Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

38 : Solution

Cinta sejati bukan hanya untuk manusia.

♥️Ethan♥️

Author

Raja Yama meneguk darah manusia jahat yang ada di gelas sloki berbentuk lebar berwarna emas, masih tak lepas memandangi seorang pria di depannya. Sudah terhitung sekitar lima menit berlalu sejak pria itu masuk dan mengatakan dia ingin bertanya sesuatu yang penting, tapi dia tak kunjung juga menyampaikan pertanyaannya, yang ada si pria malah terlihat gelisah tak menentu membuat Raja Yama kebingungan.

"Ethan? Kau baik-baik saja? Ngomong-ngomong, mengapa tubuhmu terbakar?"
Raja Yama yang sudah menghabiskan seluruh isi dari gelas tadi akhirnya membuka suara, menyentak lamunan Ethan hingga pria tersebut kini mengangkat kepala, bertemu tatap dengan iris jelaga milik Raja Yama.

"Maaf, Raja. Soal luka bakar ini, tak apa-apa, tak penting membahasnya. Ada yang lebih penting, dan hal itulah alasan dari kedatanganku ke sini. Ada hal yang ingin kutanyakan, Raja Yama, ini menyangkut hubunganku dan Arabell dan juga Edward si manvil."
Setelah mengucap janji pada sang kekasih, pikiran Ethan bekerja cepat memikirkan bantuan yang kira-kira bisa memberitahunya atas kecemasan yang melandanya dan sang kekasih. Raja Yama, hanya itu satu-satunya nama yang terlintas di otak Ethan. Dan dia yakin, Raja Yama merupakan orang yang tepat untuk memberitahu apa yang tidak ia tau, alhasil, setelah itu dia langsung berpamitan pada Arabell untuk menemui Raja Yama. Meski Arabell sempat menyuruhnya untuk menanyakan hal itu nanti karena kondisi luka Ethan belum juga membaik, tapi berkat kepandaian Ethan dalam menenangkan Arabell dengan kata-kata akhirnya Arabell pun setuju.

"Edward Terry?"

Ethan mengangguk pelan menjawab pertanyaan Raja Yama.

"Edward adalah rivalku sejak lama. Dia tak suka jika melihatku bahagia, seperti sekarang ini, dia sudah tau tanggal kematian Arabell dan juga sudah tau kalau hatiku berdetak untuk Arabell. Itu sebabnya, Edward terus berusaha mendekati Arabell, dia ingin memakan jiwa kekasihku, membunuh sebelum tanggal kematiannya tiba. Arabell sudah tau akan hal ini, dan itu membuat kami sangat cemas, takut Edward akan membunuh kekasihku sebelum waktu kematian yang ditentukan."

Raja Yama mengusap dagu dan mengangguk secara bersamaan, baru mengerti sumber dari kegelisahan Ethan. Lama dia terdiam memikirkan jawaban yang bisa membantu anaknya tersebut sebelum akhirnya menghela napas pelan, menatap Ethan serius.

"Hanya ada tiga solusi untuk permasalahanmu dan juga Arabell, Eth. Pertama, dengan cara membunuh Edward Terry, tapi tentu saja kau tau sendiri kan kalau manvil tidak boleh dibunuh karena dia adalah iblis pilihan seperti peraturan di kerajaan ini, jika kau melakukan yang pertama ini, kau sudah tau, kau akan dihukum mati karena telah membunuh iblis pilihan, kecuali jika Edward bukan iblis pilihan, kau bebas membunuhnya jika kau mau. Solusi kedua, solusi yang kusarankan, tapi aku tau, ini sangat sulit untukmu dan juga Arabell. Yakni, kau harus melepaskan dan meninggalkan Arabell untuk selama-lamanya, dengan begitu Edward tak akan lagi mengincar jiwa Arabellmu. Solusi ketiga, yaitu dengan menikahi Arabell."

Tentu kalimat terakhir dari Raja Yama membuat mata Ethan langsung terbelalak, tak menyangka bahwa keinginannya bersama Arabell masuk sebagai solusi.

"Menikahi Ara?"

Raja Yama mengangguk, dia sedikit tersenyum kecil melihat ekspresi Ethan saat ini, mulut melongo dan mata membulat lebar, seolah sungguh syok ketika mendengar solusi ketiga. "Ya. Kau bisa menikahi Arabell tapi dengan satu syarat, kau tak boleh sampai menghamilinya. Karena jika itu terjadi, Arabell akan mati dengan cepat sebab sudah mengandung anak percampuran manusia dan iblis. Jadi, bisa dikatakan solusi ketiga ini tidak membantu sama sekali. Tapi solusi ketiga juga memiliki keuntungan lain, jika kalian menikah, Edward tak akan bisa menyentuh Arabellmu lagi karena kalian sudah mengikat janji suci di hadapan Tuhan ketika menikah nanti. Tapi keputusan ada di tangan kalian, aku juga tak bisa berbuat apa-apa jika sudah begini, aku hanya memberi solusi. Silahkan pikirkan baik-baik, Eth."

Ethan mengusap wajahnya cepat, dia terlalu bingung harus memilih solusi yang mana. Yang pertama? Itu sama saja dia harus mengorbankan kehidupannya, lagi pun itu berarti dia tak akan bisa bersama Arabell lagi. Yang kedua? Itu juga sama, berpisah dengan Arabell untuk selama-lamanya. Apa dia mampu? Yang ketiga? Memang impian mereka untuk menikah bisa terwujud, tapi jika sampai Arabell hamil? Tentu Ethan tak menginginkan kematian gadisnya dipercepat. Pada sejatinya, semua solusi Raja Yama tidak ada yang benar-benar membantu. Semuanya ada yang harus dikorbankan.

Lama Ethan terdiam memikirkan dengan matang solusi mana yang kiranya baik untuk diambil sebelum akhirnya menghela napas kasar, kembali memfokuskan pandangan ke arah Raja Yama. "Ini membingungkan, aku sungguh tak tau harus memilih apa. Tapi setelah menimbang semuanya dan memikirkan segala konsekuensi, aku sepertinya harus memilih yang kedua Raja, seperti pilihanmu. Bagaimana menurutmu?"

Raja Yama mengangguk, tanda menghargai setiap keputusan Ethan. Dia juga tidak berhak untuk memisahkan anaknya dari Arabell, tapi jika situasi sudah menjadi genting seperti ini, dia juga tak bisa berbuat apa-apa selain memberikan solusi.
Dan dia sendiri juga mengakui, kalau solusi kedua adalah yang terbaik dari solusi pertama dan ketiga.

"Aku menghargai jika kau ternyata memilih pilihan yang sama denganku. Tapi ini permasalahan antara kau dan Arabell, sebaiknya kau bicarakan juga pada Arabell, biar bagaimana pun, pilihan ini pasti sulit untuk kalian berdua."

Ethan mengangguk lemah, lantas berdiri dan membungkuk hormat ke Raja Yama, "Terima kasih atas solusinya, Raja. Aku pergi dulu ke rumah Arabell untuk membicarakan hal ini. Sekali lagi, terima kasih."

Raja Yama mengangguk dan tersenyum tipis, menggerakkan tangannya tanda mempersilahkan Ethan untuk keluar.

💔💔💔

"Untuk itulah, aku pikir sebaiknya kita ambil solusi yang kedua. Bagaimana, Ara?"

Arabell yang baru selesai mendengarkan cerita panjang lebar Ethan sejak di kerajaan tadi membulatkan mata tak percaya, terlalu syok pada kata-kata sang kekasih. "Apa maksudmu? K-kau? Kau ingin berpisah denganku? Mengapa?"

"Hei, bukan begitu, Ara. Kita tak punya pilihan lain, hanya ini solusi terbaik untuk masalah kita ini." Sebelah tangan Ethan buru-buru mengusap lembut sebelah pipi Arabell saat melihat mata gadisnya berkaca-kaca, siap untuk menangis. Dia tau hal ini akan terjadi dan dia sudah membayangkan akan bagaimana reaksi Arabell setelah mendengar keputusannya. Tapi mau bagaimana lagi? Bagi Ethan, solusi kedua adalah pilihan terbaik.

"Kenapa harus yang kedua? Kita masih punya yang ketiga! Jika kau benar mencintaiku, kau pasti setuju kalau kita harus mengambil solusi yang ketiga."

"Tapi---"

"Aku tak mau berpisah denganmu! Sampai kapan pun aku tak mau, Eth! Setelah semua yang kita lakukan, kenapa kau mudah sekali memilih yang itu?"
Arabell menyeka kasar air mata yang sudah menetes melalui pelupuk matanya, membuat Ethan cepat-cepat bergerak mendekap tubuh bergetar sang kekasih.
Ia menghela napas panjang, memang solusi ketiga adalah solusi yang bisa mewujudkan mimpi mereka berdua. Tapi kalau sampai Arabell hamil akibat kecerobohannya yang tak bisa mengendalikan nafsu nanti, bagaimana? Memang Ethan akui dia sangat ahli dalam mengontrol nafsu dibanding iblis-iblis lainnya. Tapi hal itu sudah berbeda sekarang, hati kristalnya tidak dalam keadaan beku lagi, hatinya telah berdetak. Lantas, bagaimana jika keahliannya ikut meluntur?

"Aku juga tak ingin berpisah denganmu, tak pernah sekali pun aku memikirkan itu, Ara. Tapi jika kita menikah dan kau tak boleh sampai hamil? Aku belum tau apa aku bisa mengontrol nafsuku seperti dulu lagi. Hatiku sudah berdetak, aku takut kehilanganmu hanya karena kecerobohanku nanti."

Arabell melepaskan diri dari dekapan Ethan, menatap sang kekasih dengan sisa-sisa air matanya, "Aku yakin kau bisa, Eth. Selama ini kau sudah sangat baik dalam mengontrol nafsumu terhadapku. Aku yakin walau hatimu sudah berdetak, kau tetap Ethan yang sama yang ahli dalam hal mengontrol nafsu. Aku percaya padamu, dan aku ingin menikah denganmu."

Ethan tertegun mendengar ucapan dari Arabell barusan, hal itu sangat berpengaruh untuk hatinya yang perlahan membenarkan semua kata-kata sang kekasih. Jika Arabell saja sudah percaya sepenuhnya padanya, mengapa dia sendiri tak yakin pada diri sendiri?

Ia menghela napas panjang sebelum akhirnya mengulas senyum tipis. "Baiklah, kita ambil solusi yang ketiga. Kapan kau mau kita menikah?"

Tbc...

Ciaelah ada yang bakalan married nih😆

Kira-kira SE bakalan happy end ga ya?😁
Pecinta EthAr maunya happy end atau sad end? Komen yak😆

Jangan plagiat.
Jangan siders.
Jangan sampe gak Vomment😚

❤MelQueeeeeen

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro