Day 3: Twilight
Rei Sakuma x Suya Yoruna (OC)
Fandom: Ensemble Stars!! ©Happy Elemnts.
Lebih tenang ketika melihat senja atau si surai senja?
Pertanyaan itu jelas bisa ia jawab dengan sangat muda bahkan tak perlu berpikir lagi, tetapi diri malah memutuskan untuk bersembunyi. Memendam dengan alasan menghindari sakit, namun kenyataan itu malah memberi sakit dengan kata lebih. Senja memang berhasil memberi ketenangan, apalagi ketika dia duduk bersantai di taman bunga saat sore hari. Namun, ada yang lebih dari itu. Seperti saat ini, ketika iris merah darah melirik ke arah samping. Mendapati siluet seorang gadis tengah tertidur dengan begitu tenang, kendati awalnya sempat menolak dengan begitu keras lantaran Rei tarik dengan cukup kuat ke dalam peti mati; masih meminimalisir agar Suya tak mendapat luka. Mengalihkan fokus lurus ke arah depan, tanpa niat untuk memindahkan penutup peti mati. Tahu bahwa gadis disebelahnya tak harus untuk diganggu, memilih menunggu sampai netra tertutup mulai terbuka perlahan. Kendati pada akhirnya suara lembut yang lebih dulu muncul dalam sunyi, berhasil memberi pergerakan refleks ke samping kanan.
"Jangan pergi." Ucapan gadis tersebut berhasil mengundang tawa ringan dari Rei Sakuma, mengelus surai jingga layaknya senja sebelum memutuskan untuk menjawab, "Ya, tentu."
Ini bukan pertama kalinya Suya Yoruna mengatakan itu, bahkan mudah sudah mencapai ratusan kali. Rei Sakuma juga tahu bahwa dia tak harus berbohong, tapi nyatanya masa depan tidak ada seorang pun yang tahu. Dia bergerak, mendekat ke arah kening milik sang gadis. Namun, sebelum itu tangan milik Rei bergerak guna menjauhkan penghalang kening gadis itu—poni. Menciumnya lembut untuk beberapa saat, berhasil membuat netra milik Suya terbuka tanpa kata perlahan. Awalnya, ia mengatakan hal tadi masih dalam keadaan memejamkan mata namun sudah terbangun. Dengan cepat dan begitu asal tangan mulus milik Suya bergerak mencari tahu letak pinggang milik sang manusia vampir aba-abal, pencahayaan yang tak masuk kategori ada membuat gadis itu susah untuk mencari letak. Ketika jari telunjuk berhasil menemukan, segera ia mencubit bagian pinggang pemuda yang selalu menyebut dirinya 'orang tua' tersebut. Refleks memberi reaksi ringisan ringan dari bibir milik Rei. Kemudian, tangan dia gerakkan untuk membuka tutup peti mati. Perlahan cahaya mulai masuk kendati tak begitu terang, namun berhasil menerangi bagian wajah milik Suya.
Jelas, di sana terlihat semburat merah tak begitu tebal. Namun, berhasil menjelaskan bahwa ia begitu malu.
=
362 word.
=
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro