05. punyaku!
"Pagi, sayang! Bibi udah bikinin teh, duduk dulu sini, atau mau dipangku~?"
Pagi-pagi seperti ini, mulut FrostFire sudah kembali menggoda [Name], dia dengan wajah tanpa dosanya itu tersenyum lebar pada sang istri―tanpa tahu jika saat ini sang istri masih memikirkan perkataannya yang semalam.
Iya, [Name] masih tak percaya dengan ucapan FrostFire tadi malam, karena sifatnya sangat berbeda dengan bocah laki-laki yang ia temui saat berumur dua belas tahun.
Seingat [Name], bocah laki-laki yang ia temui dulu itu sangat suram, lalu kalem dan tak banyak omong seperti pria yang berada di hadapannya sekarang. Makanya, sulit bagi [Name] untuk memercayainya.
Tapi―saat ditanya tentang hal itu, FrostFire mampu menjawabnya dengan benar bahkan tak ada salah―seolah-olah memang dia bocah laki-laki itu.
Pokoknya [Name] gak bisa percaya!
Mana tadi malem mereka gak jadi tidur pake batasan area gara-gara FrostFire udah ambil langkah buat meluk [Name]―dipukul juga gak ngaruh, kuat banget FrostFire. Akhirnya tadi malem [Name] pasrah tidur sambil dipeluk erat begitu sama FrostFire.
Kayaknya kesepakatan mereka emang udah gak berlaku lagi, deh. Tuh kan, susah-susah bikin kesepakatan, eh bertahannya cuma dua minggu.
"Kenapa liatin mukaku sampe segitunya? Aku ganteng, ya? Sampe terpesona begitu."
"?? Pede banget, lo. Masih mikir aja, masa sih kamu bocah laki-laki yang waktu itu? Mirip, sih. Tapi beda banget sifatnya."
Laki-laki itu terkekeh, dengan bangga ia menegakkan tubuhnya dan berucap,
"ini yang disebut perubahan, [Name]."
"Masa berubah sampe segininya? Gak mungkin, ah. Lagian yang aku temuin waktu itu ganteng, kamu agak jelek. Oh, apa yang kutemuin waktu itu saudaramu? Eh tapi yang mana? Kayaknya, sih, Sopan atau Glacier."
FrostFire cemberut mendengar ucapan blak-blakan yang keluar dari mulut istrinya itu, moodnya yang tadi sangat baik langsung menjadi buruk begitu saja karena ucapan sang istri.
"Tapi itu beneran aku tau! Huu [Name] jahat, ganteng begini masa dibilang jelek, sih?"
"Ya tapi kalo boleh jujur gantengan si itu ... aduh, siapa sih kakak sepupumu? Ganteng."
"Yang mana? Halilintar? Taufan?"
"Yang ganteng pokoknya!"
"FrostFire?"
"?? orang sinting."
Heran [Name], tuh. Kenapa suaminya ini sangat percaya diri sekali. Mana pas dikatain orang sinting malah ketawa aja.
"Tapi seenggaknya aku lega karena sekarang kamu tau, [Name]."
[Name] mengangkat satu alisnya, "tau apa?"
"Tau kalo aku serius sama kamu. Gak masalah kalo sekarang kamu masih gak percaya aku bocah yang kamu temenin dulu, yang penting kamu sudah tau kalo aku serius, serius suka sama kamu. Ah, apa cinta, ya? Hehehe."
Nyengir lagi.
Wanita itu sedikit tersipu, dia langsung memalingkan wajahnya ke arah lain agar suaminya tak bisa melihat kondisi wajahnya saat ini. Walau sebenarnya suaminya itu tahu, dia sedang tersipu.
"Jiakh, ayangku salting."
"Berisik!"
"... Walah, ngaku? DEMI APA?! AKHIRNYA KAMU NGAKU KALO SALTING!"
"A-apasih...."
"IIIH! BIASANYA KAMU BILANG 'enggak, tuh' TAPI KALI INI BILANG 'apasih' SHJSH [NAME]!"
Heboh sendiri FrostFire.
"Kamu suka aku, kan...." FrostFire kembali ke mode kalemnya begitu dilihat oleh bibi dari dapur, ia berdeham sebentar sebelum tadi melanjutkan ocehannya.
"... Jelek."
"... Hah? HAH?!"
Dia kembali heboh, padahal baru lima detik dia kalem, sekarang heboh lagi. FrostFire sampai bangun dari kursinya, ia menghampiri [Name] yang tadi duduk di depannya dengan wajah girang penuh harap.
"JWLSBDOSMDL BENERAN?!"
"U-UDAH, AH! SANA BALIK!"
"BI! BIBIIII! [NAME] SUKA FROSTY!"
"Walah~ selamat Mas Frosty!" sang bibi terkekeh, ia sedikit berteriak dari dapur pada atasannya untuk memberi ucapan selamat.
"UHSJJSKS KAMU PUNYAKU!"
Dengan cepat, pria itu membawa [Name] ke dalam pelukannya, ia memeluknya erat sambil memberi banyak kecupan pada surai halus milik [Name]. Membuat [Name] semakin salah tingkah dan mendorongnya kuat.
"GGAUSAH CIUM-CIUMAVDUSJH!"
Dua-duanya heboh.
bicarakan tentang seisi dunia,
perlahan mendekat, bisikkan cinta,
membuatku terlena,
ke dalam pesona sukma yang begitu indah.
apa yang kau inginkan,
dari senyumku, ya tuan?
―[Name] setelah sadar perasaannya ke dia dari waktu ke waktu.
Setelah pagi mereka diawali dengan hal seperti itu, FrostFire langsung mengurungkan niatnya untuk pergi ke perusahaan. Dirinya malah membuat niat baru―yaitu memeluk sang istri seharian untuk merayakan rasa senang tak terhingganya itu.
Dari tadi dia cuma bilang, "punyaku!" sampe [Name] bosen, tapi lucu. FrostFire udah kayak anak ayam nempel ke induknya hari ini.
Gapapa, [Name] suka, lebih lucu aja. Dari pada biasanya yang bikin [Name] mikir kenapa mau nikah sama FrostFire―
Oh iya, karena uang ya. /heh
"[Name], kamu gemesin deh hari ini! Gini terus aja, ya? LUCUUU BANGET, GAK KUAT! MAU PELUK TERUSS!"
FrostFire kembali mengeratkan pelukannya pada sang istri―sudah dua jam lebih mereka bertahan pada posisi peluk-pelukan seperti ini, dan sepertinya FrostFire tak ada niatan untuk melepaskannya dalam waktu dekat.
[Name] sendiri tak bisa menolak, hanya bisa pasrah. Diam-diam dia suka, kok. Walau lama-lama risih juga karena tak bisa banyak bergerak seperti biasanya.
"Kalo kamu begini terus, kapan kerjanya?"
"Gapapa, ada Glacier."
Astaga, FrostFire. Padahal tahu sendiri adiknya itu sedang mengambil cuti untuk menjaga istrinya yang sedang hamil besar, malah mau dilimpahkan ke dia. Lagian Glacier juga punya usaha sendiri, beneran dia mulai dari nol―tapi, Sopan sedang menggantikan posisi Glacier selama Glacier cuti.
Sopan, sih, gak masalah. Asal gajinya naik aja.
"Aku nya yang gak gapapa! Lepasin dulu, ih."
"Gamaaaau, nanti punyaku diambil gimana?"
"Siapa, sih, yang mau ambil? Di rumah ini cuma ada aku, kamu, sama bibi."
"NAH ITU! NANTI BIBI AMBIL KAMU GIMANA?"
Bibi yang mendengar teriakan FrostFire langsung mengerutkan keningnya tak suka,
"Ih, Mas! Bibi mah mana mau ambil Neng-nya Mas. Paling Bibi bawa pulang aja ke rumah."
"TUUH KAN! DENGER TUH! BIBI MAU CULIK KAMU!"
[Name] geleng-geleng kepala dengan kelakuan suaminya, diam-diam, ia kembali tersipu karena ucapan suaminya itu. Tapi, sebisa mungkin ia sembunyikan―agar tak heboh seperti tadi.
"Kamu kerja sana!"
"Gak mau sebelum dapet chu."
"?? Sinting, ngadi-ngadi."
Lagi-lagi, [Name] dibuat salah tingkah dan tersipu oleh suaminya, membuat sang suami semakin girang dan kembali menggodanya,
"ayo dong, katanya suka~"
"Ugh, kenapa sih...."
"Sini, deh. Di pipi aja."
FrostFire menunjukkan pipinya, ia melepaskan pelukan mereka sebentar untuk mendekatkan wajahnya pada bibir mungil milik [Name] itu.
"... Sintingdhdj."
Cup.
Setelahnya, kecupan itu mendarat di pipi FrostFire untuk beberapa detik. Membuat sang pemilik pipi semakin girang dan merona.
"Asdfghjkl, chu udah, chuchu udah, kalo chuchuchuan kira-kira kapan, ya?"
[Name] kembali memerah mendengarnya, kini wajahnya sudah semerah tomat. Tapi, ia tak mau terus-terusan dibuat merah seperti ini, makanya―ia menghilangkan rona merahnya dan menatap FrostFire dengan menggoda seperti yang FrostFire lakukan padanya.
"Wah, kapan, ya~ hmm minggu ini?"
[Name] mengedipkan satu matanya, yang kini mampu membuat FrostFire salah tingkah dan memerah padam. FrostFire dengan cepat memalingkan wajahnya, merasa terkena serangan balik dari [Name].
Tapi, ia tak mau menyerah. Dirinya kembali menatap wajah [Name] walau saat ini wajah miliknya masih merah―ia lihat [Name] sendiri gemetar dan berusaha menahan rona merah yang mulai kembali muncul pada wajahnya, makanya, itu dijadikan kesempatan untuk menggoda balik bagi FrostFire.
"Kamis ini aku luang, harus siap, ya. Jangan protes―inget, siapa yang ngusulin buat dipercepat harinya?"
"...."
"Lagian, aku penasaran―bakal seseru apa nanti kalo ada yang panggil aku 'papa'?"
"... STOPSHDJ!"
Niat hati ingin balik menggoda, eh malah dalam bahaya sekarang. Seharusnya tadi ia menghindar saja.
__________
Ini mereka tipe yang saling ngegoda satu sama lain, tapi endingnya nem selalu kalah.
Whskdkd aku suka aja liat frostfire bucin akut sama nem terus nemnya agak tsun tapi gak tsun banget kayak hali atau istri taufan.
dia tsun-nya lumayan normal gitu? kayak orang gengsi pada umumnya ajaa.
btw kapan ni? kamis? wah.
eh omong-omong, kayaknya aku gak bakal update pas hari rabu, atau aku update hari selasa―kemungkinan besar aku bakal gak update sih hari rabu. (Kemungkinan libur update 4 hari jadinya)
dadaah! See u besok!
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro