13. waw, terkejoet
Oke, sampai sekarang [Name] masih dibuat pusing oleh omongan mendadak Sopan saat itu. Di mana ia menjelaskan dari A sampai Z tentang kejadian dua belas tahun lalu. Pantas saja [Name] merasa aneh, toh, nyatanya itu memang dua orang yang berbeda.
Ah, seharusnya [Name] nikahi saja Sopan dari pada FrostFire. Sepertinya hidupnya akan lebih tentram dan judul buku ini akan berubah menjadi 'tentram & damai'.
Saat ia dibawa jalan oleh Sopan, itu sudah kejadian beberapa bulan yang lalu. Namun otaknya entah kenapa tetap memikirkan itu. Mungkin karena setelah mendengarnya, [Name] jadi sedikit merasa bersalah juga?
Tak apa, [Name] sudah memperkenalkan Sopan dengan adik kelasnya semasa SMA, yang mana dulu terkenal dengan ke-jaksel-an nya. Semoga saja mereka berjodoh. Toh dia anak baik-baik, kok.
"Kamu kenapa, sih?"
Suara yang familiar itu membuyarkan lamunan [Name]. Dirinya mendongak ke atas dan mendapati sosok suaminya yang tengah menatapnya penuh kebingungan.
"Mikirin apa? Kamu agak beda akhir-akhir ini, apa karena kamu udah mau mendekati bulan melahirkan?"
[Name] menggeleng, "enggak. Aku cuma mikirin Sopan aja." dengan santainya, dia menyebut nama saudara suaminya yang berhasil membuat suaminya menatap dirinya sebal.
"Ngapain mikirin Sopan?!"
"Kenapa? Enggak boleh?"
"Gak boleh, lah! Udah nikah masa malah mikirin cowok lain. Kamu juga udah gak bisa sama Sopan, Sopan udah ketemu cewek baru, tuh. Katanya, sih, lumayan aneh."
Andai saja FrostFire tahu semuanya. Sampai sekarang, FrostFire belum tahu tentang Sopan yang bertemu dengan [Name], dan tentang calon Sopan yang aneh karena berteman dengan [Name].
"Aneh begitu tapi cantik, pintar. Enggak kayak kamu, Frost."
"Aku ganteng iya, pinter enggak. Tapi aku punya banyak uang."
"Sombong banget lo."
FrostFire terkekeh, "besok uang bulananmu masuk, loh. Kamu gak mau?"
Mendengarnya, mata [Name] langsung berbinar dan menatap FrostFire,
"... Sayang, kamu mau aku pijetin?"
Astagfirullah.
Mungkin istrinya ini memang mata duitan, tapi FrostFire tak pernah berhenti merasa gemas dan ingin terus menatapnya.
"Aku gak mau dipijet, maunya dimanjain, dipeluk sama kamu, Yank."
Langsung saja dia memeluk perut istrinya yang 'sangat' sedikit membesar beberapa hari terakhir, lalu memberinya kecupan hangat di dahi. "Sebenarnya aku mau main, tapi bayi kita nanti iri."
Untung saat ini [Name] sedang mengandung.
"Kamu gak usah makin sinting begitu, deh!"
Tetaplah bersamaku jadi teman hidupku,
Berdua hadapi dunia,
Kau milikku, ku milikmu kita satukan tuju.
―FrostFire calon bapak.
"Frost, kamu percaya gak kalo aku pernah bikin janji nikah sama Sopan?"
UHUK!
FrostFire yang sedang meminum tehnya dibuat tersedak karena ucapan istrinya. Yang benar saja, berita apa lagi ini? Apa ini karma karena dirinya banyak menggoda sang istri?
"Hah? Gimana-gimana?"
"... Dua bulan lalu aku ngedate sama Sopan."
JLEB.
"Dia ngomongnya pake 'aku-kamu'."
SERIUS LO?
"Terus dia bilang, dulu waktu kecil―aku pernah ketemu dia. Tapi dalem situasi aku kira itu kamu."
BYURR
FrostFire reflek menumpahkan tehnya ke meja, dia tiga kali kena serangan jantung karena ucapan istrinya. Ada apa ini? Istrinya berselingkuh? Di saat sedang hamil?
"Gimana-gimana? Coba jelasin satu-satu, sayangku, [Name]."
Di akhir, FrostFire sedikit menekankan kalimat yang dilontarkan olehnya. Sepertinya dia begitu terkejut dengan ini.
"... Dulu, aku kira itu kamu; Osty. Tapi ternyata itu Sopan. Aku inget dulu aku pernah minta dinikahin sama Osty―tapi aku bikin janjinya sama Sopan yang waktu itu kukira kamu."
"...."
"Makanya, sekarang aku bingung. Kenapa kamu gak pernah bahas janji itu. Ternyata karena ada dua orang."
"... Dunia sudah gila."
FrostFire mengacak rambutnya sebal, pantas saja saat dia mengumumkan pernikahannya, Sopan terlihat memaksakan diri. Bahkan di hari pernikahan mereka, Sopan tidak tampil banyak. Hanya tampil untuk foto bersama.
"Terus sekarang aku harus gimana??! Ceraiin kamu gitu?! Gak mau lah!"
"Apasih, orang sekarang Sopan udah ada calon. Aku gak begitu mikirin, sih. Toh aku gak ada rasa sama Sopan. Dari awal aku cuma punya rasa s-sama kamu...."
Ceilah, Mbak [Name].
Mendengarnya, sang suami sedikit tersipu. Dia menaruh kepalanya di meja dan menghela napas pelan, "kamu bikin aku jadi ngerasa bersalah sama Sopan, [Name]."
"... Sopan bilang ke aku, 'Abang Frosty jangan sampai merasa bersalah. Dari awal, memang aku yang nipu kalian.' gitu katanya."
"Enggak, bukan Sopan yang nipu. Tapi kamu yang bego enggak bisa bedain aku sama Sopan. Haduh, padahal beda banget."
Perkataan FrostFire yang itu, mampu membuat [Name] melayangkan tinjuannya pada perut FrostFire.
"Jaga mulut lo itu kalo gak mau gue pergi."
"Emang kamu bisa pergi? Kalo pun pergi paling aku tangkep lagi."
Ya, tidak salah, sih. Awal menikah dengan FrostFire, [Name] pernah coba pergi dari rumah ini dibantu oleh Sopan. Namun, ujungnya malah tertangkap dan FrostFire jadi semakin lengket padanya.
"Udahlah. Nanti aku bahas sama Sopan. Kamu istirahat aja buat ke depannya, enggak boleh banyak pikiran. Pas udah masuk bulan ke tujuh nanti aku bikin surat izin hamil, jadi kamu gak perlu kerja. Oh, perutmu sudah mulai membesar, tuh. Walau kata Istrinya Sori ini tuh ukuran waktu masih dua sampe tiga bulanan."
"Terus? Emang kenapa kalo ukuran dua bulan?" sedikit sensi [Name].
FrostFire terkekeh, dia bangun untuk memeluk istrinya―lalu, mengecup pelan perut istrinya yang sedang terisi bayi mungil.
"Gapapa. Aku cuma mau kalian sehat. Aku enggak sabar dia dateng ke sini. Terus nanti pas sudah mulai mau satu tahun, dia panggil aku Papa, panggil kamu Mama. Mulai besar nanti dia bakal ubah panggilannya, bisa jadi Bunda atau Ibu―duh, terus nanti dia sekolah, kuliah, lulus dan nikah. Astaga, aku enggak sabar."
"... Kamu kebanyakan rencana, Frost."
"Iya. Rencanaku buat hidup bahagia sama kalian ada banyak."
"Sok dramatis lo."
___________
FrostFire merasa tersaqity bgitu taw ternyata nem pernah bikin janji sama sopan.
Btw, diem-diem frostfire minjem buku sori 'cara jadi ayah yang menyenangkan' demi nem sama anaknya nanti.
Coba tebak, anaknya laki-laki atau perempuan?
Sekalian, nanti aku update ini―tapi agak maleman, malem banget gitu.
Mungkin subuh juga bisa wkwkwk
See u!
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro