Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

14. Skandal (a)

Written by Yamashita_Izumi
Edited by HafsahAzzahra09

***

Ana mendesah panjang merenungi nasibnya di Negeri Sakura. Baginya, memperbaiki hubungannya dengan Hikaru jauh lebih rumit dibanding tugas-tugasnya saat kelas dua belas kemarin. Setelah ia menerima pengumuman kelulusan di Universitas Tokyo, Ana belum bisa benar-benar lega. Pikirannya pun berkelana memikirkan kejadian kemarin.

"Aku harus segera kembali ke kantor agensi. Kalau tidak ada hal penting yang ingin kau bicarakan, aku permisi," ujar Hikaru sambil melihat tangannya yang digenggam Ana.

"A-aku hanya ingin melihatmu baik-baik saja."

"Seperti yang kau lihat. Aku baik-baik saja." Hikaru menaikkan sebelah alisnya sebagai tanda meminta persetujuan. Ana tau lelaki itu baik-baik saja secara lahir. Namun, bukan itu yang ia maksud.

Perlahan, Ana pun melepas cekalannya dan membiarkan Hikaru berlalu.

Ana menggeleng, menepis bayangan yang terus berputar di benak. Namun, rindu itu tak semudah itu memudar. Maka ia pun membuka saluran YouTube dan memutar lagu debut Hikaru. Walau sudah mendengar dan melihatnya satu juta kali, ia tidak bosan juga. Hal yang selalu Ana lakukan berulang hampir setiap hari. Kilasan kejadian lain pun menghampiri kepalanya.

"Apa kau sekarang membenciku, Hikaru-kun. Kita mungkin tidak bisa sedekat dulu, tapi kita masih bisa beteman, kan? Mengapa kau seolah bersikeras untuk menjauhiku?"

"Dan kau, mengapa kau bersikeras untuk mendekatiku?"

"Aku yang lebih dulu bertanya, jadi kau harus menjawabku terlebih dulu."

Hikaru membuang muka. Napas kasar berembus dari kedua lubang hidungnya.

"Aku tidak pernah suka kehilangan teman. Kita berteman sudah enam tahun, ingat? Dan kau menjauhiku begitu saja dan memutus komunikasi sepihak tanpa menjelaskan apa pun padaku. Apa aku salah jika terus bertanya?"

Hati lelaki itu berkedut nyeri. Selama ini ia selalu takut Ana akan mengungkit hal ini. Hikaru mengira, ia sudah pandai menghindar. Namun, pada akhirnya sesuatu yang harus dihadapi akan menemuinya, kan?

"Aku hanya tidak ingin kau terluka. Bisakah kau mengerti dan membuat semuanya mudah?" Hikaru pun memilih untuk meninggalkan Ana. Ia takut jika ia masih berdiam lebih lama lagi di samping gadis itu, pertahanannya benar-benar goyah.

Lagi-lagi Ana mendesah. Aktivitas kampusnya akan dimulai besok. Masih ditemani oleh lagu-lagu dari album debut Hikaru, Ana pun mengecek jadwalnya dan membaca buku panduan perkuliahan. Semester awal biasanya tidak rumit. Namun, Ana yang sudah terbiasa membaca buku di malam hari memilih untuk tetap membaca materi pelajarannya. Menghilangkan kebiasaan ini tentu bisa mengganggunya. Ia pun mencari beberapa jurnal. Ia adalah mahasiswi beasiswa, jadi sudah seharusnya ia mendapat nilai yang baik dan Ana tidak ingin mengecewakan dirinya sendiri.

"Hikaru-kun, kau juga diterima, kan?" Ana menyapa lelaki itu yang sedang berdiri di depan papan pengumuman jurusan. Meski Hikaru sudah melihat namanya terpampang di website kampus, ia tetap mampir ke mading jurusan untuk melihat beberapa pengumuman lainnya.

"Aku membawa kue manju dan dorayaki. Ambillah. Aku tau kau belum sarapan, kan," tawar Ana. Ia tetap bicara dan bersikap ramah meski lelaki itu mengabaikan ucapannya barusan. Hikaru masih bersikeras berpura-pura menulikan telinga. Netra sipitnya tetap fokus membaca beberapa baris kalimat dari sebuah artikel.

"Yak! Aku bicara padamu."

Melihat Ana mulai jengkel, Hikaru pun mendengkus lalu menoleh. Akhirnya ia mau membuka mulutnya dan berkata, "Pertama, aku tidak mungkin berada di sini jika tidak diterima. Dan kedua, terima kasih atas tawaranmu. Tapi sekarang aku benar-benar tidak berselera makan."

Ana mematung mendengar jawaban lelaki itu. Tidak berselera? Ia tidak salah dengar, kan? Hikaru yang ia kenal tidak mungkin menolak kue manju. Ini kudapan favoritnya sejak dulu. Saat SMP, Ana selalu melihat kue manis ini tidak pernah absen menjadi cemilan Hikaru ketika jam istirahat.

"Baiklah kalau begitu," ucap Ana pasrah sambil menunduk memandang kue manju dalam genggamannya.

Hikaru pun melenggang pergi. Sementara Ana memandang kue-kue di tangannya dan punggung Hikaru bergantian. Ia pun menyimpan kembali kue itu di saku jaketnya. Sekarang, ia berpikir bagaimana cara menghabiskan semua kue-kue ini. Biasanya selalu ada Ara yang membantunya menghabiskan makanan. Namun kini, mereka terpisah begitu jauh. Mengingat kembarannya itu membuat Ana ingin segera pulang.

Setelah selesai membaca satu jurnal yang tadi ia unduh, Ana pun memutuskan untuk segera beristirahat. Ia ingin waktu bergerak cepat dan tertidur lebih awal adalah pilihan yang sering ia ambil.

♥♥♥

Lebih dari satu bulan kemudian. Kepala Ana mendongak, membaca tulisan Fakultas Sejarah Jepang yang tertera di gedung menjulang di depannya. Gadis ini memang sangat menyukai sejarah Jepang semenjak menginjakkan kakinya pertama kali di negara ini semasa SMP. Ia berharap bisa menjadi penulis naskah skenario di Jepang, terutama film tentang Oda Nobunaga—ikon sejarah Jepang.

Di sisi lain, Ana memang berencana untuk mendapatkan cinta Hikaru, tinggal dan menua bersamanya. Mimpi yang sangat indah dalam benak Ana. Namun, sikap Hikaru yang dinginsetiap kali mereka bertemu, agaknya mengacaukan mimpi yang tersusun rapi di kepala gadis itu.

Setiap kali bertemu, mata lelaki itu menatapnya seolah ingin mengusir. Tatapan dan sikap yang sangat berbeda Hikaru tunjukkan saat lelaki itu sedang bersama teman-temannya yang lain. Ia bisa menjadi pribadi yang lebih ramah dan hangat.

Apa kau membenciku, Hikaru-kun?

Ana menutup muka, kepalanya terasa mau pecah. Segala usaha telah dilakukannya, tetapi apa yang diperoleh? Hikaru terus menjauh darinya. Ia sudah berusaha mencari di pencarian internet maupun menanyai teman-teman Hikaru tentang apa saja yang disukai dan tidak disukai lelaki itu. Terkadang, Ana masih berusaha membawa kue manju yang terkenal dan susah untuk didapat, tetapi Hikaru selalu menolaknya.

Di sisi lain, Ara juga masih bersikukuh menentang hubungannya dengan Hikaru. Pikirannya kembali kalut, sedikit merasa adiknya benar, tetapi sebagian hatinya masih meyakini kalau pangeran hatinya adalah orang yang baik.

Siapa sebenarnya kau, Hikaru? Apa benar kau hanya orang angkuh yang mengejar popularitas?

Ana menggeleng kuat, menepis segala keraguan di hati. "Tidak! Hikaru hanya sedang sibuk. Ya, dia pasti canggung setelah sekian lama tak bertemu. Tapi .. tapi bagaimana jika dia memang ...?"

Hati Ana sangat tidak menentu. Perasaannya terus berkecamuk.

Mungkinkah dia memang sudah tak ingin melihatku? Bahkan hanya sekadar chatting?

Berbagai macam pertanyaan terus mengalir di benak Ana. Rasa penasaran terus menggerogoti jiwanya setiap hari. Ana tidak bisa begini terus, ia harus bisa berbicara dengan Hikaru. Ia tidak bisa galau seperti ini terus-menerus. Ia ingi tau apa yang disembunyikan oleh lelaki es itu.

Aku harus tahu bagaimana keadaanmu yang sebenarnya, Arata Hikaru!

16 September 2020

Revisi 1: 20 Juni 2021

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro