11. Line dan Twitter (b)
Nomor yang Anda tuju—
Ana mendesah frustasi. Ini kali ke—, ia bahkan tidak mengingat berapa banyak usaha yang dilakukannya untuk menghubungi Hikaru. Pesan yang ia kirim melalui Line dan Instagram 2 hari yang lalu masih belum terbaca. Ana sangat merindukan lelaki itu. Tanpa ia sadari, air matanya mengalir begitu saja.
Hikaru-kun, apa kau sekarang telah membenciku?
♥♥♥
Line Kim Ana
Izumi-san, apa kau sedang bersama Hikaru-kun? Aku hanya ingin mengetahui keadaannya. Dia ... baik-baik saja, kan?
2 days ago 19:01
Tidak hanya Hikaru. Izumi bahkan juga mengabaikan pesan Ana. Ini bukan kali pertama Line-nya yang tidak dibalas wanita Jepang itu. merasa menemukan jalan buntu, Ana pun mencari jalan lain untuk menghubungi pujaannya.
Jika begini terus, hubunganku dan Hikaru benar-benar akan berakhir, dan aku tidak ingin hal itu terjadi.
Ana menggulir layar ponselnya. Mengetuk satu aplikasi lalu beralih ke aplikasi yang lain. Ia masih memikirkan cara yang dapat ia usahakan. Ketika ia berselancar di Twitter, ada sebuah re-Tweet dari Taka, teman sekolahnya dulu. Foto itu menampilkan Hoshi dan Mahiro yang membawa sebuah medali. Setelah lulus dari sekolah menengah pertama, Hoshi, Taka, dan Mahiro memang kembali satu sekolah di sekolah menengah atas.
Mahiro! Dia teman dekat Hikaru saat di sekolah dulu. Semoga ia bisa memberiku sebuah jawaban!
Ana pun mengetuk profil Mahiro.
Kim Ana
Halo, Mahiro, apa kau masih mengingatku? Aku Kim Ana, teman sekolahmu di sekolah menengah pertama dulu. Apa kau juga masih ingat dengan teman sekelas kita Arata Hikaru?
Jantung Ana berdegup cepat saat menekan tombol kirim. Ia berharap Mahiro tidak mengabaikannya seperti Hikaru maupun Izumi. Sambil menunggu balasan, Ana pun mengerjakan tugas sekolahnya.
Empat jam pun berlalu. Ana merenggangkan otot-ototnya yang mulai pegal. Matanya sudah mulai mengantuk. Sudah tengah malam. Selalu seperti ini. Ia merapikan semua buku dan alat tulisnya ketika orang-orang sudah terlelap.
Setelah meja belajarnya rapi, Ana meraih ponsel. Belum ada balasan dari Mahiro. Ana pun pasrah dan memilih tidur. Perbedaan waktu antara Jepang dan Korea Selatan mungkin menjadi penyebab pesannya yang belum mendapat balasan.
Saat Ana hendak mematikan lampu kamarnya, pesan dari Mahiro pun datang. Jarinya bergerak lincah untuk menekan kotak masuk.
Mahiro
Halo, Ana! Tentu aku mengingatmu. Kau satu-satunya murid Korea di kelas kami. Bagaimana mungkin aku bisa lupa J
Senang kau masih mengingatku dan mau menghubungiku. Dan soal Hikaru, tentu aku juga mengingatnya! Apa kalian pernah bertemu setelah hari kelulusan?
Ana begitu gembira melihat respon hangat Mahiro. Ia tidak pernah menyesali tekad kuatnya untuk memperjuangakan Hikaru. Ana sangat yakin, apa pun yang ia usahakan pasti akan membuahkan hasil. Setidaknya ia tidak akan menanggung penyesalan di kemudian hari karena melepas orang yang ia cintai.
Kim Ana
Iya. Aku bertemu dengannya beberapa waktu yang lalu. Tapi sayang, aku lupa memiliki kontaknya. Kau tau, kan, betapa mahalnya kontak seorang artis, hehe. Apa kau memiliki kontak Hikaru?
Mahiro
Hikaru memang luar biasa! Ia benar-benar menjadi artis sekarang. Aku ikut senang melihatnya. Dan masalah kontaknya, sayang sekali aku juga tidak punya. Kami bahkan jarang berkomunikasi lagi sejak ia debut waktu itu. Maafkan aku.
Kim Ana
Baiklah kalau begitu. Jaga dirimu baik-baik, Mahiro. Senang bisa kembali bicara padamu.
Mahiro
Kau juga, Ana. Dan tidurlah. Sekarang sudah lewat tengah malam, kan, di Korea? Aku juga akan segera tidur. Selamat malam.
Kim Ana
Aku juga akan segera tidur. Selamat malam.
Menyerah sepertinya tidak ada dalam kamus seorang Kim Ana. Jika Mahiro tidak bisa memberinya informasi apa pun. Maka, sebelum ia tidur, Ana mengirim pesan pada Taka. Setidaknya, jika ia mengirim pesan sekarang, Ana berharap besok Taka akan membalasnya.
Kim Ana
Halo, Taka, apa kau masih mengingatku? Aku Kim Ana, teman sekolahmu di sekolah menengah pertama dulu. Apa kau juga masih ingat dengan teman sekelas kita Arata Hikaru?
5 Juni 2017 12:42
♥♥♥
Waktu seakan bergerak lambat jika sedang menunggu. Ana berulang kali mengecek ponselnya di setiap kesempatan. Sudah dua belas jam berlalu, tetapi ia masih belum mendapat jawaban. Berulang kali di abaikan membuatnya terkadang merasa pesimis. Ana pun menunduk sambil menggigit bibir bawahnya.
"Ana kamu tidak pulang?" tanya Young shi sambil membenarkan tali tasnya.
Ana pun mengangkat kepala dan menjawab dengan tergagap, "Ayo pulang!"
Young shi pun tersenyum. "Ayo!"
Ia pun menggamit tangan Ana dan menyeretnya ke luar kelas. Bel pulang sudah berbunyi lima menit yang lalu. Langit sudah gelap dan koridor sudah mulai sepi. Anak-anak melangkah dengan cepat menuju gerbang sekolah. Ana tidak ingin tertinggal dan ikut setengah berlari agar bisa menyaman langkah dengan Young shi.
Sesampainya di rumah, Ana menemukan Ara menggenggam mug dan berjalan menuju kamarnya. Setelah berhari-hari tidak pulang, hari ini ia akhirnya kembali. Seragam sekolah masih melekat di tubuhnya. Sepertinya ia juga baru saja tiba.
"Kamu akhirnya pulang," sapa Ana.
"Ini juga rumahku," jawab Ara.
"Kau menghindariku di sekolah maupun di rumah."
"Aku memang selalu cepat dalam bergerak."
"Tapi selama ini kau tidak pernah meninggalkanku."
"Ada kalanya kau yang harus mensejajarkan langkah. Mau sampai kapan orang lain harus menunggumu?"
Ana langsung teringat pada Young shi yang tadi menyeretnya pulang. Ara hampir tidak pernah melakukan itu padanya. Meskipun Ara cepat dalam melangkah, ia selalu menunggu kakaknya. Ara benar. Selama ini, Ana yang terlalu lambat. Mungkin begitu juga Hikaru. Ia selama ini tidak menyadari kalau lelaki itu telah lelah menunggunya. Dan sekarang giliran Ana yang harus mengejarnya.
♥♥♥
Taka
Ana, maafkan aku yang baru membalas pesanmu. Aku jarang membuka kotak pesan di Twitter-ku. Tentu aku mengingatmu dan Hikaru! Aku mengingat dengan baik semua teman sekelas kita.
15 Juni 2017 05:02
Ana nyaris berteriak kegirangan saat Taka akhirnya, setelah sepuluh hari, menjawab pesannya. Senyum lima senti pun tak hilang di wajah Ana saat ia mengetikkan balasan untuk lelaki itu.
Kim Ana
Aku bertemu dengan Hikaru beberapa waktu yang lalu. Tapi sayang, aku lupa memiliki kontaknya. Kau tau, kan, betapa mahalnya kontak seorang artis, hehe. Apa kau memiliki kontak Hikaru?
Berbeda dengan sebelumnya, kali ini Taka membalas dengan cepat pesan yang Ana kirim untuknya. Ana sangat bersyukur mendapat kemudahan seperti ini. Terlalu sering diabaikan membuat Ana lebih berusaha untuk memberi respon secepat yang ia bisa. Ia tidak ingin membuat orang lain menunggu.
Taka.
Tentu saja aku memiliki kontaknya. Kami saling berkirim pesan kemarin. Aku senang melihat Hikaru sekarang baik-baik saja. Ia telah mendapatkan mimpinya.
Hati Ana menghangat. Ia sangat-sangat senang membaca pesan Taka. Selain karena akhirnya ia mendapatkan nomor WhatsApp Hikaru, Taka juga meyakinkannya kalau pujaannya itu baik-baik saja. Dan itu sudah lebih dari cukup bagi Ana.
Kim Ana
Terima kasih, Taka. Aku sangat membutuhkan nomor WhatsApp Hikaru. Terima kasih telah membantuku. Dan, aku juga senang kalian masih berteman baik.
Taka
Hei, ayolah. Tentu saja kami akan tetap berteman. Tidak ada alasan untuk memutus hubungan baik dengan orang sebaik Hikaru. Kau tentu mengenalnya dengan baik, kan?
Kim Ana
Tentu saja. Aku tau Hikaru memang baik dan sudah sepantasnya ia juga mendapat teman-teman yang baik.
Sekarang, keyakinan Ana sudah bulat. Taka membantunya meyakinkan perasaannya kalau selama ini ia tidak salah dalam menilai Hikaru. Lagi-lagi, hati gadis itu menghangat. Tidak ada usaha yang sia-sia. Ia akhirnya mendapatkan titik terang walau harus menunggu berhari-hari.
♥♥♥
8 Juni 2021
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro