7. Trouble is coming
So sorry dah lama gak up, insya Allah habis ini bakal lebih rajin lagi soalnya takut nanti pas udah masuk kuliah oplen aku gak sempet ngetik lagi 😔☝️ so happy reading all!
Taehyung menatap Dahyun yang baru saja menaiki bus itu dengan senyuman, ia senang bisa membantu gadis itu dan memastikan keadaannya baik-baik saja sampai ia naik kendaraan umum. Baru saja Taehyung akan berbalik, pipinya sudah terkena tonjokan keras dari seseorang dengan tangan kekarnya.
"Yak apa-apaan kau tiba-tiba?!" seru Taehyung yang merasa kaget ditonjok begitu saja, Taehyung meraba daerah sekitar bibirnya yang terasa perih dan ternyata berdarah akibat tonjokan orang itu.
"Berani-beraninya kau mendekati dan menyentuh pacarku!" seru Jungkook marah.
"Hey apa maksudmu? aku hanya menolong pacarmu yang terkunci di sebuah gudang, kenapa kau harus marah?" tanya Taehyung yang merasa heran.
"Kau tidak berhak melakukan itu! hanya aku yang boleh!" Jungkook akan marah lagi, baru saja dia menarik kerah seragam Taehyung, suara bedebum kencang terdengar di rungu mereka. Bus yang dinaiki Dahyun mengalami kecelakaan karena tertabrak oleh truk yang rem nya blong.
"Taehyung-ssi? apa benar hari itu kau yang menyelamatkanku?" Dahyun mengulang kembali pertanyaannya karena tadi Taehyung malah terdiam karena teringat memorinya saat itu. Sejujurnya kejadian hari itu juga yang mengawali ketidaksukaan Taehyung pada Jungkook.
Taehyung menghela nafasnya sebelum menjawab, "Kau mengingatnya?"
Dahyun mengangguk perlahan, "Tiba-tiba saja memori itu terlintas di otakku, waktu itu aku sempat lupa karena langsung terkena kecelakaan."
"Tidak apa-apa, aku juga tidak masalah dengan hal itu, sebenarnya aku senang kau mengingatku kembali tapi, itu berarti kau jadi mengingat lagi tragedi di gudang itu? kau tidak trauma kan?" tanya Taehyung yang malah jadi khawatir.
Dahyun langsung saja menggeleng, "Tidak sama sekali karena kau menolongku dengan cepat hari itu, sekali lagi aku ucapkan terima kasih banyak, akan kubalas jasamu hari itu dengan menjadi istri palsu yang baik untukmu."
Taehyung jadi terkekeh saat mendengar keinginan Dahyun untuk membalasnya, "Baiklah, tolong sembuhlah terlebih dahulu," ucap Taehyung sambil mengelus puncak kepala Dahyun, spontan. Karena dirinya punya adik perempuan, dia jadi terbiasa memperlakukan perempuan dengan sangat baik seperti itu. Awalnya Dahyun merasa canggung, tapi di sisi lain hatinya juga menghangat dengan perlakuan sederhana Taehyung ini.
"Baiklah aku akan berjuang untuk sembuh."
...
Setelah seminggu, akhirnya Dahyun sudah dibolehkan pulang oleh pihak Rumah Sakit karena kondisinya yang sudah jauh lebih baik. Hari ini Jungkook yang menjemput Dahyun untuk kembali ke rumahnya. Sesampainya di rumah, Dahyun merasa meski ditinggalkan selama seminggu, rumahnya tetap bersih.
"Whoah bagaimana bisa rumah ini seperti tidak ada bedanya selama seminggu kutinggal, tetap bersih! bahkan lebih bersih."
Jungkook yang baru saja menyalakan penghangat ruangan itu tersenyum, "Aku rutin membersihkannya setiap hari, kau tau sendiri kan rumah ini sudah kuanggap seperti rumahku sendiri?" memang semenjak berpacaran dengan Jungkook, mereka sudah jadi sedekat itu, bahkan Jungkook juga memegang kunci rumah Dahyun.
Bagi Jungkook, Dahyun adalah rumah ternyamannya untuk kembali, tempatnya untuk berbagi kebahagiaan, kesedihan, bahkan untuk menyembuhkan luka. Ketimbang di rumahnya sendiri, Jungkook lebih senang tinggal di rumah Dahyun yang tidak mewah seperti rumahnya. Menurutnya, tak apa tak mewah asal hangat.
Dahyun menghampiri Jungkook yang baru saja duduk di sofa, ikut duduk di sebelahnya. Gadis itu mulai menyenderkan kepalanya pada bahu kokoh Jungkook sembari memeluknya dari samping, saling berbagi kehangatan dengan nyaman. "Terima kasih sudah menjagaku dan mengurusku sampai saat ini oppa."
"Anytime, my queen." Dahyun tersenyum, dirinya selalu suka ketika Jungkook menyebutnya queen, seolah-olah dirinya adalah ratu dalam kehidupan lelaki itu.
Dahyun mendongakan kepalanya mendekati wajah Jungkook sembari tersenyum, tak lupa pelukan yang belum ia lepaskan sampai saat ini menambah kesan clingy pada Dahyun. Jungkook jadi balas tersenyum, kemudian melayangkan kecupan singkat pada bibir sang kekasih.
"Hari ini kau manja sekali, sedang ingin sesuatu?" tanya Jungkook yang merasa Dahyunnya hari ini lebih clingy dari sebelum-sebelumnya.
"Tidak ada, aku hanya merindukanmu, biasanya kan aku bekerja, kau juga bekerja, kita jarang punya waktu berdua begini."
"Kalau begitu, berhenti bekerja saja, mari menikah denganku, aku akan menjamin semua kehidupanmu." Dahyun yang tadinya sedang memeluk Jungkook dengan erat jadi melonggarkan pelukannya.
"Bagaimana bisa begitu oppa? karirmu sedang di puncak, bisa-bisa karirmu runtuh jika orang-orang mengetahui kalau kau menikah," ucap Dahyun yang merasa kali ini belum saatnya mereka untuk menikah, terlebih karir Jungkook yang baru naik tahun-tahun ini.
"Tidak masalah, aku masih bisa bekerja di perusahaan eomma." Dahyun sontak memukul lengan Jungkook, kesal dengannya yang menggampangkan sekali, padahal perjuangan untuk mendapatkan hal itu kan tidak mudah. Menjadi aktor juga merupakan mimpi besar Dahyun yang sepertinya tidak akan tercapai.
"Jangan menggampangkan seperti itu, aku tidak suka," ungkap Dahyun dengan blak-blakan, dirinya yang tadinya sedang mood untuk bermanja-manja dengan Jungkook jadi tidak mood lagi. Dahyun beranjak untuk pergi ke kamarnya tapi Jungkook malah menahan tangannya, sampai tubuhnya terduduk di pangkuan Jungkook. Jungkook langsung memeluk Dahyun erat dari belakang, menaruh kepalanya pada ceruk leher Dahyun.
"Maafkan aku, aku hanya ingin kau benar-benar menjadi milikku seutuhnya, aku hanya takut..takut seseorang datang dan merebutmu dari kehidupanku." Dahyun dapat merasakan nada khawatir saat Jungkook mengatakan hal itu, benar-benar menggambarkan bahwa lelaki itu sungguhan merasa takut.
Dahyun langsung berbalik agar duduk berhadapan dengan Jungkook di pangkuannya. Dahyun balas memeluk Jungkook dengan erat kali ini. "Percaya kepadaku oppa, hati dan pikiranku sudah dipenuhi olehmu sejak lama, dan itu tidak akan bisa terganti oleh siapapun, kapanpun." Dahyun mencoba menenangkan Jungkook. Terkadang sikap posesif Jungkook ini berlebihan, tapi Dahyun malah merasa senang jika Jungkook berlaku posesif padanya seperti ini, ia merasa benar-benar dicintai.
Jungkook balas mengeratkan pelukannya pada Dahyun, sebenarnya Jungkook khawatir karena Taehyung sudah muncul di sekitarnya dan Dahyun, ia harus lebih waspada.
.....
Setelah seminggu kepulangannya dari Rumah Sakit, Dahyun mulai merasa baikkan sehingga ia akan mulai bekerja lagi di restoran milik eommanya Taehyung. Jungkook sempat melarangnya dan meminta Dahyun untuk berhenti saja, atau pindah ke restoran yang lebih dekat dengan rumahnya. Tapi Dahyun menolak, karena pekerjaannya sebagai istri palsu Taehyung juga belum selesai. Disamping itu, sejujurnya Dahyun juga jadi ingin membalas budi terhadap kebaikan Taehyung yang dulu menyelamatkannya pada insiden ruangan kodok itu.
"Aku akan mencarikan tempat tinggal baru untukmu di sekitar sini, aku tak mau kejadian seperti kemarin terulang kembali." ucap Jungkook sebelum mereka berpisah di parkiran restoran ini.
"Tak usah repot—"
"Justru kalau aku harus mengantar jemputmu setiap hari ditambah harus memikirkan keadaanmu terus itu malah lebih merepotkanku, sudah tak ada penolakan! akan kukabari nanti jika aku sudah menemukan tempat tinggal yang cocok." Dahyun akhirnya hanya bisa tersenyum pasrah, Jungkook sudah tidak bisa diganggu gugat jika sudah dalam mode seperti ini.
"Baiklah terima kasih kalau begitu, semoga lancar untuk hari ini!" Dahyun perlahan maju untuk mengecup pipi dan bibir Jungkook secara bergantian, membuat seulas senyuman terbit di wajah Jungkook.
"Kau juga," balas Jungkook sembari melambaikan tangannya pada Dahyun yang mulai keluar dari mobilnya.
Ini aneh tapi pekerjaan Dahyun hari ini seperti banyak gangguan dan tidak lancar. Pertama, Dahyun salah memberikan buku menu pada pelanggan, ia malah memberikan buku menu yang lama, sehingga pelanggan itu jadi memesan menu yang sudah tidak ada lagi di Restoran itu. Karena kelalaiannya, Dahyun sampai harus meminta maaf kepada pelanggan yang sudah menunggu lama. Dahyun sampai heran, padahal ia melakukan pekerjaannya seperti biasa, mengambil buku menu dari tempatnya biasa diletakkan, tapi ternyata buku tersebut adalah buku menu lama. Pelayan yang lain juga sampai bingung bagaimana bisa buku menu lama itu berada di sana.
Kedua, tadi ia tak sengaja ketumpahan jus karena tersenggol oleh pelanggan yang sedang berjalan. Dahyun pun pergi ke belakang untuk mengganti celemeknya, karena terburu-buru, ia langsung saja mengambil celemek yang ada dan lanjut bekerja melayani pelanggan. Sialnya, pelanggan yang dilayani Dahyun banyak yang complain karena merasa terganggu oleh aroma tak sedap dari celemek yang digunakan Dahyun.
Dan hari ini, Dahyun benar-benar merasa seperti dulu, saat bekerja di restoran-restoran sebelumnya. Ia bisa melihat raut-raut kebencian menguar dari wajah karyawan-karyawan lain. Dahyun bahkan sampai menangis diam-diam di toilet saat sesi istirahat. Yuqi yang daritadi turut memperhatikan pekerjaan Dahyun yang tampak berantakan hari ini itu ikut merasa heran dan khawatir. Maka dari itu, disaat karyawan-karyawan lain sedang menggunjing Dahyun diam-diam di belakangnya, Yuqi malah menghampiri Dahyun guna memastikan keadaan perempuan itu.
Yuqi langsung merangkul pundak Dahyun yang sedang duduk di sebuah meja, menanti kedatangan Taehyung yang baru saja membuat janji untuk bertemu dengannya.
"Dahyun-ssi, kau baik-baik saja kan?" Dahyun yang tadinya sedang berjuang mati-matian menahan tangis langsung pecah seketika.
"Maafkan aku, aku tidak tahu kalau buku menunya sudah berganti ke buku yang baru, aku juga tidak tahu kalau celemek yang itu sudah tidak dicuci berbulan-bulan." Yuqi jadi ikut sakit hati saat mendengar tangisan Dahyun. Ia juga paham hal ini mungkin disebabkan karena Dahyun sudah tidak masuk kerja selama beberapa Minggu, ditambah sepertinya baru hari ini saja Dahyun benar-benar bekerja. Sebelumnya kan hanya kamuflase saja agar Jungkook tidak curiga.
"Tidak apa Dahyun, ini baru awal, wajar sekali melakukan kesalahan, dulu aku juga sering begitu kok, nanti aku akan membantumu agar bisa lebih baik, kita sama-sama belajar dan bekerja saja disini, oke? Tenang ya tenang.." Yuqi terus menepuk-nepuk punggung Dahyun dengan lembut membuat perasaan Dahyun lebih baik.
"Baiklah, terima kasih banyak Yuqi sudah mau mengerti dan menenangkanku, ah tidak tahu lagi kalau tidak ada dirimu bagaimana."
"Santai saja, karena dulu aku pernah berada di posisimu, apalagi dulu aku mulai bekerja saat usiaku masih 13 tahun, jadi aku paham sekali kalau sedang di posisi itu, kita pasti membutuhkan seseorang untuk mendukung."
"Sekali lagi terima kasih Yuqi." Dahyun kini malah lanjut memeluk Yuqi.
Taehyung akhirnya datang, lalu langsung duduk di hadapan Yuqi dan Dahyun.
"Oh kalian pasti ingin membicarakan hal penting ya? Aku akan pergi," ucap Yuqi inisiatif.
"Betul, terima kasih banyak Yuqi," timpal Taehyung yang dibalas anggukan saja oleh Yuqi.
Saat mereka sudah benar-benar berdua, Taehyung langsung angkat bicara.
"Aku ingin meminta izinmu, aku akan mengirim foto-foto pernikahan kita pada jurnalis agar beritanya heboh, tenang akan ku blurkan bagian wajahmu agar Jungkook tidak mengetahuinya."
"Baiklah silahkan lakukan saja, semoga urusanmu lancar setelah ini."
...
Benar saja, hari itu beritanya langsung booming. Netizen banyak yang penasaran dengan perempuan yang beruntung bisa bersanding dengan Taehyung di pelaminan itu tetapi mereka juga tidak mengulik lebih jauh karena paham hal tersebut adalah privasi. Begitupun Pak Tua bernama Jang Dongwon yang sebelumnya menarik investasi pada Taehyung dengan alasan CEO nya harus menikah, ia jadi geram sendiri.
"Mengapa kau menganggap serius ucapanku? Padahal aku hanya tidak ingin memberikanmu investasi lagi saja," gumam pak Dongwon frustasi.
Tak lama ponselnya berdering, menampilkan nama Taehyung di layarnya. Tadinya Dongwon tidak ingin mengangkat karena sudah terlanjur malu, tapi karena Taehyung meneleponnya sampai 3 kali, akhirnya ia angkat.
"Bagaimana? Sudah melihat berita yang tersebar hari ini?" Tanya Taehyung dengan percaya diri.
Dongwon menghela nafasnya, "Ya sudah, selamat untuk pernikahanmu."
"Jadi bagaimana? Investasimu akan dilanjutkan lagi kan?"
Dongwon yang masih merasa denial langsung saja mencari-cari alasan untuk menyanggah. "Tapi ini kau sungguhan menikah? Aku curiga kau hanya berpura-pura saja—"
"Sudah kukirimkan salinan dokumen pernikahanku padamu, sebentar lagi kurirnya pasti datang."
Dan benar saja, tak lama ada seseorang yang mengantar dokumen itu ke ruangan Dongwon. Ia langsung saja membuka isinya dan merasa semakin malu. Karena ia tak mau harga dirinya jatuh, akhirnya Dongwon mengalah.
"Baiklah, baiklah! aku akan kembali berinvestasi di agensimu."
Taehyung tersenyum puas sekarang, "Baik terima kasih."
Tak lama setelah Dongwon menutup teleponnya, suara rengekan anak perempuan mulai terdengar mendekati ruangannya.
"Appa aku ingin mengajak teman-temanku berlibur ke resort milik appa, apakah boleh?"
Dongwon terlihat masih pening sambil memijit kedua pelipisnya saat Rena masuk ke dalam ruangan itu.
"Appa? Kau kenapa? Kau baik-baik saja kan?"
Dongwon menggeleng, "Aku merasa harga diriku terluka."
"Hah apa maksudmu appa?" Dongwon langsung melempar map berisi salinan dokumen pernikahan Taehyung itu pada Rena.
Mata Rena langsung membelalak saat melihat nama dan foto dari pasangan dari Taehyung itu.
"Hah Lim Dahyun, serius?"
"Ada apa memangnya dengan Lim Dahyun?" Tanya sang appa. Entah mengapa kini Rena ingin merahasiakan pada appanya kalau Dahyun ini adalah kekasih Jungkook, lelaki yang tempo hari di jodohkan dengannya itu.
"Tak apa-apa, dia hanya temanku di SMA saja appa, tak menyangka mereka akan bersama," jawab Rena sambil meringis, tapi di sisi lain ia merasa senang.
'Hal ini bisa kujadikan bahan untuk mengadu domba keduanya hahaha,' batin Rena yang kini sudah mulai merancang beberapa rencana.
Hehehe sudah makin terlihat kan hilalnya ini akan seperti apa 😗
Thank's banget buat yang always setia ngeramein 🤩🌸 semoga happy and healthy selalu yaa
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro