Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

29 : Friends

Merindukanmu adalah hakku.

♥️Arabell♥️

Author

Arabell menghela napas panjang sambil merentangkan kedua tangan. Sesekali gadis itu tampak menguap lebar diikuti desahan napas yang terdengar seperti orang putus asa.

Sebenarnya pagi ini dia berniat untuk tak pergi ke kampus dikarenakan tubuhnya masih sedikit pegal akibat kejadian yang terjadi kemarin. Ditambah, Ethan setelah menemuinya sebentar di depan rumah waktu itu, pria tersebut tak menampakkan batang hidungnya lagi setelah dia berpamitan ingin memberi pelajaran pada Meta, membuat Arabell sangat kesal dan kecewa lantaran dia sudah berharap Ethan akan kembali ke rumahnya.

"Kau itu sebenarnya ke mana? Jangankan untuk mengobati lukaku, untuk memeriksa keadaanku kembali pun tidak. Benar-benar menyebalkan!"
Gerutunya sebal, seolah Ethan dapat mendengar dan sedang berada di sampingnya saat ini.

Padahal dia sendiri sudah menunggu hingga larut berharap sang pujaan hati akan kembali ke rumahnya. Tapi setelah beberapa jam Arabell menunggu pun, Ethan tetap tak menampakkan diri lagi. Menyebabkan tidur malamnya jadi berkurang, hingga dia harus merasa sangat mengantuk pagi ini.

Allan dan Allen pun setelah mengantar Arabell ke rumah sore itu, mereka langsung pulang ke kerajaan mereka. Memang, sebelumnya Allan dan Allen juga berniat membawa Arabell ke rumah sakit, tapi Arabell menolak dan bilang dia tak apa-apa.
Sebenarnya bagi Arabell luka fisiknya tidaklah seberapa. Meski dia sendiri merasa masih ngilu, tapi dia tak mempedulikan hal tersebut.

Menurutnya, rasa ngilu fisik tak sebanding dari rasa rindunya untuk Ethan. Bertemu sebentar kemarin, rasanya tak cukup untuk Arabell. Dia belum memeluk Ethan, mengutarakan perasaannya, dan juga belum mencium bibir kekasihnya.

Arabell tiba-tiba saja langsung memukul pelan kepalanya sendiri. "Jangan bodoh! Apa-apaan yang terakhir itu? Aku tak berniat menciumnya, sungguh!"

Walaupun mulutnya berkata demikian, tapi Arabell tak dapat memungkiri jika dia juga ingin melakukan yang terakhir.
Entah sejak kapan, berdekatan pada Ethan membuat dia menjadi gadis seliar ini. Padahal sebelumnya untuk membayangkan punya kekasih pun tak pernah, tapi setelah Ethan hadir di hidupnya, dia jadi memikirkan hal-hal aneh bahkan cenderung negatif.

"Aku tak menyangka dia bisa meninggal secepat itu. Ternyata rumor itu bukan hanya bualan."

Arabell sontak menghentikan langkah saat mendengar pembicaraan dua orang mahasiswi yang keluar begitu saja dari gerbang masuk kampus, melewatinya.
Dengan tak sabaran, Arabell berlari untuk memasuki kampus, dia terkejut saat mendapati sebagian murid kampus tengah berkumpul di halaman, berkerumun membicarakan sesuatu.

Arabell langsung menyerobot dengan susah payah demi mencari tau apa yang sedang murid-murid kampus bicarakan.
Tak sengaja, matanya mendapati Kane yang juga tengah berkumpul, membuatnya segera menghampiri pria pirang itu.

"Kane, ada apa ini?"

"Ah, Arabell," kata Kane sedikit terkejut lantaran Arabell datang tiba-tiba, "Apa kau kenal Meta, mahasiswi jurusan kedokteran itu? Dia ditemukan meninggal kemarin di rumahnya dalam keadaan mengenaskan. Polisi bilang, dia dibunuh oleh makhluk misterius. Ini fotonya."

Mata Arabell terbelalak lebar saat melihat foto tubuh Meta yang menampilkan seluruh isi organ tubuhnya keluar yang ditunjukkan Kane melalui ponsel. Ia merebut ponsel Kane cepat, melihat dengan teliti lagi tubuh tak bernyawa Meta di dalam sana.

"Astaga!" Dia menutup mulutnya sendiri sebelum akhirnya mengembalikan ponsel Kane pada pemiliknya dan berlari menjauhi kerumunan begitu saja, membuat Kane kebingungan dan sempat memanggil namanya berulang kali.

"Tidak salah lagi, itu pasti---astaga! Apa yang dia lakukan?"
Gumamnya ketakutan sekaligus merasa cemas. Dia terus berlari hingga kakinya menuju tempat yang ingin ia masuki.

Arabell menyandarkan punggungnya pada dinding toilet kampus, menutup pintu toilet dengan tergesa. Dia mengatur napasnya yang memburu akibat berlari tadi lalu mengusap wajah kasar. Dia terlalu syok melihat bagaimana keadaan tubuh Meta di foto tadi. Tubuh Meta yang dia lihat di dalam foto sama persis keadaannya seperti tubuh lelaki yang ia temui di gang sempit kemarin. Dan dia sudah bisa menebak dengan pasti, siapa dalang di balik semua ini.

"Eth, keluarlah! Tolong aku, sekarang!"
Arabell sedikit tersentak saat di depan matanya sudah muncul sebuah asap hitam diikuti munculnya sosok Ethan.

"Ada apa? Kau baik-baik saja?"

Arabell melarikan tangan Ethan yang kini berada di sebelah pipinya, ia menatap lekat sang kekasih. "Katakan padaku, kau yang membunuh Meta, kan?"

Ethan berdecak, menyembunyikan kedua tangan di saku celana. "Kalau iya, kenapa?"

"Eth, apa-apaan? Aku tau kau marah karena Meta telah mencelakaiku, tapi tidak harus dengan membunuhnya juga, kan?"

"Aku tak peduli jika kau ingin marah, ini kulakukan untukmu. Aku tak suka kalau kekasihku disakiti oleh siapa pun. Aku melakukan ini sebagai seorang kekasih."

Arabell menghela napas panjang. Dia tau Ethan melakukan ini semua untuknya, dia hanya tak habis pikir kalau Ethan akan membunuh Meta hanya gara-gara kejadian kemarin. Dia tak marah, hanya kecewa. Alhasil, ia bergerak cepat menggenggam kedua tangan Ethan, menatap pria itu lekat-lekat. "Aku tau. Aku tau kau tak ingin aku celaka. Tapi tidak seperti ini, Eth, kau bisa memberinya hukuman lain, jangan membunuhnya."

"Aku tak peduli, Ara. Dia pantas mendapatkan itu."
Setelah mengatakan kalimat tersebut, Ethan langsung menghilang dalam bentuk asap berwarna hitam, membuat Arabell berdecak kesal lantaran dia belum selesai bicara pada Ethan.

"Menyebalkan, aku bahkan belum sempat memeluknya!"

👯👯👯

"Hai, Arabell. Kau benar Arabell Stacy itu kan? Murid jurusan seni itu? Perkenalkan, aku Ley Jason, murid jurusan kedokteran di sini."
Arabell hanya memandangi tangan Ley yang ingin berjabatan padanya. Matanya teralihkan cepat memandangi wajah Ley, Yura, dan Carl yang tampak lebam-lebam---yang berusaha mereka tutupi menggunakan make up---kini serentak menghampirinya ke kelas di saat jam istirahat.

"Ya, aku Arabell Stacy."
Arabell mau tak mau menjabat tangan Ley setelah beberapa detik ia acuhkan lantaran bingung, membuat Ley meresponnya dengan antusias begitu juga Yura dan Carl, mereka tampak sumringah, seolah-olah Arabell adalah teman akrab mereka. Padahal kemarin, ketiga orang---ah, tidak, kedua orang itu, yakni Carl dan Ley dengan Meta tentunya---menyiksanya di gudang belakang kampus. Sekarang mereka seolah-olah menganggap Arabell sebagai teman mereka. Dan Arabell tau penyebabnya.

"Aku Carl Riddick, dan di sebelahku ini, Yura Hitari, dia berasal dari Jepang. Kami bertiga satu kelas di kelas kedokteran. Kami ke sini ingin mengajakmu ke kantin, Arabell. Mau ya? Ayolah, kami ingin jadi temanmu. Ya?"

Arabell menarik perlahan lengannya yang dipegang oleh Carl kini, dia memasang senyum tak enak dan menggeleng pelan setelahnya. "Aku ke kelas saja, kalian pergilah ke kantin."

"Ayolah, sekali ini saja. Anggap saja ini sebagai tanda bahwa kita sudah berteman, oke? Apa jangan-jangan kau tak ingin berteman pada kami?"

"Bukan begitu---"

"Kalau begitu, kau mau, kan?"
Potong Yura lagi. Di antara kedua temannya yang lain, hanya wajah Yura yang Arabell perhatikan tak ada terdapat lebaman. Ia yakin lebaman di wajah Ley dan Carl disebabkan oleh Ethan, dan karena Yura tak ikut menyiksanya kemarin, jadinya gadis itu terlepas dari amukan Ethan.
Arabell menatap wajah penuh harap ketiga gadis di depannya kini, membuatnya menghela napas panjang dan mengangguk samar kemudian, tanda menerima ajakan dari ketiga gadis tadi.

"Baiklah, aku mau."

Apalagi ini, Eth?

Tbc...

Ciee Arabell dapet temen baru lagi😂
Berkat Ethan, musuh bisa dijadikan teman😅 Aku juga mau minta bantu ah, kapan-kapan😂😂😂

Btw, ada ga sih yang nungguin cerita ini?😅
Kalo ada maap yak updatenya lama, aku sibuk akhir-akhir ini(elah soksibuk) jadinya cuma bisa update work quotes sama portfolio karna isinya cuma dikit dan bukan story😅

Mau tanya dund, kalo Ethan ada di kehidupan kalian, kalian mau minta tolong apa? Jawab yak readers setia❤

Jangan plagiat.
Jangan siders.
Jangan sampe gak Vomment😚

❤MelQueeeeeen

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro