Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

09

Lee Do Young

Hari ini aku tidak masuk kuliah karena aku masih takut akan apa yang terjadi dua hari yang lalu. Seakan hal itu masih menghantuiku.

"Ya. Makan. Aku sudah membuatkanmu sarapan."

Dan selama dua hari ini Do Hoon juga membuatkanku sarapan. Saat aku tanya kenapa dia membuatkanku makanan, jawaban dia hanya, "makan saja."

"Iya."

Untung aku sudah mandi dan menyikat gigiku jadi aku hanya tinggal keluar kamarku.

Kutarik kursi di seberang Do Hoon dan duduk disana. "Wah. Yeoksi syepheunim. Lihatlah visualnya. Kelihatan enak sekali." Aku tak bohong tapi makanannya memang terlihat mengunggah selera. (Sudah kuduga, chef)

"Jangan berlebihan. Makan."

"Ye ye. Jal meokgeusseumnida." (Ya ya. Selamat makan)

Tadinya kukira kami akan hening saat makan, ternyata Do Hoon membuka suara duluan bertanya padaku. "Hari ini kau tidak masuk kuliah juga?"

Aku menggeleng pelan dan memainkan makananku dengan sendok. "Tidak. Aku masih merasa sedikit takut."

"Lalu kerjaanmu gimana? Seingatku kau bekerja sebagai model, kan?"

"Sementara aku sudah bicara pada beberapa orang yang memiliki jadwal pemotretan denganku seminggu ini kalau aku tidak bisa. Jadi jadwalnya diundur sampai minggu depan."

Hening.

Ah. Sebenarnya aku juga tidak mau mengubah jadwalku karena itu pasti berefek pada jadwalku yang lain. Tapi mau bagaimana? Aku masih takut. Bahkan kalau aku keluar, tangan dan sekujur tubuhku masih suka gemetaran.

"Besok.."

Aku mendongakkan kepalaku menunggu Do Hoon melanjutkan kata-katanya.

"Besok masuk saja. Ku temani kalau aku tidak ada kelas. Kalau aku ada kelas, masih ada Yejoo kan? Sunbae kesayanganmu juga masih ada. Siapa itu?"

"Seokwoo sunbae?"

Terdengar dengusan darinya sebelum dia berdeham dan meneguk susu dari gelasnya. "Ya. Dia. Jangan sendirian kalau memang kau takut. Sayang kalau kau ketinggalan materi karena tidak masuk."

Aku merasa ada senyuman lebar terbit di wajahku. "Jinjja? Yaksok?" Aku mengulurkan jari kelingking padanya untuk melakukan pinky promise dengannya yang dibalas dengan tepukan pelan untuk menyingkirkan tanganku. (Benaran? Janji?)

"Ae-ya?" (Memang kau anak kecil?)

Aku hanya bisa mendengus dan menarik kembali tanganku. Tapi tak apa. Aku kembali tersenyum padanya. "Kalau begitu hari ini saja aku masuk."

Do Hoon mungkin terkejut karena dia sampai menatapku. "Hari ini kau istirahat saja. Aku sudah mengurus ijin tidak masukmu untuk hari ini kemarin."

Woah. Cepat juga dia. Eh? Tapi untuk apa?

"Jangan bertanya kenapa. Aku mulai bosan mendengarnya. Intinya hari ini kau di rumah saja. Istirahat dan bersiap untuk besok."

Dari mau membuka mulut untuk bertanya panjang lebar, pada akhirnya aku hanya berkata, "baiklah."

"Aku pergi dulu. Ingat jangan membiarkan siapapun masuk. Hari ini juga aku akan pulang lebih telat karena ada kerja kelompok lagi."

Kuanggukkan kepalaku dan mengacungkan jempolku padanya sebelum dia membereskan peralatan makannya dan pergi ke kampus.

Ternyata di apart sendirian itu bosan juga ya. Tidak ada orang untuk diajak bicara, dijahili, diajak main. Hah... Padahal waktu kemarin aku tidak masuk, aku tidak merasa se-kesepian ini. Apa karena aku masih merasa sangat ketakutan kemarin?

Mungkin saja.

Katalk! katalk! katalak! katalk! katalk!

Aku sedikit terkejut mendengar suara dari ponselku. Bunyi katalk terus bersahutan tanpa henti. Biasanya ini Yejoo nih. Mungkin dia baru baca katalk-ku hari ini karena seingatku dia kemarin ada pemotretan seharian jadi tidak memungkinkan untuknya bermain ponsel.

Yejoo Choi:
YA!!!! LEE DO YOUNG!
Neo gwaenchanha?!!
sudah kubilang biar kuantar saja. kau bandel sih.
Pelakunya bagaimana? Sudah diantar ke gyeongchal?
kau ini benar-benar deh.

Aku sampai tersenyum geli membacanya. Terkadang Yejoo memang bisa seperti ini. Aku lupa loh hahaha

Do-Young Lee:
gwaenchanji geureom. naega nungunji kkk
tenang saja. dia sudah di kantor polisi sekarang.
jangan berlebihan begitu hahaha

Yejoo Choi:
waaa. i michin nom-i jinjja.
ya!
lihat kau sampai ketemu denganku nanti
akan ku omeli habis-habisan
tapi kapan kau masuk? besok? aku sudah kangen.
apa benaran tidak boleh ke tempatmu?
ribet sekali sih yang punya apart.
sudah, kau pindah saja ke rumahku.
*(orang gila ini)

Do-Young Lee:
kau gila? tidak usah datang
besok aku masuk kok
tenang saja

Yejoo Choi:
jinjjaro? jinjja gwaenchanha?
*(benaran? benaran tak apa?)

Do-Young Lee:
eung-eung
geunikka geokjeongma
*(iya; eung-eung itu bahasa slang disana)
*(karna itu tak usah khawatir)

Yejoo Choi:
arraseo
ya! nanti kubalas lagi. dosen sudah masuk
istirahat kau, cengeng
sampai nanti!
*(baiklah)

Do-Young Lee:
lihat siapa yang bicara-_-
sampai nanti! jangan tertidur kau!

Yejoo Choi:
yeyeye!
itta bwa!
*(sampai nanti!)

Kalian dapat lihat kan seberapa bawelnya Yejoo itu. Agak sulit untuk berurusan dengan Yejoo itu sebenarnya. Tapi sebagai teman, dia benar-benar orang yang kalian butuhkan.

Ah, ada satu pesan lagi saat aku membuka list chat katalk-ku.

Seokwoo Park:
Do Young-ah.
kau tak apa? tidak kelihatan dikampus soalnya
aku tanya Yejoo, dia juga tidak jawab
kau baik-baik saja, kan?

Nah ini nih yang sulit untuk dijawab. Bagaimana aku jawabnya ya? Aku kan tidak ingin memberitahunya juga. Toh aku dan Seokwoo tidak sedekat itu. Jadi aku hanya membalasnya kalau 'aku tidak apa-apa' dan 'aku sedang ambil cuti keluar kota dan besok akan masuk lagi' padanya.

Berbohong sedikit tidak apa, kan?

Katalk!

Do-Hoon Gi:
ya!

Oh? Ada apa dengan Do Hoon? Sepertinya ini kedua kalinya dia mengirim katalk padaku. Yang pertama saat di bis itu. Ingat?

Do-Young Lee:
wae? mwo?
ada yang ketinggalan?

Do-Hoon Gi:
jangan lupa cuci piring dan bersihkan apart
minggu ini tugasmu yang bersihkan apart, kan?
mumpung kau sedang 'libur'

Wah. Benar-benar ini orang.

Aku kira dia ada hal penting sampai 'repot-repot' mengirim katalk padaku. Tapi ternyata hanya untuk bilang itu saja?

Ini orang benaran ya!

"Wahh!! Jinjja jjajeungna!! Dugo bwa. Aku akan membalaskannya nanti." (Benar-benar menyebalkan!! Lihat saja)

***

Gi Do Hoon

Sebagai 'orang -yang dikenal Do Young- baik', aku berbuat kebaikan sekali lagi dengan mengurus surat ijin tak masuk kuliahnya lagi.

Sebenarnya aku bingung ya. Ini anak tidak minta tolong, tapi kenapa aku yang inisiatif? Apa aku terlalu baik atau gimana? Padahal sebisa mungkin aku menghindarinya, tapi kenapa sulit sekali untuk tidak khawatir dan bersikap tak peduli padanya?

"Do Hoon-ah!"

Ah muncul lagi dia.

Kulangkahkan kakiku tanpa berhenti sedetikpun. Tak peduli dengan Jihye yang berlari menyusulku. Lagipula dia tahu darimana coba aku di ruang akademik. Apa dia benar-benar menaruh sesuatu di barangku?

"Hajima. Nae soneul jabjima." Lebih baik kalau kuberitahu dulu padanya karena kalau tidak, akan lebih riweh lagi. (Jangan. Jangan gandeng tanganku)

Jihye mencibir tetapi tetap berjalan disampingku. "Kau ngapain ke ruang akademik? Habis ambil nilai?"

"Bukan urusanmu."

Selain aku memang tidak suka berbucara hal privasi, aku juga menghindari hal yang kutahu akan jadi tambah ribet kalau Jihye tahu aku mengurus surat ijin Do Young. Dia pasti akan mendatangi Do Young.

"Kau ini. Kenapa sih jutek banget denganku? Gak bisakah bicara lebih halus?"

"Eung. Mothae." (Ya. Tidak bisa)

Kupercepat langkahku karena kelasku juga sudah mau mulai dan meninggalkan Jihye yang tidak sekelas denganku.

Persetan dengan Jihye yang tampak tak suka melihat kutinggal di depan kelas. Aku tak peduli.

***

Aku tahu seharusnya aku tidak melakukan ini, tapi entah mengapa jariku seperti berjalan sendiri untuk mengambil ponsel dan mengetikkan sesuatu disana.

Do-Hoon Gi:
ya!

Wah. Sepertinya aku benar-benar gila. Bisa-bisanya aku mengirim pesan pada Do Young.

"Na jinjja michyeottnabwa." (Aku benar-benar gila)

Drrt drrtt

Do-Young Lee:
wae? mwo?
ada yang ketinggalan?

Kedua ujung bibirku tertarik sedikit keatas membentuk senyuman tipis. Padahal hanya dibalas pesan saja. Tapi kenapa aku merasa sedikit senang?

Do-Hoon Gi:
kau tak--

Tidak tidak. Aku tidak seharusnya membalas seperti itu. Dia bisa salah paham nanti. "Harus jawab apa ya?"

Do-Hoon Gi:
jangan lupa cuci piring dan bersihkan apart
minggu ini tugasmu yang bersihkan apart, kan?
mumpung kau sedang 'libur'

Aku tahu dia pasti ingin mengata-ngataiku sekarang karena kubalas seperti itu. Setidaknya itu lebih baik daripada aku jawab 'apa kau baik-baik saja, sekarang?' kan?

Benar. Sepertinya itu lebih baik.

Do Young hanya membaca pesanku dan tam membalas lagi membuatku semakin tersenyum. Dia sudah pasti kesal sekarang.

"Dor!"

Aku sedikit terkejut dan kembali memasang wajah datar kala tahu siapa yanh mengagetkanku. Siapa lagi kalau bukan Hwang Jihye. Dia kan yang selalu mengikutiku kemana-mana.

"Bisakah kau tidak mengikutiku kemana-mana?"

Jihye menggeleng. "Tidak. Kau itu kan calon pasanganku. Tentu saja aku akan mengikutimu kemana-mana."

Lama-lamaa aku muak juga dengan kelakuannya. Aku berhenti dan menatapnya dalam. "Jihye. Kau bukan lagi anak umur sepuluh tahun yang harus mengekori orang, kan? Kau sudah dapat mencerna kata-kata dengan baik, kan? Kalau begitu, tolong tinggalkan aku mulai sekarang. Jangan ikuti aku kemana-mana. Jebal." (Tolong)

Jihye terdiam sebentar menatapku sebelum kembali membuka suara yang cukup mengagetkanku. "Wae? Dari kecil aku selalu mengikutimu kemana-mana dan kau tidak terlihat risih. Tapi kenapa kau sekarang memintaku untuk menjauh? Apa karena si hoobae perempuan itu? Iya? Yang selalu tersenyum dan menemanimu makan siang? Apa sih hubunganmu dengannya?" (Adik kelas)

"Jihye-ya."

"Kau suka padanya?"

"..."

Apa aku suka padanya? Pada Do Young? Tidak mungkin.

"Kau diam. Biasa kalau kau diam itu berarti iya atau mungkin." Jihye menghembuskan napasnya pelan, membuang wajahnya ke arah lain dan kembali menatapku. "Kau benaran suka padanya? Baiklah. Tapi kau tahu aku, kan? Aku tidak pernah menyerah. Jangan salahkan aku kalau dia kenapa-kenapa."

"HWANG JIHYE!"

Aku sendiri tak sadar kalau aku dapat membentak Jihye. Dia juga sedikit terkejut. Terlihat dari matanya yang membulat sempurna dan sedikit melompat pelan ke belakang. Aku cukup beruntung karena sekarang kami berada di taman biasa tempat ku makan siang. Jadi tidak terlalu banyak orang yang dapat mendengarku.

"Ini tidak ada urusannya dengan Do Young. Jadi tolong jangan melakukan hal gila apapun yang akan kau rencanakan. Tolong. Aku hanya mulai muak dengan semua yang kau lakukan. Kau selalu mengikutiku kemana-mana. Bahkan teman-teman perempuan yang mencoba berteman denganku selalu kau usir." Aku mulai frustasi sekarang. "Aku ini juga manusia, Hwang Jihye. Aku juga akan muak kalau diganggu terus-menerus."

"Bohong. Kau bohong. Kau memang mau menjauhiku karena hoobae itu. Sebelumnya kau tidak pernah seperti ini."

"Jihye-ya."

Jihye membuang wajahnya tak mau menatapku. "Sudah. Hari ini saja akan kutinggalkan kau sendiri. Besok aku akan menemanimu lagi."

Dengan begitu Jihye benar-benar pergi meninggalkanku yang sedikit kesal sampai mengacak rambutku sendiri.

Bagaimana cara menangani Jihye? Aku benar-benar mulai muak dengannya.

***

Mengenai pelaku yang waktu itu hampir melakukan hal tercela pada Do Young, dia sudah ditahan. Jadi baik aku dan Do Young dapat bernapas lega.

"Gi Do Hoon!"

Panggilan seseorang terhadapku membuatku berhenti sebentar. Saat aku menoleh, aku mendapati salah satu teman Do Young. Itu loh. Park Seokwoo. Yang pernah pergi dengan Do Young.

Secara tak sadar aku menghela nafasku dan memilih untuk kembali melanjutkan langkahku menuju kelasku. Tapi si Seokwoo itu tetap mengikutiku dari belakang.

Langkahku terhenti di depan kelasku dan menatapnya malas. "Ada apa? Mwo? Wae?"

"Waw. Hampir saja aku menabrakmu."

"Kalau kau tidak mau bicara yang benar, akan kutinggal."

Seokwoo mengangguk menahanku. "Baiklah. Baiklah. Kau ini kenapa tidak ada basa-basinya sedikit sih." Waw. Mungkin karena dia berteman dengan Do Young, kata-katanya jadi mirip dengan yang biasa perempuan itu katakana padaku. "Do Young. Kau bias menghubunginya?"

Do Young? Bahkan aku sampai bosan bertemunya setiap hari. "Memang kenapa?"

"Ani... Dia beberapa hari ini sulit untuk dihubungi. Apa dia tidak apa-apa?"

"Apa urusannya denganmu?" Tidak salah kan pertanyaanku? Untuk apa juga dia menanyakan Do Young. Cuma teman saja sampai menanyakan begitu. Padahal hanya beberapa hari tidak dijawab. Memangnya dia pacanya apa. Cih.

Seokwoo mengerjapkan matanya beberapa kali menatapku. Apa kau lihat-lihat?!

"A-aku hanya bertanya. Memang tidak boleh?"

Helaan nafas keluar dari mulutku sebelum aku menjawabnya untuk yang terakhir kalinya. "Aku sibuk," jawbaku singkat sebelum aku masuk ke dalam kelasku.

"Tapi kau belum menjawab pertanyaaku tentang Do Young."

Persetan dengannya. Bukan urusanku. Tanya saja pada Do Young sendiri. Cih.

[TBC]

16 May 2020 / 2020년 5월 16일

hehehe. hari ini pagi ya updatenya wkwkwk soalnya aku juga kebetulan ada urusan jadi harus bangun pagi (sebenernya emang aku selalu bangun pagi sih libur ataupun hari kerja-_-) dan langsung inget buat update wkwkwkwk

so this is! hope you enjoy!!

see you di minggu depan! bye!!

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro