Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

07. chuchuchuan

"BIII TOLONG!"

"JANGAN BII, SINIIN [NAME]-NYA! BIBII ADA DI PIHAK FROSTY KAN??"

"Heh! Sshut, tetangga keganggu nanti."

Jam delapan malam di hari Kamis seperti ini, bibi yang selalu bekerja di rumah mereka berdua ditahan agar tidak pulang. [Name] yang meminta tadi pagi. Dikira sih kenapa, ternyata karena ini.

Bibi kerjanya pulang-pergi, enggak nginep. Tapi khusus hari ini, sama [Name] disuruh atau lebih tepatnya dipaksa nginep. Buat jadi tamengnya [Name].

Saat ini saja, di belakang bibi ada [Name] yang menatap horor suaminya sambil memeluk pinggang sang bibi. FrostFire sendiri, ada di depan bibi tuk mencoba menarik istrinya keluar dari persembunyian abal-abalannya itu.

"Biii, FrostFire-nya usir keluar!"

"Jangan, Bi. Bibi mau liat dedek bayi, gak?"

Aduh, si bibi jadi teringat dua anaknya yang mirip seperti [Name] dan FrostFire sifatnya.

Bibi ini seorang janda, dia bercerai dengan suaminya yang ketahuan selingkuh juga selalu meminta uang padanya. Setelah bercerai, hak asuh ada di tangan bibi. Bibi besarkan dua anaknya seorang diri. Sekarang, keduanya sudah dewasa―dua atau tiga tahun lebih muda dari FrostFire dan [Name].

Keduanya juga sudah meninggalkan rumah, merantau ke kota sebelah dan cukup jarang pulang karena biayanya. Makanya, sekarang bibi tinggal seorang diri di rumah.

"Haish ... kalian tuh sudah menikah, sudah sah, kenapa mau begituan aja kayak orang dikejar maling?"

"[Name] gak mau, Bi!"

"Tapi Frosty mau, Bi!"

Sang bibi menggelengkan kepalanya pelan, ia melepaskan tangan [Name] yang melingkar di pinggangnya dari belakang, lalu segera menggenggam tangan kanan [Name] dengan tangan kirinya. Dia juga melakukan hal yang sama pada FrostFire, menggenggam tangan kanan FrostFire dengan tangan kanannya.

"Enggak boleh gitu! Nanti gak berkah."

"..."

"Salaman dulu,"

Disatukannya tangan [Name] dengan tangan FrostFire agar mereka bersalaman. Secara tidak ikhlas, [Name] menurut dan menjabat tangan FrostFire sampai seperti ingin diremukkan.

"Nah, gitu dong."

[Name] mendengus sebal. Niat hati ingin segera menarik tangannya kembali, namun, FrostFire malah menariknya hingga [Name] bersentuhan dengan dada bidang FrostFire.

Segera, FrostFire mendekap erat istrinya agar tak kabur lagi―lalu membuat senyum girang untuk si bibi, "makasih, Bi. Frosty sayang sama Bibi. Gaji Bibi bulan ini Frosty double, deh!"

"Hahahaha, Mas Frosty bisa aja."

"IIIH LEPAAASH! SESHAKH TAU!"

Bayangin aja, itu kepala [Name] nempel di dada dan ditahan sama tangan FrostFire, susah napas lah dia.

"Shut! Jangan kabur lagi, ih. Kamu kan udah janji, Yank."

"?? KAN BISA DIBATALIN."

"ENGGAK LAH!"

"BISAA!"

"GAK!"

Kan, berantem lagi. Bibi sebel juga lama-lama.

"Heh, keburu Jum'at kalo begitu terus!"

Si bibi bisa aja.

Keduanya langsung berhenti berteriak, [Name] menatap bibi dengan penuh harap, sedangkan FrostFire kembali memasang senyum girangnya itu,

"Hehehe, makasih lagi, Bi!"

Mumpung si istri udah jinak lagi gara-gara bibi, FrostFire langsung mengangkat istrinya menuju kamar mereka berdua―yang setelah nya terdengar suara ribut lagi.

Bibi doakan yang terbaik, deh.

Kau begitu sempurna,
Di mataku kau begitu indah,
Kau membuatku akan s'lalu memujamu.

Dia yang sudah-.

"FROSTFIREEE SINTING!"

Walau dibuat lelah semalaman, saat pagi [Name] masih bisa berteriak dan merutuki nama suaminya yang saat ini masih tidur sambil memeluknya erat.

Sengaja ia teriaki begitu agar sang empunya nama bangun dan bertanggung jawab atas semuanya.

"Duh ... masih pagi loh, Yank. Yuk tidur lagi, kamu capek pasti, kan? Cup cup cup, sini dipeluk lagi."

FrostFire membuka matanya ketika diteriaki oleh sang istri, ia lihat istrinya menatapnya sebal dengan wajah semerah tomat.

Tanpa bertanya kenapa ia diteriaki, FrostFire langsung kembali memeluknya―kali ini lebih erat, padahal bukan begitu maksud [Name].

"Lepaaas!"

"Kamu capek, tau. Udah sshh, kita tidur seharian aja. Males-malesan aja."

"Aku kerja!"

"Enggak usah udah, kenapa sih gak resign? Suamimu kaya raya begini, kok. Udah lah, berhenti aja. Uang tetep ngalir."

"Gak gitu. Kan itu bisa jadi tabungan setelah nanti kalo kita cerai apa gimana―"

"―heh mulut! Enggak, gak bakal. Gak usah tabung-tabung. Minta aja."

[Name] memayunkan bibirnya sebal, dia cubit lengan kekar suaminya itu―membuat sang suami meringis dan kembali membuka mata.

"Hissh ... oke, ayo kita siap-siap."

Tak berani ia membantah.

Dirinya langsung melepaskan pelukannya dengan [Name], lalu beranjak bangun dari ranjang setelah mengambil ekhem-piyama miliknya yang jatuh.

Begitu juga [Name], dirinya mencoba bangun untuk bersiap-siap walau ia kebagian jam kerja siang. Tapi, saat berdiri; lututnya lemas dan rasa sakit pada pinggangnya langsung terasa, hingga ia harus berpegangan pada ujung ranjang.

"Kan, kubilang juga apa!"

FrostFire menghampiri istrinya, dengan pelan, ia bantu istrinya kembali mendudukkan tubuh di atas ranjang.

"Hari ini izin aja."

"?? Engg―aduh! Sshh ... kok sakit banget, sih."

"Tuh, nurut makanya!"

"Iih, ini kan gara-gara kamu!"

"Hah―kan kamu yang bilang gapapa tadi malem. Padahal cape."

"ENGGAK YA-Uh, aduh!"

Sebagai suami yang baik, FrostFire memijat bahu juga kaki istrinya agar lebih baik. Lalu pinggangnya ia usap-usap, mencoba untuk menghilangkan rasa sakit yang istrinya bilang tadi.

"Nurut, kamu istirahat hari ini. Aku juga bakal di rumah aja hari ini."

"Enggak ke kantor?"

"Enggak, lah! Kan mau temenin ayank, hehe."

"Timinin iyink, kasur tuh beresin! Yang di bawah juga."

"Emm ... hehehe, kamu aja."

Nyengir, lo?

"Ya sudah, kamu di sini dulu. Kayaknya Bibi juga udah bangun. Aku mandi dulu, deh. Kalo ada apa-apa minta Bibi dulu, jangan bangun dari kasur sampe aku keluar, badanmu juga masih pegel kan...."

Dia sedikit mengecilkan suaranya di akhir, apalagi ketika rona merah mulai muncul kembali, segera FrostFire menggeleng dan memukul wajahnya agar rona merah itu hilang.

"Ugh―pokoknya itu, deh!"

Setelahnya, ia beri [Name] sebuah kecupan selamat pagi di dahi dan pipi.

Mau di bibir, tapi si istri tercinta lagi mode macan.

_________

halooo aku kembali 👀

sekolahku mundurin tanggal inapnya jadi kamis minggu depan, makanya aku bisa up! paling minggu depannya pas jumat gak bisa.

btw btw mereka―iya, btul bgitu.

enggak kayak yang lain, paginya mereka walau malu-malu tetep dibahas, ya.

haduh, pasutri yang satu ini suka banget bikin bibi geleng-geleng kepala HAHAHAHA

see u jumat!



Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro