Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

15 : Different

Aku tak mengerti arti cinta, sungguh. Jadi jangan berlagak seolah aku punya perasaan itu untukmu.

♥️Arabell♥️

Author

"Jatuh cinta? Y-yang benar saja! Mana mungkin aku jatuh cinta pada iblis sepertimu!"
Arabell mendorong kepala Ethan yang mulai mendekatinya, memberinya tatapan jahil diselingi kedua alis naik turun.

"Kalau bukan begitu apalagi namanya? Lagipula pipimu memerah sekarang."

Arabell terbelalak, menutup wajahnya menggunakan kedua tangan, "Jangan ngelantur! Aku tak akan pernah jatuh cinta pada iblis!"
Meskipun dia mengatakan pada Ethan bahwa yang dirasakannya pada pria itu bukan perasaan jatuh cinta. Tapi jantungnya yang berdetak keras saat ini seolah mendustai perkataannya.

Arabell sendiri belum pernah jatuh cinta pada siapa pun.
Itu sebabnya dia tak tau kalau yang dirasakannya itu benar perasaan jatuh cinta atau bukan.

"Hm, ya sudah. Kalau tidak jatuh cinta tak apa, kuharap itu benar. Ayo tidur, sudah malam. Besok kita akan kuliah lagi."

Membuka kedua tangannya dari wajah, Arabell menaikkan sebelah alisnya, tak mempedulikan perintah Ethan yang kini menepuk bantal di sebelahnya agar dia berbaring di sana, "Kau...akan kuliah juga?"

Ethan mengangguk, melingkarkan lengannya di pinggang Arabell yang sudah berbaring menghadapnya, "Aku kan mengantarmu. Jadi aku seolah kuliah juga."

Arabell memutar bola mata, "Kukira kau juga akan kuliah di sana!"

"Iblis sepertiku kuliah? Untuk apa?"
Ethan tertawa kecil, merasa konyol mendengar penuturan kekasihnya itu barusan.
Jika dipikir-pikir meskipun dia berwujud manusia, namun dia tak ada niatan sama sekali untuk melakukan aktivitas seperti manusia.
Sampai akhirnya dia bertemu Arabell, dan dia seolah sudah menjadi kekasih yang sebenarnya untuk gadis bermata biru kelabu itu.

"Aku kan gagal paham!"

"Iya, sayang, aku mengerti. Sekarang tidurlah."
Arabell mengangguk, membalas pelukan Ethan membiarkannya terlelap dalam dekapan pria itu seperti malam-malam sebelumnya.
Entah bagaimana hal tersebut seperti sudah menjadi kebiasaan untuk keduanya hingga mereka memasuki mimpi masing-masing.

👋👋👋

"Hai, Arabell."

"Halo, Arabell."

"Hai, Arabell mau ke mana?"
Arabell tak menjawab pertanyaan serta sapaan yang mendadak dilontarkan oleh murid-murid di kampusnya saat ini.

Dia malah menatap mereka heran, terlalu bingung menerima sapaan ramah dan pertanyaan itu.
Belum selesai dirinya memikirkan bagaimana itu bisa terjadi, seorang pria berjaket bomber tiba-tiba saja menghalangi jalannya sambil mengukir senyuman manis.

"Hei, Arabell Stacy 'kan?"

Arabell hanya diam, memperhatikan pria berambut setengah pirang di hadapannya dari atas hingga bawah, seolah menilai apakah pria di depannya ini baik atau tidak.

Pria tadi mengulurkan tangannya, masih dengan senyum manis di bibir, "Namaku Adam Dwayne. Kau bisa memanggilku Adam."

Arabell memandangi tangan Adam sejenak sebelum akhirnya menjabatnya, "Arabell Stacy. Jangan berbasa-basi lagi, katakan apa maumu?"
Ujar Arabell dingin, melarikan cepat tangannya dari tangan Adam dan bersedekap di depan dada.
Bukan tanpa alasan Arabell bersikap begitu, sejak mengenal Kane kemarin, dia jadi dapat pelajaran bahwa jangan berkenalan pada sembarang orang, khususnya pria.

Dia yang selama ini tak pernah punya teman, menjadi cepat trauma menghadapi persoalan itu.

Adam menggaruk kepalanya yang tak gatal, terkejut atas reaksi Arabell barusan. Padahal dia sungguh hanya ingin mengenal Arabell, entah mengapa Arabell seolah jadi pusat perhatian di kampus hari ini karena banyak yang menegurnya ramah. Dan Adam sendiri pun tak mengerti bagaimana para murid bisa memperlakukan Arabell seperti itu.

Namun satu yang ia tau, bahwa dia hanya boleh bersikap ramah juga pada Arabell seperti yang lainnya.
Seolah hal itu sudah ada yang memerintah.

"Aku hanya ingin berkenalan, sungguh. Kau pikir...aku ada niatan apa sampai kau berkata begitu?"

"Niat buruk?"
Tanya Arabell balik. Berhasil membuat Adam tak bisa menahan gelaknya.

"Arabell, dengar. Aku adalah pria baik-baik. Kau bisa mempercayaiku. Aku hanya ingin menjadi temanmu. Kau ini lucu sekali ya, seolah tak pernah punya teman sebelumnya. Pantas, para murid banyak yang mengenalmu di sini, ternyata kau senang bercanda."

Itulah yang masih tak kumengerti. Soal bercanda, itu sungguh bukan tipikalku!

Ujar Arabell dalam hati, kembali memikirkan bagaimana bisa murid-murid di kampus mengejutkannya pagi ini dengan bersikap ramah padanya.

Arabell terbelalak, seakan tersadar pada sesuatu.
Para murid di kampus tiba-tiba bersikap baik padanya, siapa lagi yang bisa melakukan hal itu selain kekasihnya sendiri, Ethan?
Dengan kekuatan hipnotisnya yang manjur itu, pria itu pasti dalang di balik semua ini.

"Arabell, kau baik-baik saja?"

Arabell mengerjapkan mata saat tangan milik Adam melambai di depan wajahnya. Ia mengangguk, memperhatikan Adam kembali, "Maaf atas sikapku yang sebelumnya. Kau tak merasa tersinggung?"

Adam tersenyum lebar, menampilkan deretan gigi-gigi putihnya. Satu hal yang dapat Arabell nilai dari pria yang baru ia kenal ini, sepertinya Adam tipikal pria yang ceria.
Dari cara Adam tersenyum, membuktikan kalau ia selalu ceria karena memasang wajah seperti itu.
Setidaknya begitulah menurut Arabell.

"Tentu saja tidak, Arabell. Jadi, sekarang kita berteman?"

Arabell mengangguk ragu, "Hm, mungkin."

"Baiklah aku akan ke kelas dulu ya. Kelasku sebentar lagi akan dimulai," Adam mengangkat tangannya, memeriksa arloji miliknya, "kalau kau ingin ke kelasku, temui aku di kelas jurusan kedokteran. Tapi sepertinya aku saja yang menemuimu nanti di jam istirahat. Kau kelas seni 'kan? Baiklah, aku pergi dulu, bye Arabell."
Adam langsung berlari kecil seraya melambaikan tangannya menjauhi Arabell sebelum gadis itu sempat memberikan jawaban.

"Bisakah aku mempercayainya?"
Gumam Arabell bimbang, merutuki kebodohannya yang mau berkenalan pada seorang pria asing lagi. Bagaimana jika Adam sama saja seperti Kane?
Entahlah, Arabell pusing memikirkannya.

"Hei, Arabell, kau mau ke kelas ya?"
Baru satu langkah Arabell menggerakkan kakinya, dia kembali dikejutkan oleh sapaan Kane padanya.
Bukan hanya Kane, kelima temannya yang lain juga menyapa gadis itu ramah.

Karena Arabell tak kunjung merespon, Kane kembali melanjutkan kata-katanya, "Kulihat kau bicara pada seorang pria berjaket tadi, siapa dia? Apa dia mengganggumu?"

Bukannya menjawab pertanyaan Kane, Arabell malah memfokuskan pandangannya pada wajah serta anggota tubuh Kane dan teman-temannya yang tampak habis diserang.
Beberapa wajah temannya ada yang tertampal perban, dan ada yang kakinya pincang, sedangkan Kane sendiri punya perban di sebelah lengannya, membuat Arabell menerka-nerka apakah ini yang dimaksud Ethan dengan menyerang mereka kemarin?

"Arabell? Kau baik-baik saja? Kenapa melamun? Dia menyakitimu?"
Tanya Kane khawatir, teman-temannya yang lain juga memasang raut yang sama.

Arabell menggeleng cepat, "Ah, tidak! Dia tak menggangguku sama sekali. Kenapa...kalian peduli padaku?"
Sebenarnya tanpa ditanya pun Arabell sudah tau dari mana sikap itu berasal. Namun dia masih penasaran saja pada jawaban mereka.

"Tentu saja, mulai sekarang kau adalah tanggung jawab kami. Jika ada yang mengganggumu atau menyakitimu, kau lapor saja pada kami, kami akan memberi pelajaran pada orang itu. Apa kau mengerti?"
Tanya Kane tegas, membuat Arabell reflek mengangguk kecil.
Setelahnya Kane dan teman-temannya pergi karena ada kelas di pagi hari ini setelah sempat berpamitan pada Arabell.

Entah Arabell harus senang atau merasa marah pada Ethan karena sudah melakukan hal ini.
Pria yang berniat memperkosainya kemarin, kini berubah menjadi bodyguardnya secara tak langsung.
Di lain sisi, dia harus berdecak kagum atas kekuatan yang dimiliki Ethan untuk menghipnotis para murid di kampus agar menjadi baik padanya.

Padahal waktu Ethan melakukan hal itu pada seluruh murid, kampusnya sudah di jam pulang. Yang berarti pasti ada satu atau dua orang murid yang sudah pulang.
Bagaimana bisa Ethan melakukan hal ini secepat mungkin, dan lagi bersifat menyeluruh?
Dia harus bertanya pada pria itu nanti.

Tbc...

Cieee sekarang Arabell udah punya enam penjaga di kampuss wkwkwk😂😂😂

Yang awalnya ingin memperkosa Arabell, sekarang malah jadi bodyguard😂😂😂

Seberapa suka kalian sama si Ethan setelah membaca part ini?
Jawab di komentar yoo...

Jangan plagiat.
Jangan siders.
Jangan sampe gak Vomment😚

❤MelQueeeeeen

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro