Penulis amatir, itulah aku. Menulis karena hobi disamping menjadi pekerja di salah satu kedai penyedia jasa foto dan cuci cetak kecil di sudut kota.

Sebagai pegawai dengan gaji kecil tentu aku perlu mencari pekerjaan lain sebagai sampingan. Dan yap, bisa dibilang aku sangat beruntung. Aku punya hobi menulis sejak usiaku belasan dan aku sudah memperdalam ilmu itu beberapa tahun. Bisa dibilang aku sudah terbiasa dengan penulisan, tapi tetap saja aku menyebut diriku amatir, karena rasanya aku selalu belum merasa puas dengan tulisanku.

Tapi yah, setidaknya aku sangat bersyukur majalah mingguan kota menerimaku sebagai penulis tetap untuk mengisi salah satu kolom majalah mereka. Dan aku dapat honor yang lumayan. Sepertiga gajiku sebagai karyawan. Mana mungkin aku menolak.

Ah, genre yang kutulis bervariasi, tapi di bulan Oktober ini aku iseng mencoba genre yang sebelumnya belum pernah kutuliskan, genre horor.

###

Kuregangkan ototku kala aku merasa punggungku lelah menopang beratku yang sedari tadi duduk pada kursi kerja kamar. Aku menguap lebar, mengucek mata.

Baru saja aku selesai mengetik rapi tulisanku untuk pekan ini, membaca ulang dengan gumaman, terutama saat aku tiba di bagian deskripsi makhluk astral yang kuceritakan.

"Mata yang keluar, kepala yang nyaris putus, tangan yang super pipih akibat terjepit dengan tulang lengan yang keluar, kakinya membusu-"

Tes.

Aku merasakan sesuatu menetes ke hidungku, "Loh? Ini tidak hujan.." gumamku.

Kuseka hidungku, mencari tahu apa yang baru saja menetes.

Darah? Dan liquid bening yang kental.

Darah yang bercampur dalam liur?

Ketika kesadaran itu muncul jantungku tiba-tiba saja berdetak lebih cepat, dadaku sesak, kurasakan sesuatu melilit dadaku, perutku seakan ditusuk sesuatu, dan perlahan kurasakan rambut menyentuh pipi wajahku.

Dengan gemetaran aku paksakan kepalaku mendongak.

"BENTUK KAMI TIDAK BEGITU!"