41 : Moment
Iblis memang menggoda manusia, tetapi keinginan terkuat dari manusia itu sendirilah yang menyebabkan mereka melakukannya.
♥️Ethan♥️
Author
Pukul dua lewat dua belas menit siang Ethan dan Arabell sampai di tempat kencan mereka yang ternyata tempat tersebut salah satu jadi kunjungan wisata favorit di kota Brisbane.
Street's beach. Pantai yang berada 7,5 kilometer dari kampus Queensland University itu menjadi pilihan Ethan untuk kencan pertama mereka.
Arabell yang sejak awal sengaja tak diberitahu pun merasa sangat senang diajak mengunjungi pantai. Bukan tanpa alasan, ia sendiri tak pernah berjalan-jalan di tempat wisata yang ramai pengunjung seperti street's beach ini.
Mereka berdua berjalan sambil berpegangan tangan erat memasuki street's beach yang sudah diisi oleh banyaknya manusia.
Pemandangan pantai yang di sekelilingnya ditemani oleh gedung pencakar langit langsung memanjakan mata Ethan dan Arabell.
Pantai buatan itu sudah dihiasi oleh wanita-wanita berbikini dan para lelaki yang hanya mengenakan boxer.
Hanya pantai street's beach inilah yang bisa berhadapan langsung pada pemandangan gedung pencakar langit. Menjadikan pantai tersebut berbeda dari pantai-pantai pada umumnya.
"Ayo kita main air!" Seru Arabell sambil tersenyum lebar, sebelah tangannya menggenggam tangan Ethan, menuntun pria itu untuk berlari mengikutinya menuju pantai.
"Tunggu sebentar, aku mau kita mengabadikan momen sebelum bermain air."
Kening Arabell mengerut sembari kedua tangan mulai melingkari tubuh Ethan, memeluk kekasihnya dari depan, "Mengabadikan momen?"
Ethan tak menjawab pertanyaan itu, dia mulai merogoh saku jubah dan keluarlah sebuah kamera yang tampak masih baru.
"Kau membelinya?"
Pria di hadapan Arabell mengangkat kedua alis sambil tersenyum sebagai jawaban. Mendapat respon begitu Arabell langsung memutar bola mata, lagi-lagi Ethan membeli sesuatu yang menurutnya tak terlalu berguna.
"Ayolah, ini untuk kita. Kau yakin tak ingin mengabadikan momen bersama iblis ini?"
Arabell jadi terkekeh saat Ethan menyebut wujud aslinya, "Yah, harus kuakui aku tak bisa menolak ajakan iblis tampan yang satu ini."
Mereka berdua tertawa sebelum akhirnya Ethan menyandarkan kepala Arabell di dada, menekan tombol kamera dan mengambil gambar diri mereka dalam keadaan tersenyum lebar. Benar-benar tampak seperti pasangan manusia yang berbahagia.
Arabell tersenyum memandangi hasil jepretan mereka. Di foto itu mereka terlihat seperti pasangan manusia kebanyakkan, meski nyatanya tidak begitu. Setidaknya bukan untuk Ethan.
"Itu sempurna, bukan? Aku tak menyangka akan mengambil foto bersama seorang manusia sepertimu."
Tangan Arabell mematikan kamera dan bergerak memasukkannya ke dalam saku jubah milik Ethan kembali.
Dia menaikkan kedua alis sembari tersenyum memandangi kekasihnya, "Ya, dan manusia itu juga adalah kekasihmu sendiri. Boleh aku bertanya sesuatu?"
Ethan bergerak menyampirkan anak rambut Arabell yang tertiup angin ke belakang telinga, melihat sang kekasih sebahagia saat ini rasanya Ethan berharap waktu berhenti sejenak. Ia ingin menikmati wajah berseri Arabell lebih lama.
"Kali ini apa?"
Ethan menurut saja saat tangannya ditarik lembut menuju pantai.
"Apa iblis punya kelemahan terhadap air?"
"Tentu saja tidak, sayang. Kau pikir aku tikus?"
Pasangan itu sontak tertawa sambil berlarian menuju pantai yang sudah diramaikan oleh pengunjung lain.
🏊🏊🏊
Splash!
"Kena kau!"
Arabell menjulurkan lidah memandangi ekspresi pura-pura kesal Ethan ketika diciprati air oleh kekasihnya tersebut.
Ethan berlari mengejar Arabell sambil berusaha membalas mencipratkan air ke tubuh gadisnya, ketika sudah dapat kesempatan, Ethan tak menyia-nyiakan dan mulai membasahi setengah pakaian yang dikenakan Arabell, membuat Arabell reflek berhenti berlari dan memberi Ethan tatapan kesal.
"Kau curang! Pakaianku hampir basah semua!"
Ethan menyeringai puas, tak menggubris keluhan Arabell. Pria itu kemudian mendekati kekasihnya, memeriksa pakaian Arabell yang basah, "Kau ingin berenang?"
"Tidak, kau tau sendiri kita tak bawa baju ganti, lagipula aku tak bisa berenang. Memangnya kau ingin berenang?"
Ethan melengkungkan sebuah senyuman jahil, "Kau ingin melihatku berenang?"
Arabell yang menyadari Ethan mulai menggodanya hanya bisa terkekeh kecil.
Diam-diam di dalam pikirannya mulai membayangkan Ethan yang cuma mengenakan celana boxer dan berenang di air pantai berwarna biru di street's beach ini, benar-benar pemandangan yang memanjakan mata, bukan? Mungkin akan jadi perhatian banyak kaum hawa di sekitar pantai itu, tanpa mereka tau kalau ternyata sebenarnya Ethan bukanlah manusia biasa seperti dugaan.
"Sedang melamunkan apa, hm?"
Arabell tersentak, gadis itu kemudian merutuki diri sendiri. Bisa-bisanya ia membayangkan hal gila terhadap Ethan?
Ah, rupanya otak Arabell sungguh telah diracuni oleh si iblis tampan. "Ah, tak apa," kilah Arabell berbohong, namun Ethan menyadari adanya rona merah di kedua pipi gadisnya.
"Sedang memikirkanku bertelanjang ya?"
Arabell melotot mendengar celetukan santai nan tenang yang dilontarkan Ethan barusan.
Dia cepat-cepat bertanya di dalam hati seperti ini, apa Ethan juga punya kemampuan untuk membaca pikiran manusia?
"Benar Ara?"
Belum selesai batin Arabell bertanya-tanya Ethan sudah kembali melontarkan pertanyaan dengan wajah datar.
Ralat, sejak tadi wajah kekasihnya itu sudah datar bahkan ketika melemparkan pertanyaan pertama. Seolah-olah pertanyaan nakal barusan tak bisa mempengaruhi pikiran Arabell.
"Mana mungkin Eth---"
Ethan mendorong pelan pinggang Arabell hingga tubuh gadis itu bergerak maju lebih mendekat ke arahnya, ia menunjukkan smirk yang entah mengapa terlihat menakutkan di mata Arabell sekarang, "Katakan saja, sayang. Aku ini kekasihmu, dan sebentar lagi akan menjadi suamimu. Lagipula ... waktu itu kita sudah melakukannya."
Mendengar pernyataan Ethan membuat ingatan Arabell kembali pada kejadian di malam indah di hidupnya yang ia lakukan bersama Ethan. Alhasil, ia langsung menutup wajah menggunakan kedua tangan, menyembunyikan semburat merah yang sudah mendominasi.
"Jangan bicara yang tidak-tidak!"
"Kenapa gadisku jadi malu begini? Padahal biasanya dia yang memu---hmph ..."
"Hentikan, Eth! Hentikan!"
Ethan bergerak melarikan sebelah tangan Arabell yang membungkam mulutnya, ia menatap mata gadis tersebut lekat-lekat, mulai menipiskan jarak di antara mereka sebelum akhirnya mendaratkan ciuman singkat di bibir Arabell.
"Mau kutunjukkan sesuatu yang menyenangkan tidak?"
Arabell yang masih merona hanya bisa mengangguk kecil, Ethan tersenyum dan mulai menuntun kekasihnya menjauhi bibir pantai.
"Kau lihat orang-orang di sekitar kita?"
Arabell mengangguk, bingung. "Ya. Ada apa?"
"Sekarang pilih salah satu di antara orang-orang di sini untuk aku goda."
Kening Arabell mengerut, "Jangan bilang kau ingin memakannya?"
"Tidak, sayang, aku hanya akan menggodanya. Percaya padaku, mereka kupastikan aman."
Mata Arabell menatap mata Ethan yang berusaha meyakinkannya, setelah ia rasa Ethan tak berbohong, gadis bermanik biru kelabu itu mulai mengalihkan pandangan ke arah orang-orang di sekitar mereka.
Terlalu banyak orang. Arabell bingung harus memilih yang mana. Ditambah lagi ia tak tau apa yang akan diperbuat Ethan pada orang yang dia pilih nanti.
'Apa wanita berambut cepol dengan bikini oranye itu saja?
Ah, tidak, dia punya anak.
Bagaimana dengan pria yang sedang berjemur itu?
Sepertinya dia sedang tertidur.
Pria tua di ujung sana ... gelagatnya mencurigakan. Sebenarnya apa yang dia lakukan?'
"Aku pilih pria tua berbaju biru di ujung sana."
Ethan menyeringai saat matanya sudah berhasil menangkap pilihan Arabell. "Pilihan yang tepat, sayang. Sekarang kau tunggu di sini, lihat apa yang akan kulakukan padanya."
Setelah itu Ethan langsung bergegas menghampiri pria tua pilihan Arabell.
Arabell yang berdiri agak dekat dari mereka mulai memperhatikan Ethan sedang bersalaman pada pria tua tersebut.
Tak ada yang aneh sampai Arabell mengetahui Ethan mulai membuat pria tua tadi terdiam sembari seperti memasang telinganya mendengarkan ucapan Ethan. Arabell menebak pasti kekasihnya itu sedang melakukan hipnotis pada si pria tua.
Ethan memundurkan diri beberapa langkah membiarkan pria tua tadi melewatinya, kemudian ia memutar badan hingga menghadap ke arah Arabell, memberi kode ke gadis itu untuk tetap memandangi si pria tua.
Pria tua pilihan Arabell terlihat berjalan menghampiri seorang wanita yang sedang berjemur sambil berbaring santai, hal selanjutnya sungguh membuat Arabell tak menyangka adalah ketika pria tua tadi memegangi paha dari si wanita, reflek membuat si wanita menampar si pria tua cukup keras.
Terjadi perdebatan yang cukup panjang dan memakan perhatian beberapa orang di sana.
"Menyenangkan, bukan?"
Arabell terkejut, baru menyadari Ethan sudah berdiri di sampingnya.
Ia berdecak, "Kau menghipnotisnya ya?"
"Bukan, aku menggodanya. Menggoda dan menghipnotis adalah dua hal berbeda. Ketika menghipnotis, iblis murni menyuruh apa pun yang mereka inginkan kepada sasaran---yakni manusia---dalam kurun waktu yang ditentukan oleh iblis itu sendiri. Sedangkan kalau menggoda, iblis hanya bertugas memberi dorongan lewat bisikkan agar manusia yang jadi sasaran melakukan keinginan yang sudah ada di dalam otak mau pun hati mereka sehingga mereka melakukan hal tersebut. Menggoda sudah menjadi kewajiban kami para iblis untuk menyesatkan manusia. Kau pasti tau itu."
Mendengar penjelasan dari Ethan, Arabell hanya mengangguk, tak bisa menyangkal bahwa hati manusia memang lemah terhadap godaan iblis. Sungguh miris, padahal derajat iblis lebih rendah dari mereka.
"Jadi, pria yang kupilih memang menginginkan apa yang ia lakukan tadi?"
Sebelah tangan Ethan mengacak pelan rambut milik Arabell, "Kau benar, sayang. Kau memilih orang yang tepat. Dia salah satu manusia jahat, di dalam pikirannya hanya ingin memperkosa wanita-wanita yang terlihat sendirian datang ke sini."
"Sekarang aku mengerti mengapa kau bersalaman dulu padanya, kau ingin mengintip ke dalam pikirannya. Apa tidak masalah membiarkan perdebatan mereka begitu saja?"
Ethan menyunggingkan senyum sembari menggeleng, ia segera menggaet tangan Arabell untuk menjauhi tempat tersebut. Meninggalkan perdebatan yang sejatinya disebabkan oleh mereka berdua.
Tbc...
Haloo pecinta EthAr *lambai sambil senyum²* lama bet ga update yak:( buat yg nungguin maap yaa, ak hiatus sementara gaess>< otakku dlm keadaan di mana suntuk banget nulis, sibuk in real life jugak, ide buat nulis ga jalan, pokoknya maless bangetlah nulis🌚*jan ditiru
Setelah part ini ak blm tau kapan bisa up lagi ya:") Makasih yg udah selalu setia menunggu dan masih setia nyimpen cerita ini di library❤ /melukerat²
See u<3
Jangan plagiat.
Jangan siders.
Jangan sampe gak Vomment😚
❤MelQueeeeeen
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro