertubuh kurus yang melihat kedatangan Matthew langsung menghampiri Matthew dan mengarahkan Matthew ke mejanya lalu mempersilahkan Matthew untuk duduk.
"Tolong cabut penutupan kasus kematian adik saya atas nama Maria Sayersz. Kasusnya tidak bisa ditutup dengan bunuh diri. Adik saya tidak melakukan itu, Ia dibunuh oleh orang yang seharusnya kalian selidiki sampai tuntas," ucap Matthew penuh penekanan setelah menunggu polisi bertubuh kurus itu duduk di kursinya yang langsung berhadapan dengan dirinya.
Polisi bertubuh kurus tersebut mendengarkan ucapan Matthew dengan saksama lalu mengeluarkan map bersampul hijau tua dan memberikannya kepada Matthew. "Apa kamu ingin melihat hasil otopsi adik mu? Aku tahu kamu seorang mahasiswa akademi kepolisian yang sebentar lagi dilantik. Seharusnya tidak menjadi masalah untuk kamu melihat hasil otopsi adikmu dan mengerti hasil otopsi yang dituliskan dokter."
Matthew mengangguk dan membuka map tersebut. Terdapat gambar tubuh Maria yang diambil saat otopsi dan di tempat kejadian. Gambar-gambar tersebut menunjukkan tubuh Maria yang terluka dan ada gambar yang membuat Matthew bergidik ngeri adalah gambar kaki Maria yang patah, bagian kepala belakangnya yang retak dan mengeluarkan sebagian isi otak. Matthew menutup berkas tersebut dengan cepat tidak sanggup melihat semua luka yang merusak tubuh adik kesayangannya.
Polisi tersebut mengambil kembali map tersebut dan memberikan Matthew sebuah amplop coklat. Matthew segera menerima amplop tersebut dan mengeluarkan isi amplop yang merupakan berkas hasil otopsi yang telah ditandatangani oleh dokter yang melakukan otopsi tersebut.
"Hasil otopsi tidak menunjukkan adanya kekerasan yang dialami oleh korban. Kami juga telah menyelidiki cctv sekitar lokasi kejadian dan hanya ada korban yang menaiki lift menuju balkon apartemen," jelas polisi tersebut.
Matthew mengerutkan keningnya ada sedikit keraguan dalam dirinya. Terakhir Maria pergi dari rumah karena fakta menyakitkan yang Maria rasakan, bisa saja Maria melakukan bunuh diri karena tidak tahan dengan fakta tersebut namun itu bisa terjadi jika Maria adalah tipikal gadis lemah yang mudah patah hanya karena sebuah pukulan yang baginya belum begitu kuat untuk mematahkannya.
"Sebaiknya bapak melihat ini." Matthew meletakkan buku catatan Maria, surat bunuh diri tersebut, dan secarik kertas berisi huruf-huruf yang sudah disusunnya di atas meja.
"Apa ini?" Tanya polisi tersebut memperhatikan apa yang ditunjukkan Matthew.
"Ini adalah catatan sekolah Maria, surat bunuh diri, dan ini..." Matthew memindahkan secarik kertas berisi huruf-huruf yang sudah disusunnya membentuk sebuah kalimat lebih dekat ke arah polisi tersebut "...Ini adalah pesan tersembunyi yang ada dalam surat bunuh diri yang ditulis adik saya," jelas Matthew.
Polisi tersebut kemudian membaca kalimat yang sudah disusun Matthew, lalu bergantian membaca surat bunuh diri Maria. Ia terlihat mengerutkan keningnya sebab tidak menemukan adanya pesan tersembunyi dalam surat bunuh diri tersebut.
"Terdapat gaya tulis huruf yang diubah pada setiap huruf tertentu dan tinta yang digunakan pada huruf yang gaya tulisnya diubah sedikit lebih tebal seolah-olah disengaja agar seseorang mengerti pesan tersebut. Dan orang yang dimaksud oleh Maria adalah saya sendiri. Sebab isi surat tersebut hanya tertuju untuk saya bukan ibunya atau pun ayah saya," jelas Matthew yang mengerti kebingungan polisi itu.
"Maksud kamu Maria tidak memperdulikan saya sebagai ibu kandungnya. Begitu?"
Suara ceper melengking penuh penekanan tersebut membuat Matthew dan polisi itu langsung menoleh ke asal suara. Di belakang Matthew sudah ada Rose yang menatapnya tidak suka.
"Kenapa..."
"Apa? Kamu heran kenapa saya ada disini. Saya disini untuk menandatangani berkas kasus Maria yang akan ditutup dan kamu malah mengacaukan semuanya," potong Rose dengan emosi yang menggebu-gebu.
"Jangan tanda tangan berkasnya. Aku mohon. Maria tidak bunuh diri. Aku yakin Maria dibunuh." Raut Matthew terlihat memelas berusaha meyakinkan Rose.
"Maaf pak. Bukti ini saja tidak cukup untuk membatalkan penutupan kasus korban sebab sudah ada bukti yang lebih akurat yang menujukan bahwa kematian korban adalah murni bunuh diri," jelas polisi itu yang sedari tadi memperhatikan pertengkaran antara ibu dan anak tiri tersebut.
Matthew yang mengerti dengan baik prosedur dari kepolisian. Ia tidak bisa membantah hal tersebut. Ia kemudian mengambil semua kertas, buku catatan Maria, dan surat bunuh diri tersebut lalu keluar dari kantor polisi.
Setelah masuk ke dalam mobilnya Matthew tak langsung pergi dari halaman parkir kantor polisi. Ia memikirkan sesuatu yang serius. Sesuatu yang akan membungkam mulut Rose yang lebih percaya anaknya bunuh diri dibandingkan dibunuh. Ibu macam apa yang tidak percaya pada anaknya. Tidak heran Rose dengan mudah mempercayai hal tersebut sebab Ia terlalu sibuk dengan pekerjaannya sebagai dokter dan sebagai pemilik tempat penitipan anak. Dia tidak punya waktu untuk memperhatikan Maria dan mengerti keadaan Maria. Satu-satunya orang yang tahu segalanya tentang Maria hanyalah Matthew.
"Aku akan menyelidiki kasus ini. Aku yakin kamu tidak bunuh diri MarMar. Kakak akan mendapatkan keadilan untuk kamu."
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro