Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

8. Not A Coincidence

Happy reading! Are you ready for this? Hahaha satu kepingan puzzle akan terpecahkan di chap kali ini, penasaran? Gaskeun baca!

Kejadian di restoran hari ini membuat Dahyun kepikiran, ia terus menyalahkan dirinya sendiri sampai rasanya ingin menangis.

"Aku yakin kau akan menyukai rumah barumu, aku sudah memilihkan rumah yang paling nyaman untukmu tinggal selama bekerja di restoran itu, atau mungkin nantinya itu akan menjadi rumah kita—"

Dahyun tiba-tiba menangis terisak, sampai akhirnya Jungkook kaget dan menepikan mobilnya di pinggir jalan untuk menenangkan Dahyun. "Ada apa Dahyun-ah? apakah ada yang mengganggu pikiranmu?"

Dahyun langsung mengangguk kuat-kuat saat Jungkook bertanya, bahkan tangisannya jadi semakin menjadi-jadi. "Aku merasa jadi orang paling bodoh dan ceroboh yang pernah ada, hari ini aku melakukan banyak kesalahan di restoran, aku tidak tahu kenapa hari ini rasanya sangat kacau, pelayan-pelayan dan pekerja lain di restoran itu tampak membenciku karena aku melakukan kesalahan yang cukup fatal, kurasa aku tidak layak hidup karena tidak bisa melakukan apapun dengan benar."

Jungkook langsung panik saat Dahyun mengatakan hal-hal seperti itu lalu mulai menarik Dahyun kedalam pelukannya, menenangkannya dengan menepuk-nepuk punggungnya dengan lembut. "Tak apa-apa, wajar di awal-awal jika melakukan kesalahan, aku yakin sebenarnya kau tidak salah, hanya belum mengerti saja, nanti semakin lama kau kerja disana, belajar dari berbagai kesalahan yang pernah kau lakukan pasti semuanya akan baik-baik saja."

"Tapi kenapa pekerjaanku selalu tidak pernah mulus sejak dulu?" Jungkook tiba-tiba terdiam mendengar perkataan penuh keputusasaan Dahyun itu.

"Aih tidak begitu, bagiku kau hebat! kau layak untuk hidup Dahyun-ah, setidaknya meski kau seringkali gagal dalam pekerjaanmu, kau tidak pernah gagal dalam menjadi kekasihku, maka dari itu kenapa kita tak menikah saja?" Dahyun spontan melepaskan pelukan mereka dan menatap Jungkook dengan raut marah.

"Oppa jangan mulai membahas hal itu lagi, sudah kubilang aku tidak bisa menikah denganmu sekarang! aku peduli dengan karir dan pekerjaanmu, sudahlah jangan ajak aku mengobrol dulu, aku sedang tidak mood." Dahyun langsung saja mengalihkan pandangannya pada jalanan, malas untuk berdebat dengan Jungkook mengenai hal yang itu-itu saja.

"Baiklah, maafkan aku." Jungkook melanjutkan menyetir menuju rumah baru untuk Dahyun itu dengan perasaan panas yang bergejolak, ia meremat stir yang ia pegang karena merasa emosi sekaligus bingung. Padahal mereka sudah menjalin hubungan selama itu, kalau mereka sama-sama saling cinta, pasti berbagai rintangan pun akan diterobos untuk dapat hidup bersama. Tapi mengapa ini rasanya sangat sulit? Seperti ada benteng kokoh yang membatasi mereka.

...

Taehyung yang baru saja masuk ke dalam restoran ibunya pagi-pagi ini cukup kaget saat melihat Dahyun sudah ada disana, mengelap-ngelap meja dan merapikan semuanya.

"Whoah tumben sekali kau datang sepagi ini." Dahyun yang tadinya sedang fokus mengelap meja langsung antusias saat melihat Taehyung datang.

"Taehyung-ssi kau datang?!" Seru Dahyun pada Taehyung yang mulai duduk di salah satu kursi pelanggan dan menepuk-nepuk kursi sebelahnya untuk Dahyun.

"Bagaimana bisa kau datang sepagi ini? apa kau berangkat dari rumah saat langit masih gelap?" tanya Taehyung yang merasa heran karena jarak dari rumah Dahyun ke restoran ini cukup jauh, bahkan dapat menghabiskan waktu satu jam. Ini masih pukul 7 pagi dan kini Dahyun sudah ada disana, baru berdua saja dengan sang eomma.

"Tentu tidak, sejujurnya aku juga baru saja tiba beberapa menit yang lalu. Jungkook membelikanku rumah di dekat sini karena khawatir terjadi kejadian serupa seperti sebelumnya, dan aku juga ingin menebus kesalahan-kesalahanku kemarin saat salah menangani pelanggan, jadi aku datang sepagi ini."

"Serius? kemarin ada masalah?" tanya Taehyung yang merasa kaget dan khawatir.

Dahyun mengangguk, "Kau tenang saja, bukan masalah besar." Dahyun menampilkan senyuman lebarnya guna menenangkan Taehyung, tapi Taehyung tau persis ini pasti bukan masalah yang 'biasa'.

"Baiklah, aku senang kalau kau baik-baik saja. Aku hanya ingin mengabari bahwa pekerjaanmu berhasil! Pak tua itu kembali berinvestasi di agensiku!"

"Serius? waah aku sangat senang! selamat Taehyung-ssi!" Dahyun bertepuk tangan semangat saat mendengar kabar itu dari Taehyung, membuat Taehyung tersenyum karena gemas.

"Terima kasih kembali, oh iya kau masih ingat kan hal yang kujanjikan saat kita mengawali pekerjaan ini?"

Dahyun tampak berpikir, "Eumm uang untuk membayar semua hutang ayahku kan? itu kan sudah kau berikan sejak lama."

Taehyung langsung menggeleng, "Bukan itu, ada lagi."

"Eumm apa ya—oh! kau akan memberikanku kesempatan untuk menjadi seorang aktris?" tanya Dahyun dengan antusias.

"Kau benar, bagus juga ingatanmu ternyata."

Dahyun mendesis dan mendelik karena merasa ucapan Taehyung barusan adalah sebuah ejekan untuknya. "Kau serius akan ucapanmu saat itu? aku kira itu hanya kata-kata untuk membuatku tertarik bekerja denganmu saja."

"Tentu saja, aku tidak pernah main-main dengan perkataanku." Taehyung berkata dengan senyuman bangganya, kemudian mulai menyerahkan selembar kertas pada Dahyun.

"Aku sudah menyiapkan ini sejak lama, aku mendaftarkanmu sebagai salah satu aktris di agensiku, tinggal satu langkah lagi yaitu penandatanganan kontrak, apa kau bersedia untuk bergabung di agensiku?" mata Dahyun bahkan sampai berkaca-kaca saat membaca isi kontraknya. Ia masih merasa kalau hal ini hanya bunga tidurnya saja, sampai Dahyun mengucek matanya berulang kali.

"Whoaah ini sungguhan, aku masih tidak percaya."

Taehyung tersenyum senang saat melihat Dahyun yang tampak sangat terharu, "Jadi bagaimana?" tanya Taehyung.

Dahyun langsung saja mengambil pena yang diletakan di sebelah kertas itu, "Tidak ada alasan bagiku untuk menolak kan?" Dahyun tersenyum kemudian langsung menandatangani kontrak itu.

"Bagus, terima kasih, selamat bergabung di agensiku." Taehyung mengajak Dahyun untuk bersalaman, membuat Dahyun langsung meraih uluran tangan Taehyung itu.

"Terima kasih kembali, mohon bantuannya!"

Taehyung teringat akan sesuatu, "Oh iya aku sudah menjadwalkanmu untuk mengikuti audisi sebuah drama, aku merekomendasikanmu pada sutradara untuk menjadi pemeran utamanya karena menurutku, peran yang diminta sangat pas denganmu."

Dahyun sampai membelalak, "Bagaimana bisa? bahkan aku tidak mempunyai pengalaman bermain film sebelumnya."

"Kau pernah bercerita kalau kau sudah sering menjadi juara dalam bermain drama atau teater sejak di sekolah dasar, coba buktikan ceritamu itu di audisi besok, buktikan kalau kau memang terlahir sebagai aktris!"

"Besok? benar-benar besok?" tanya Dahyun lagi.

"Iya kau benar, kau bisa kan?" Jujur Dahyun agak gugup, tapi dia akhirnya merasa yakin dan tak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini. Apalagi saat mendengar permintaan Taehyung tadi yang memintanya untuk membuktikan kalau ia mampu dan terlahir untuk menjadi aktris.

"Baiklah aku akan berusaha semaksimal mungkin!" ucap Dahyun dengan percaya diri.

"Bagus, nanti akan kukabari detail mengenai peran yang akan kau mainkan, oh iya satu lagi, tolong jangan pernah beritahukan berita ini pada siapapun terlebih dahulu, termasuk Jungkook sekalipun. Sampai kau benar-benar debut." Taehyung memberikan peringatan pada Dahyun dengan raut serius.

"Kenapa?"

"Kau tidak tahu kan apakah semua orang tulus atau tidak? bisa saja mereka awalnya terlihat senang, tapi di belakang dia berusaha untuk menghancurkan karirmu, jadi tolong sekali, tutupi hal ini dari siapapun, aku tak mau kau gagal nantinya."

"Termasuk Jungkook? aku tidak yakin dia akan melakukan hal itu padaku—"

"Cukup ikuti saja perkataanku," ucap Taehyung dengan nada tegas dan dingin, membuat Dahyun terdiam seketika. Akhirnya Dahyun mengangguk menyiakan. Karena semua ini bisa ia dapat dari Taehyung, maka ia putuskan setidaknya ia harus mengikuti perkataan Taehyung sebagai ungkapan terima kasihnya.

...

Lima hari setelah Dahyun melakukan audisi, ia kembali dipanggil oleh sang sutradara. Setelah melakukan serangkaian audisi babak 1 sampai 3, Dahyun dinyatakan lolos dan layak untuk menjadi pemeran utama perempuan di drama ini. Sutradara mengakui bahwa ia sangat menyukai akting Dahyun karena sangat pas dengan peran di dramanya sebagai seorang gadis miskin yang cerdas dan pekerja keras. Saat dilakukan camera test pun sutradara merasa peran ini sangat masuk pada wajah Dahyun, seperti gadis ini benar-benar merasuki peran tersebut. Dahyun sangat terkejut saat mengetahui lawan mainnya adalah Lee Jaehyun, seorang aktor ternama yang sama-sama sedang naik daun seperti Jungkook. Tak main-main drama yang dibintangi oleh Lee Jaehyun selalu sukses, dan kini orang-orang sudah banyak yang menunggu kembalinya ia di sebuah drama.

Taehyung ternyata sudah menunggu Dahyun saat ia keluar dari gedung tempatnya audisi. "Bagaimana?" Dahyun langsung berkaca-kaca saat melihat Taehyung hadir disana, membawakannya sebuket bunga. Dahyun yang terlalu senang dan masih tidak percaya bisa berada di titik ini langsung berlari menghampiri Taehyung dan memeluknya erat.

"Terima kasih! terima kasih!" tak ada kata-kata lain yang dapat Dahyun ucap selain terima kasih, bahkan kini Dahyun mulai menangis karena terharu dan terlalu senang.

Taehyung balas mendekap erat Dahyun yang sedang memeluknya, "Terima kasih sudah bekerja keras dan bertahan sampai saat ini, Dahyun-ssi."

Sementara itu di tempat lain, Jungkook sedang melakukan rapat untuk persiapannya pergi ke Afrika. Ia memang sudah menandatangani kontrak ini sejak lama, bahwa ia akan pergi kesana untuk menjadi relawan. Tawaran ini ia dapat sudah lumayan lama, karena agensi dan Jungkooknya sendiri merasa bahwa hal ini akan bagus dan berdampak baik pada image Jungkook, akhirnya Jungkook menyetujui proyek ini dan sudah menandatangi juga kontraknya, bahwa ia akan pergi kesana selama 5 bulan.

"Rapat selesai, sudah dapat kita putuskan seminggu lagi kau akan berangkat, terima kasih untuk kerja samanya hari ini."

Rapat disudahi, mereka satu persatu mulai meninggalkan ruangan rapat termasuk Jungkook. Ia tiba-tiba mendapat sebuah pesan dari nomor tak dikenal. "Apa?!" tangannya sampai gemetar saat membaca pesan itu dan melihat foto-foto yang dikirim oleh orang itu. Yap orang itu mengirim foto-foto dokumen pernikahan Taehyung dan Dahyun. Jungkook yang masih tidak percaya langsung memeriksa artikel-artikel di internet dan melihat foto pernikahan yang di blur itu. Akhirnya ia dapat menyadari kalau perempuan di dalam foto itu adalah Dahyun, kekasihnya.

Jungkook rasanya ingin marah, "Arghh jadi ini alasannya mengapa ia tak mau menikah denganku? aish apa jangan-jangan lelaki itu juga sudah membocorkan semuanya pada Dahyun? aku harus memastikannya."

...

"Mampirlah ke rumahku, Mirae sudah sangat merindukanmu, ia menanyakanmu setiap hari. Dimana aunty Dahyun aku ingin bermain dengannya." Taehyung sampai membuat-buat suaranya seperti anak kecil, Dahyun jadi tertawa karena merasa Taehyung lucu sekali saat melakukan hal itu.

"Hahaha lucu sekali, baiklah, sepertinya hari ini aku harus membolos kerja lagi," timpal Dahyun.

"Oh iya kurasa kau tak perlu bekerja di restoran itu lagi, kemarin-kemarin kau baru mendapat masalah kan? Bilang saja pada Jungkook kalau kau di pecat karena masalah itu, sehingga kau dapat pergi-pergi lebih leluasa, tanpa takut Jungkook mengecek keberadaanmu di restoran itu, apalagi nanti kau akan disibukkan oleh berbagai kegiatan syuting."

"Wah benar juga saranmu, baiklah aku akan menyampaikan hal itu pada Jungkook besok, setelah aku berpamitan pada orang-orang di restoran."

Sesampainya di rumah Taehyung, Mirae yang tadinya sedang menonton kartun di TV itu langsung saja berseru senang.

"Aunty Dahyun!" Dia bahkan langsung berlari dan menghampiri Dahyun. Dahyun langsung menggendongnya, mengecupi pipi anak berusia 4 tahun itu.

"Omoo Mirae kau semakin berat ya!"

Mirae mengangguk dengan lucu, "Uncle Tae memberiku makan sangat banyak, Mirae sangat senang bermain di rumah uncle Tae!"

"Syukurlah kalau kau senang, mau bermain lagi dengan aunty?"

Mirae langsung berseru semangat, "Mau! Ayo kita bermain petak umpet lagi seperti waktu itu!"

"Aigoo aunty Dahyun pasti lelah, seharusnya Mirae ajak aunty Dahyun bermain boneka saja." Mirae langsung menggeleng kuat-kuat saat Taehyung memintanya agar tidak merepotkan Dahyun.

"Tak apa-apa, aku masih kuat kok! Aunty sangat bersemangat! Sama seperti Mirae! Jadi kajja kita bermain!"

Dahyun dan Mirae langsung berseru senang, membuat Taehyung tersenyum bahagia, ia merasa seperti sedang melakukan wisata masa depan dengan melihat pemandangan di hadapannya. Entah akan berakhir dengan siapa ia nanti, tapi ia ingin memiliki keluarga yang bahagia seperti ini.

"Baiklah, uncle akan pergi ke pasar untuk membelikan kalian makanan, baik-baik yaa sama aunty Dahyun," Taehyung mulai mengasak rambut Mirae yang kini sedang digendong Dahyun itu.

"Siap kapten!" Mirae bahkan membuat pose hormat dengan tangannya, membuat Taehyung dan Dahyun terkekeh karena merasa gemas.

"Sekarang giliran aunty yang jaga, aunty akan menghitung dari 1 sampai 10!" Dahyun terus berhitung dari 1 sampai 10 sementara Mirae mulai mencari tempat yang paling aman untuk bersembunyi. Meski masih kecil, ia bukan amatir dalam bermain petak umpet, bahkan Dahyun kerap kali kesulitan untuk menemukan dimana anak ini bersembunyi.

"Sembilan.....sepuluh! Wah Mirae dimana yaaa..." Dahyun mulai menelusuri ruangan-ruangan di rumah Taehyung yang lumayan besar ini. Taehyung benar, harusnya tadi ia bermain boneka saja dengan Mirae, karena kini kepalanya terasa pusing. Mungkin ini efek karena ia belum makan dari pagi. Dahyun berjalan menyusuri ruangan dapur sambil memegang sisi-sisi dinding. Dan satu hal mengejutkannya, ketika ia sudah sedikit limbung dan hampir jatuh, Dahyun menyenggol sebuah lampu yang ditempel di dinding. Tak disangka-sangka, sebuah pintu rahasia terbuka begitu saja dan Dahyun langsung terperosok ke dalamnya.

"AAAAA!" ternyata saat masuk ke dalam sana langsung muncul sebuah perosotan yang lumayan panjang yang mengantarkan Dahyun pada suatu ruangan.

Dahyun yang masih merasa pusing itu agak limbung saat melihat sekeliling ruangan ini. "Ruangan apa ini? kenapa penuh dengan foto-fotoku?" Dahyun sangat panik dan ketakutan, apa selama ini Taehyung adalah penguntitnya? semua spekulasi buruk langsung bermunculan di otak Dahyun, sampai akhirnya Taehyung yang baru kembali dari pasar dan mendapati pintu masuk ke ruangan ini terbuka langsung masuk ke dalamnya.

"Dahyun-ssi...aku bisa menjelaskan semuanya." Taehyung berkata sambil mulai berjalan mendekat ke arah Dahyun yang malah semakin memundurkan langkahnya sambil menggeleng-geleng ketakutan.

"Apa maksudnya semua ini? kau menguntitku?"

"Tidak, aku bukan penguntit yang—"

"Bohong! lalu ini semua apa? akui saja kau sudah menguntitku sejak lama kan?!" Dahyun berteriak sampai suaranya terdengar agak serak, air mata pun mulai mengaliri pipi mulusnya.

Akhirnya Taehyung mengangguk, "Ya kau benar, bahkan sejak pertemuan pertama kita di restoran hari itu, itu bukanlah sebuah kebetulan, aku memang sengaja dan sudah merencanakan semua ini, sejak lama."

Tak dapat dipungkiri, Dahyun yang merasa sangat syok dan pusing itu langsung pingsan seketika.


Penasaran nih sekarang kalian jadi tim siapa? 😭 Jawab juseyoo

Makasi banyak yang masih setia baca dan meramaikan 😻🌻 bikin aku selalu semangat buat update ini! See you next chap!

—Acha kiyowook

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro