Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

40 : Foreign

The way to fight your enemies is to love them, so that only love is born. Hated to disappear.

♥️Author♥️

Author

Sudah selama kurang lebih 8 kilometer mobil yang dikendarai Ethan dan Arabell menempuh perjalanan, dari melewati jembatan Go Between Bridge, yang kata Ethan rumah ibu Arabell akan ditemukan tak lama setelah melalui jembatan tersebut.
Setelahnya berlanjut selama 30 menit dari jembatan barulah Ethan menepikan mobil, berhenti di halaman sebuah rumah besar nan elegan bercat putih pucat.

"Ini rumahnya?"

Ethan mengangguk sembari melepas seat belt, ia sudah bersiap turun kalau saja tak memandangi Arabell yang kini masih terpaku tanpa melakukan gerakan apa pun.

"Ara? Ayo turun."

Arabell menggigit bibir bawah gugup, entah kenapa dia yang awalnya sangat bersemangat langsung berubah total saat sudah sampai di sana, "Apa Ibu akan memarahiku kalau aku datang?"

Menghela napas, Ethan bergerak menggenggam tangan sang kekasih, mengelusnya lembut, "Kau lupa? Bukankah dia masih dalam pengaruh hipnotisku? Jadi dia tak akan mengingatmu. Begitu juga dengan Deborah dan Tessy."

Arabell buru-buru menepuk jidatnya pelan, "Astaga! Aku bahkan tak ingat sekali pada hal itu. Tapi Eth, sedikit kecewa juga kalau dia tak mengenal kita. Bagaimana kalau Ibu mengusir kita?"

"Tenang saja, dia mengenalku. Dia ingat bahwa aku yang memberinya rumah itu."

Mendengar hal tersebut, Arabell melarikan pandangannya ke depan, tepat ke rumah yang ditempati Paula. Ia tersenyum tipis lalu bergerak mengecup pipi kiri Ethan, "Terima kasih, Eth. Terima kasih untuk semuanya."

"Kau ingin turun atau membuat nafsuku naik dan memaksamu bertelanjang di sini?" Arabell buru-buru menjauhkan wajah Ethan yang entah kenapa berubah mesum diikuti kedua alis yang dinaik turunkan bersamaan, menggoda Arabell.

"Menyebalkan!"
Gadis bersurai coklat itu segera membuka pintu mobil kemudian membantingnya cukup kuat dengan wajah masam diikuti semburat merah di pipi menahan malu.

Ethan yang masih berada di dalam mobil terkekeh, menggeleng menyadari kata-katanya sendiri. "Aku jadi ingat malam itu, Ara."

Ucapan Ethan tak didengar oleh Arabell lagi lantaran gadisnya telah berjalan lebih dulu, mengetuk pintu rumah yang ditempati Paula.

🏠🏠🏠

Arabell mengamati rumah yang ditinggali ibunya dengan seksama. Rumah bercat putih itu memiliki halaman berumput hijau yang cukup luas.

Memang rumah tersebut tak bertingkat, namun jika dilihat dari luar saja Arabell dapat menebak seluas apa di dalamnya. Ini semua berkat Ethan. Semua pemberian lelaki itu, entah kapan Arabell dapat membayarnya. Meski Ethan sendiri sangat tak suka jika dia berencana akan membalas semua kebaikan yang Ethan lakukan. Arabell juga tau dia belum mampu membalas semuanya, lagipula sebentar lagi mereka berdua akan menikah. Arabell sendiri mengerti bahwa iblis tak membutuhkan semua ini, Ethan yang menjelaskannya kemarin. Mungkin dia bisa membalasnya dengan memberi kebahagiaan untuk Ethan. Mungkin saja saat jadi istri nanti, Arabell berjanji pada dirinya sendiri, bahwa dia akan membahagiakan prianya itu.

Tok tok tok!

Arabell mengetuk pintu, ia menoleh mendapati Ethan kini sudah berada di sisinya, memasang senyum miring.

Selang beberapa menit tidak ada tanda-tanda sang pemilik rumah membukakan pintu, membuat Arabell yang tak sabaran kembali mengetuk lagi, kali ini lebih keras.

Tok tok tok!

Beberapa detik setelahnya pintu terbuka, menampilkan seorang wanita berbadan gempal sedang memakan apel mengernyit bingung memandangi Arabell sebelum matanya beralih ke pria di sebelah gadis tersebut.

"Ah ternyata Tuan. Ada apa kemari? Dan...siapa perempuan cantik ini?"
Deborah menatap Arabell dari atas hingga bawah, seolah baru saja bertemu gadis beriris kelabu itu. Padahal nyatanya mereka sudah kenal lama. Semuanya berkat hipnotis dari Ethan.

Ethan merangkul mesra Arabell sambil memasang senyum bangga ke arah Deborah, "Ini kekasihku, namanya Ara. Kami ke sini ingin mampir. Tak masalah, kan? Tentu saja tidak."

Deborah tersenyum ramah---hal yang jarang ia lakukan ketika tidak dalam pengaruh hipnotis---membuka pintu lebih lebar tanda mempersilahkan masuk. "Silahkan, Tuan. Gadismu cantik sekali, perkenalkan, aku Deborah Fetucy. Kau tau? Rumah ini diberikan oleh kekasihmu untuk kami bertiga tinggali. Benar-benar baik, bukan? Kalian pasangan serasi."

"Dia sudah tau."
Sebelum Arabell hendak menjawab kata-kata Deborah, Ethan sudah memotongnya santai, terlalu bosan pada sikap Deborah yang hanya baik kepadanya. Alhasil karena dibalas sedatar itu, akhirnya Deborah mengisyaratkan tangannya untuk masuk ke dalam, membawa Arabell dan Ethan menuju ruang tamu di mana ada Paula dan Tessy yang sedang menonton tv dalam keadaan damai---sekali lagi, tak seperti biasanya yang selalu heboh.

"Paula, Tessy, Tuan datang membawa kekasihnya berkunjung."

Paula dan Tessy yang sedang asyik sontak menoleh lalu bangkit dari duduk mereka, memasang senyum terbaik memandangi Arabell dan Ethan secara bergantian.

Mereka berdua akan menjabat tangan Ethan beserta Arabell kalau saja Arabell tak lebih dulu bergerak memeluk Paula dan memanggilnya dengan sebutan ibu.

"Aku sangat merindukanmu, Ibu."
Mata Arabell tampak berkaca-kaca, ia memeluk erat Paula yang tak bisa berkutik---antara bingung dan juga terkejut. Pemandangan itu juga menjadi pertanyaan besar untuk Deborah dan juga Tessy, mereka saling berpandangan, tak mengerti apa yang sebenarnya terjadi.

"Ibu?"
Paula melarikan diri dari pelukan erat Arabell, memandang gadis itu bingung.

"Ara punya Ibu angkat yang mirip denganmu. Jadi dia hanya mengira kau adalah Ibunya."
Ethan sesegera mungkin menjelaskan keadaan yang membuat ketiga wanita di sana kebingungan.
Arabell yang sejak tadi ditatap oleh Paula pun cepat-cepat menghapus setetes air matanya yang terlanjur jatuh, mengangguk berulang kali membenarkan perkataan Ethan.

"Maafkan aku. Aku benar-benar merindukannya."

Bibir Paula mengulas senyum iba---benar-benar sebuah keajaiban untuk Arabell lihat seumur hidupnya---ia bahkan mengusap pipi Arabell dengan lembut, "Tak apa, Ara. Aku mengerti keadaanmu. Kalau boleh tau, di mana memangnya Ibu angkatmu itu?"

"Sudah meninggal ditabrak mobil."
Bukan Arabell yang menjawab melainkan Ethan. Perkataan Ethan barusan sontak membuatnya jadi pusat perhatian keempat perempuan yang ada di sana. Paula, Deborah, dan Tessy memasang wajah syok kemudian iba. Sedangkan Arabell memasang wajah masam, menggerutu merutuki Ethan di dalam hati.
Meskipun begitu Ethan tetap bertampang tak berdosa, seolah ucapannya tersebut tak ada yang salah atau menyinggung perasaan Arabell.

Paula, Deborah, dan Tessy bergerak mendekat ke arah Arabell, mengusap punggung, bahu, dan kepala gadis tersebut berharap bisa menenangkannya.
Arabell yang diperlakukan seperti itu oleh orang-orang yang biasa suka menyiksanya merasa bersyukur sekaligus gugup. Bersyukur berkat hipnotis Ethan semuanya menjadi baik-baik saja, dan gugup sebab merasa aneh pada perilaku itu.

Selang lima belas menit kemudian, akhirnya mereka berdua pamit pulang kepada Paula, Deborah, dan Tessy, dengan Arabell yang kembali memeluk Paula. Kali ini Paula juga membalas pelukan anak tirinya itu, tidak seperti sebelumnya.

Kini mereka berdua sudah berada di dalam mobil, mobil jeep berwarna biru dongker Ethan mulai melaju ke tujuan kencan mereka. Ethan yang sejak tadi menyadari Arabell sesekali melirik tajam ke arahnya mengangkat sebelah alis, berusaha mengingat kesalahan apa yang sudah ia perbuat.

"Ada apa? Kau tak senang berada di sana?"

"Bukan mereka tapi kau!"
Arabell mendengkus, ia menjawab tanpa memperhatikan lawan bicaranya, lebih memilih menikmati pemandangan lewat kaca pintu mobil.

"Aku? Apa salahku?"

Gadis bersurai coklat itu menoleh, tak habis pikir Ethan bahkan belum menyadari kesalahannya sendiri. "Kau bilang Ibu meninggal ditabrak mobil. Apa maksudnya itu?"

Ethan yang baru mengerti kesalahannya tiba-tiba saja terkekeh, menoleh dan menatap gemas pada sang kekasih. "Jadi itu ya. Maafkan aku, aku buru-buru menjawabnya. Hanya kata itu yang terlintas di otakku tadi."

"Menyebalkan!"

"Jadi kau marah padaku?"

Arabell menyilangkan tangan di depan dada, kembali memusatkan perhatian ke jalanan, "Pikirkan saja sendiri!"

Ethan menghela napas panjang, ternyata sang kekasih benar-benar marah rupanya. Padahal dia pikir kata-katanya mengenai Paula tadi cocok untuk dijadikan lelucon, selain karena Ethan tak menyukai ibu tiri Arabell itu dan pula karena sikap Paula yang tak pernah baik pada kekasihnya.

"Ara, tatap aku saat bicara."

Arabell masih tak bergerak dari posisinya, berusaha mengabaikan ucapan Ethan.

Tiba-tiba saja mobil yang dikemudikan oleh Ethan ditepikan dan direm secara mendadak, membuat Arabell sedikit terkejut dan menoleh cepat memandangi Ethan yang tatapannya fokus ke depan.

"Ada apa?"
Tanya Arabell takut-takut, mengantisipasi Ethan akan mengaktifkan mata peraknya sekarang.

"Maafkan aku, Ara. Aku tau kau menyayanginya, aku tak bermaksud."
Ethan menatap lekat mata Arabell yang kini juga menatapnya, melihat hal itu tentu saja kemarahan Arabell runtuh seketika, apalagi ia dapat menangkap ungkapan penyesalan di mata kekasihnya itu, yang mana berarti kata maaf dari Ethan adalah sungguh-sungguh.

Bibir Arabell terangkat membentuk sebuah senyuman manis. "Aku sudah memaafkanmu, Eth. Aku juga minta maaf karena tak memandangmu saat bicara tadi."

Ethan terkekeh, tangannya bergerak lembut membawa kepala sang gadis dalam dekapannya, "Tak masalah. Tapi sebelum kita ke tempat kencan aku mau minta satu hal."

"Apa?" Tanya Arabell yang sudah melarikan diri dari dekapan Ethan. Menatap Ethan dengan tatapan bertanya.

Ethan tersenyum misterius sebelum akhirnya secara perlahan mendekatkan wajah ke wajah Arabell. Arabell yang langsung mengerti segera melingkarkan sebelah lengannya ke leher sang kekasih, mempertemukan bibir mereka, mengecup lembut dalam beberapa lama.

Sepertinya hubungan antara manusia dan iblis ini sulit dipisahkan. Semoga saja.

Tbc...

Huaaa akhirnya up juga akutuh:")
Pecinta EthAr pasti kangen beut kan sama mereka berdua. Sama aku juga:")
Aku mau minta maap sama readers setia SE yang udah nungguin dan terus spam komen mnta SE diupdate😫

Maap baru bisa up sekarang ya❤
Untuk next part aku belum bisa mastiin kapan up nya.
Yang pasti aku bakalan up kalo udah selesai kuketik dan kuedit^^
See u All❤😘

Jangan plagiat.
Jangan siders.
Jangan sampe gak Vomment😚

❤MelQueeeeeen

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro