Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Pernah Terpikirkan?

wga_academy

Apa kalian pernah berpikir hal-hal random? Seberapa gila pikiran itu? Apa pikiran paling gila kalian? Apakah sampai membuatmu memilih diam di tempat dan tak bergerak? Kalau begitu...

Pernahkah terpikirkan di benak kalian, jika saja bayangan kalian yang kalian lihat dalam gelap benar adanya?

Baju yang digantung bagai kuntilanak? Atau kalian melihat bayangan hitam berjaket?

Atau helm yang terlihat seperti kepala? Atau.. apakah kalian pernah iseng mencoba untuk melihat ke dalam kegelapan ruang di bawah lantai rumah kalian? Apa kalian melihat dua benda bercahaya redup? Lampu kerja kecil milik ayah kalian?

Apa kau yakin itu hanya baju, helm, atau lampu?

Cobalah sesekali menengok keluar jendelamu di malam hari. Kau melihat apa? Ranting pohon mengetuk jendelamu? Atau untuk kalian yang tinggal di apartemen tengah kota, kalian melihat titik-titik cahaya lampu dari kejauhan?

Sekilas mereka tampak seperti hantu, monster, atau apapun, tapi saat kau menyalakan lampu, benda-benda itu menampakkan wujudnya sesuai dengan benda-benda yang memang seharusnya kau lihat.

Tapi, kata mereka, anak kecil bisa melihat yang sebenarnya, bukan yang seharusnya. Mata mereka seperti memiliki kemampuan berbeda.

###

Aku terbangun dengan nafas menderu, mataku kubuka lebar sambil tanganku memeluk tubuhku sendiri. Untuk beberapa saat aku tak berani bergerak, menatap lurus ke ujung kuku kaki yang tampak samar dalam gelap kamar.

Tak tahu berapa lama hingga kurasa nafasku kembali normal, degup jantungku tak lagi berpacu cepat layaknya pacuan kuda di arena, kepanikan yang ada sebelumnya perlahan meninggalkanku yang mulai tenang sambil mengucek mata, melihat ke sekelilingku yang masih gelap, menyisakan cahaya merah dari jam digital di atas nakas.

02.35

Masih terlalu cepat untuk bangun bersiap ke sekolah, maka dari itu selepas menatap sekitar sekali lagi, aku mulai merebahkan diriku pada kasur empukku, menaruh perlahan kepalaku di atas bantal kesayangan.

Mataku nyaris tertutup ketika tiba-tiba saja sudut mataku menangkap sesuatu di samping lemari, tingginya beberapa centi lebih tinggi dariku, sekilas seperti orang dengan jaket atau hoodie hitam.

Tapi ada yang aneh, dia seperti memegang sesuatu, cangkul atau entahlah.

Tes..

Tes..

Tes..

Terdengar suara tetesan air yang membuyarkan lamunanku tadi, membuatku menoleh ke arah kamar mandi, sepertinya aku lupa mematikan dengan baik kerannya.

Aku kembali melirik ke arah sebelah lemari, sambil tanganku mengambil ponsel, menyorot ke arah aku melihat bayangan tadi.

Jaket hitam kesayanganku.

Ah sepertinya aku jadi parno sendiri karena mimpiku, ditambah tubuhku yang lelah sekolah dan bekerja seharian mungkin membuatku memikirkan hal yang tidak-tidak.

Aku menghela nafas kasar, mengusap wajah, memilih bangun untuk mencuci muka. Sekaligus mematikan keran tentunya.

Tanganku meraba dinding, mencari sakelar lampu, hendak menyalakan lampu kamar.

Clak..gyut...

Jariku menyentuh sesuatu. Lembek dan basah, sesuatu yang seharusnya tak ada dalam kamarku.

Buru-buru aku tarik jemariku menjauh dari dinding, mataku melebar, degup jantungku berpacu layaknya pacuan kuda.

Kakiku gemetar seakan tak kuat menopang berat tubuhku.

"A-apa-apaan itu-"

Bau amis menyergap penciumanku secara tiba-tiba.

Entah bagaimana, lampu kerjaku berkelip, membuatku melihat jelas,

Rongga mata yang terisi belatung, mata lainnya terjulur keluar, lidahnya keluar menteskan liur kental yang bercampur dengan darah.

Anatomi tubuhnya tak beraturan, kaki tangannya terputar bengkok, kukunya panjang menancap pada plafon, ususnya terburai, bahkan sudut bawah mataku masih dapat melihat lambungnya yang menggantung nyaris mengenai lantai.

"JA...NGAN.. NYALAKAN LAMPUNYA.. KA..MII.. JADI TERLIHAT, KAN?!"

Teriakan keras membuatku tersentak, telingaku berdenging seketika.

"Omong-omong, matamu... wah seperti mata anak-anak~ Saya suka, bagaimana kalau kau serahkan pada saya? Permen yang lezat.."

Seseorang dari samping lemari menampakkan dirinya yang menyeringai mengerikan, di tangannya sebuah palu berlumuran darah tergenggam erat.

Aku tahu, sudah tak ada lagi kabur.

"Trick, or treat?"

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro