Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

18 : Mistake

Dari awal aku memang sebuah kesalahan untukmu.

♥️Ethan♥️

Author

Ethan mengetuk-ngetukkan jarinya di setir mobil, bersandar pada bangku mobilnya, menunggu kepulangan sang kekasih.

Sesekali mata zamrudnya bergerak ke kaca mobil di sebelah, mencari keberadaan gadis berambut coklat yang sudah ditunggunya sekitar lima belas menit lalu.

Sekumpulan murid yang baru keluar membuat matanya tak bisa diam mencari keberadaan gadisnya, mengingat pakaian apa yang dikenakan Arabell saat akan pergi ke kampus tadi.

Sampai murid-murid perlahan hanya tersisa satu dua orang, di situlah perasaan Ethan mulai gelisah.
Gadis berjaket kebesaran belum juga tampak di matanya.
Biasanya Arabell tak pernah membuatnya menunggu seperti ini, Arabell akan pulang bersama kumpulan murid-murid lainnya yang pulang.

Tapi sekarang, bahkan murid-murid sudah sekitar satu dua orang pun, dia belum muncul.
Ethan menenangkan dirinya, mencoba bersabar untuk menunggu beberapa menit lagi barangkali gadis itu ada keperluan mendadak.
Namun setelah dia memutuskan untuk menunggu beberapa menit lagi hingga suasana kampus terlihat agak sepi---hanya terdapat beberapa murid yang menunggu jemputan atau angkutan umum---akhirnya Ethan tak bisa lagi menahan rasa khawatirnya.

Alhasil pria itu langsung turun dari mobil, memasuki kampus yang sudah sekitar tiga kali ia masuki ini.
Beruntung saat Ethan masuk, dia menemukan Kane bersama teman-temannya yang terlihat baru akan pulang.

"Kau Kane kan?"

Kane bertukar pandang bersama teman-temannya, kemudian mengangguk menjawab pertanyaan Ethan. "Siapa kau?"

Ethan tak menggubris pertanyaan Kane, pria itu malah maju menggenggam tangan Kane, berpura-pura ingin melihat jam di tangan pria itu, "Terima kasih. Aku hanya ingin melihat pukul berapa sekarang."

Setelahnya Ethan pergi begitu saja meninggalkan mereka yang masih melongo, menganggap Ethan orang aneh.

Ethan menutup pintu mobilnya dengan kasar, menghempaskan tubuh di kursi pengemudi. Ia berdecak sambil meremas rambutnya. "Sial! Siapa sebenarnya pria yang bersama Ara itu? Aku bahkan tak tau alamat rumah pria sialan itu! Brengsek!"
Makinya ketika ia mengingat seperti apa rupa pria yang mengajak Arabell untuk ke rumahnya melalui ingatan Kane.

Meski merasa kesal sekaligus marah, mau tak mau Ethan menghidupkan mesin mobil, berjalan menjauhi kampus Arabell.
Dia tak habis pikir Arabell bisa mempercayai pria lain lagi setelah apa yang menimpanya beberapa waktu lalu dari Kane.
Meski Ethan yakin sepenuhnya pria yang bersama Arabell juga sudah dihipnotisnya untuk tak menyakiti Arabell, namun dia tetap khawatir mengenai gadis itu.
Seharusnya Arabell memberitahunya terlebih dahulu kalau dia ingin ke rumah siapa pun. Bukannya menghilang langsung seperti ini.

Kau membuatku kecewa, Ara.

🍮🍮🍮

"Sekarang sudah boleh dimasukkan dalam kulkas?"
Tanya Arabell setelah dia dan Adam kembali lagi ke dapur, memeriksa puding coklat yang mereka buat bersama tadi.

"Ya, pudingnya sudah tak panas lagi setelah tiga puluh menit kita tinggalkan."

Arabell mengangguk, mengangkat cetakan berisi puding di tangannya dan menaruh cetakan itu ke dalam kulkas.

"Berapa lama lagi kita harus menunggu? Aku sudah tak sabar ingin mencicipinya."
Arabell mengerucutkan bibir, menutup kulkas dua pintu milik Adam.

Adam terkekeh, tangannya bergerak mengacak pelan rambut panjang Arabell, "Sabar ya, sampai dia mengeras kita sudah bisa memakannya kok. Bell, aku punya satu teka-teki untukmu."

"Teka-teki apa?"

"Apa yang lebih manis daripada puding coklat?"

Arabell menaruh jari telunjuknya di dagu, berpikir. "Banyak. Gula, madu, lolipop, dan lainnya."

"Salah."

"Kenapa salah? Itu benar. Coba saja kau makan semua yang kusebutkan tadi, kau pasti pernah memakannya 'kan? Rasanya lebih manis dari puding coklat."

Adam menggeleng, "Kau memang salah. Yang benar itu, senyumanmu."
Bisik Adam tepat di telinga Arabell, berhasil memunculkan semburat merah seketika di pipi Arabell.

"Kau bisa saja!"
Arabell menjawab dengan wajah masam, namun Adam masih dapat melihat dengan jelas kalau pipi gadis itu merona karenanya.

"Kau sangat lucu, Bell." Arabell memegangi hidungnya yang dicubit pelan oleh Adam barusan, gadis itu mendengkus melihat Adam yang kini memperhatikannya lekat.

"Bell, boleh aku bertanya sesuatu?"
Mengernyitkan dahinya, Arabell balas menatap Adam. Entah perasaannya saja atau memang benar adanya, tapi nada suara pria di depannya itu berubah menjadi lebih serius, menimbulkan kecurigaan di dalam hatinya.

"Bertanya apa?"

"Kau...hm...kau sudah punya kekasih?" Adam bertanya sambil memalingkan wajahnya yang memerah, sebelah tangannya mengusap leher tanda sedang gugup.

Arabell tak langsung menjawab pertanyaan Adam. Ia merasa sedikit syok mendapat pertanyaan itu. Sebenarnya apa maksud Adam mempertanyakan itu? Dan lagi, ia bingung harus menjawab jujur atau tidak. Jika jujur, itu sama saja ia akan membongkar identitas Ethan lagi, tapi kalau berbohong, apa yang akan terjadi selanjutnya? Arabell merasa Adam menyukainya, kalau dugaannya tak salah. Dari gelagat gugup yang ditunjukkan pria itu, dia sebagai seorang perempuan mengerti bahwa Adam kemungkinan besar menyukainya.

"Belum. Memangnya kenapa?"

"Benarkah?" Mata Adam berbinar seketika. Memperkuat dugaan Arabell akan perasaan pria itu untuknya.

"Y-ya. Memangnya kenapa?"

"Aku...aku menyukaimu, Bell. Aku tau ini konyol tapi, aku sudah jatuh hati padamu sejak pertama kali aku melihatmu. Apa kau percaya pada jatuh cinta pandangan pertama? Itulah yang kira-kira kurasakan."

Lihat? Apa yang diduganya memang benar. Dan Arabell kembali harus dibingungkan lagi akan jawaban apa yang harus diberinya untuk Adam.

Alhasil, dia hanya diam untuk waktu yang cukup lama sampai Adam kembali berucap, "Jika kau tak bisa menjawabnya sekarang, tak masalah. Aku akan menunggu, Bell."

"Terima kasih."
Gumam Arabell akhirnya, memaksakan senyum untuk membalas senyuman tipis dari Adam barusan.

Harus Arabell akui, Adam memang sangat manis dan juga murah senyum. Dia suka cara pria itu tersenyum, selalu mencerahkan suasana hati siapa pun yang melihatnya.
Namun Arabell harus sadar kalau dia sudah punya seorang kekasih.
Meskipun kekasihnya adalah seorang iblis, namun Ethan juga perlahan mengubah hidupnya, pria itu selalu membuatnya nyaman akan kehadirannya.
Arabell bahkan bingung menyadari perasaannya yang terlalu sensitif jika berdekatan pada Ethan.
Seperti waktu itu, saat Ethan mendiamkannya, dia merasa hatinya sepi dan sesak di waktu yang bersamaan. Seolah Ethan telah berhasil menyita perhatiannya juga menyita pikirannya.

Terdengar gila memang, tapi itulah yang ia rasakan.
Dan akibatnya, dia masih punya pertanyaan besar di dalam hatinya.

Apakah itu wajar?

💔💔💔

Arabell membuka pintu kamar perlahan, dirinya tersentak saat menemukan Ethan sudah duduk di jendela kamarnya, menatap langit malam seperti yang pria itu sering lakukan.

