wga_academy

Manusia itu mengerikan. Lebih seram dari hantu. Dan aku kesal sekali saat malam helloween, manusia berpakaian seolah mereka hantu dan mengetuk, mendatangi satu pintu lalu pergi ke pintu lainnya untuk minta permen.

Tapi mereka tak pernah datang ke satu rumah di sudut desa, rumah panggung tua milik Tuan Freddy. Mereka bilang benar-benar ada hantu di rumah pria tua itu. Bahkan beberapa dari mereka bilang Tuan Freddy adalah hantunya.

Tapi entah kenapa mereka selalu bertandang ke rumahku, rumah keluarga Atlanta.

Mereka memasang senyum lebar, tertawa senang saat menerima banyak permen dari ayahku yang berpakaian seperti bajak laut dari film kesukaan adik kecilku, Charles.

Aku dan Charles hanya menatap jengah dari pohon cemara samping rumah, berdecih muak.

Ayah tak jarang mengajak para remaja itu masuk untuk sekedar minum, berbincang, atau bahkan menikmati hidangan yang sudah ayah sajikan untuk mereka.

Kebanyakan dari mereka menolak dan memilih lanjut ke pintu berikutnya, berkata sopan, dan ayah akan melambaikan tangan pada mereka, berpesan untuk tak lupa menyikat gigi sebelum tidur.

"Huh, mereka tidak tahu saja leher kita diikat begini di samping rumah. Kalau tahu pasti mereka akan lari terbirit-birit," ucap Charles mendengus, bersidekap.

Aku tertawa mendengar perkataannya, "Kau masih takut pada hantu, Charles?"

Charles menggeleng sebagai jawaban, "Bahkan para hantu itu memberiku hadiah ulang tahun dan tak pernah memukulku, ayah lebih mengerikan. Lihat, kakiku sudah jadi sup lezat di dalam, dan bola mataku sudah jdi permen."

Aku semakin tertawa keras, terbahak mendengarkan ucapan Charles, bahkan William, pacarku yang selalu bersembunyi di bawah kasur saja sampai mengusap wajah sambil berkata, "Kami bahkan tak sekejam itu."

"Bukan 'kami' lagi. Tapi 'kita'," ucapku telah puas tertawa.