"Eth---"

"Baru pulang jam segini, heh?"

Arabell terdiam, menundukkan pandangan. Dia tau hal ini akan terjadi.

"Aku menjemputmu tadi sore di kampus, menunggu sekitar dua puluh menit tapi kau tetap tak muncul. Karena khawatir, aku langsung masuk ke dalam kampus, untunglah aku menemukan Kane dan teman-temannya, dan dari Kanelah aku dapat tau kau ada di mana."

"Ethan, aku---"

"Lalu aku pulang ke sini, menantimu dengan perasaan cemas sekitar dua jam-an. Ingin menyusulmu ke rumah pria itu tapi aku tak tau di mana alamatnya."
Arabell hanya diam, tak ingin lagi menjawab. Jika ia menjawab pun, Ethan tak mempedulikan apa yang akan dikatakannya. Dia sudah siap jikalau Ethan akan memarahinya setelah ini. Arabell merasa pantas menerimanya, apalagi saat kekasihnya itu mengatakan kalau dia sangat mencemaskan dirinya, menimbulkan gejolak hangat di hatinya menyadari Ethan benar-benar mempedulikannya.

"Katakan, siapa nama pria itu?"
Tanya Ethan yang kini sudah berdiri tepat di depannya. Membuat Arabell mau tak mau mendongak untuk melihat wajah rupawan itu.

"Adam."

Tanpa basa-basi lagi, Ethan segera menarik pelan lengan Arabell, menggenggamnya untuk melihat apa saja yang sudah Arabell lakukan bersama Adam.

Menyentak lengan Arabell kasar, Ethan berdecak diikuti matanya yang berubah warna perak. "Dia mengungkapkan perasaannya, tapi kau diam saja tak mengatakan apa pun."

"Aku tak menyukainya, aku---"

"Lalu kenapa kau tak jujur kalau kau sudah punya kekasih?"
Arabell berjengit mendengar bentakan kuat Ethan barusan. Meski sudah ketakutan, Arabell masih menatap iris perak itu, berharap Ethan mau mendengarkan penjelasannya dulu walau sedikit.

"Eth, jika aku mengatakan yang sejujurnya, identitasmu bisa terbongkar."

"Aku tak peduli! Jika begini malah lebih buruk, dia akan mendekatimu setiap hari! Kenapa? Apa kau tak sudi punya kekasih iblis sepertiku? Ya, kau memang tak sudi sejak awal, seharusnya aku mengerti kalau kau terpaksa."

Arabell bergerak cepat mengambil lengan Ethan, menggenggamnya dengan kedua mata yang sudah berkaca-kaca. "Eth, bukan seperti itu, aku---"

"Jangan berbohong. Kau yang mengatakannya sendiri waktu itu kalau kau terpaksa menerimaku sebagai kekasih. Sekarang, jangan pernah anggap aku ada, jalin saja hubungan bersama Adam, aku tak peduli!"

"Sebenarnya apa yang kau bicarakan? Aku tak menyukainya, oke? Aku bersumpah, aku tak menyukainya."
Lirih Arabell sambil membingkai wajah Ethan yang mengeras.
Gadis itu kemudian langsung memeluk tubuh Ethan, mendekapnya dengan erat. "Aku tau aku salah, maafkan aku. Seharusnya aku izin dulu padamu tadi sebelum pergi ke rumahnya. Maaf sudah membuatmu khawatir, aku benar-benar minta maaf, Eth. Kumohon maafkan aku."

Ethan mendorong tubuh Arabell yang mendekapnya, tak menghiraukan kenyataan bahwa gadis itu sudah terisak keras. "Aku tak akan mengganggumu lagi. Mulai sekarang, hiduplah dengan tenang."
Setelahnya, Ethan menghilang bersamaan dengan asap hitam yang menyertainya.

Membuat Arabell berteriak memanggil nama pria itu diikuti air mata yang sudah membanjiri pipinya. "Jangan tinggalkan aku, please."

Tbc...

Nah lho, Ethan ngambek kan😢
Kira² Ethan bakalan balik lagi gak ya untuk Arabell?
Penasaran? Makanya tunggu nextpartnya❤

Jangan plagiat.
Jangan siders.
Jangan sampe gak Vomment😚

❤MelQueeeeeen

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro