4. Family time
Pengen cobain ah update sore-sore hihiy, btw karena aku mau kejar updatenya, setiap vote nya sampe 50, aku bakal up chap selanjutnya! So jangan lupa buat tap tap bintang di pojokan itu yah 😻💓 Happy reading!
"Maafkan aku tadi tidak sopan dan merepotkan ahjumma," Dahyun langsung minta maaf berkali-kali pada nyonya Han Sunwoo, ibu dari Taehyung.
"Santai saja anakku, panggil saja aku eomma, nanti aku juga akan menjadi ibumu kan setelah pernikahan kalian?" Dahyun hanya bisa menyengir saja, rasanya ia ingin marah pada Taehyung karena malah tampak ingin serius dengannya. Dahyun kira Taehyung hanya akan memakainya untuk membuat dokumen palsu dan foto-foto pernikahan palsu saja, ternyata dia turut dikenalkan juga pada keluarga besar Taehyung. Dahyun jadi takut nantinya keluarga Taehyung jadi berharap lebih pada mereka dan akhirnya dirinya jadi sulit untuk lepas dari jeratan pernikahan palsu ini.
Tapi di sisi lain, Dahyun merasa terharu ada orang baik yang mau ia panggil eomma, memperlakukannya seperti anak sendiri dan memperhatikannya dengan sangat baik seperti tadi saat ia menangis. Maklum, Dahyun tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ibu sebelumnya karena sang ibu sudah meninggal sejak ia dilahirkan ke dunia.
"Baik eomma, terima kasih banyak untuk segalanya hari ini, aku merasa senang." Dahyun tersenyum sembari mengelap air matanya yang kembali turun karena terharu.
"Sama-sama sayang, eomma juga senang akhirnya putra tertua kesayangan eomma memutuskan untuk menikah, apalagi calonnya secantik dan sebaik dirimu," puji Sunwoo membuat pipi Dahyun memerah karena malu.
"Sudahlah eomma, Dahyun malu itu," timpal Taehyung yang membuat mereka tertawa sejenak. Suasana restoran yang sejuk ini membuat perasaan mereka jadi lebih baik.
"Oh iya eomma, bolehkah kalau Dahyun bekerja disini beberapa waktu untuk membantu eomma?" tanya Taehyung memastikan.
"Tentu saja boleh, eomma akan merasa sangat senang dan terbantu, selain itu kita bisa melakukan pendekatan lebih dalam lagi kan?" Dahyun sampai kaget, terbuat dari apa hati wanita ini, bahkan nyonya Sunwoo tidak mempersalahkan latar belakang Dahyun yang bukan berasal dari keluarga terpandang.
"Terima kasih banyak, aku akan bekerja dengan sebaik-baiknya!" ucap Dahyun dengan yakin.
...
Taehyung berkata ia akan pergi sebentar untuk menukar mobilnya dengan mobil lamanya yang ada di rumahnya. Akhirnya sembari menunggu Taehyung kembali, kini Dahyun sedang berada di dapur, ia turut dikenalkan oleh orang-orang di dalam sini. Ada tiga orang koki perempuan bernama Seohyun, Yuri dan Jiha yang ternyata masih satu keluarga dengan nyonya Sunwoo. Sedangkan pelayan berambut kribo berkacamata tadi bernama Yuqi, ia memang seumuran dengan Dahyun, tapi sudah bekerja disini cukup lama, sejak dirinya masih berusia 13 tahun. Dulunya ibunya yang menjadi pelayan disini, tetapi semenjak sang ibu mulai sakit-sakitan, Yuqi lah yang menggantikannya.
"Senang berkenalan denganmu Dahyun! semoga kita bisa bekerjasama dengan baik!" seru Yuqi dengan semangat, ternyata meski penampilannya nampak culun, orang ini sangat asik kalau dijadikan teman, dia sangat ramah.
"Terima kasih Yuqi atas sambutannya, oh iya terima kasih juga sudah membantuku tadi pagi, itu sangat mendebarkan," ungkap Dahyun.
"Hahaha aku sangat paham bagaimana perasaanmu berada di posisi seperti itu, untung Taehyung menghubungiku di waktu yang tepat, oh iya kau tenang saja Dahyun, aku pandai menjaga rahasia, semua yang kuketahui hari ini dari Taehyung, akan kujaga rapat-rapat." Yuqi membuat gerakan menyeleting bibirnya, kemudian ia menunjukkan senyum meyakinkan pada Dahyun. Baiklah untuk saat ini Dahyun sepertinya bisa mempercayai perempuan ini.
....
"Memangnya tadi pagi kau bilang apa saja pada Yuqi? ia sampai berkata kalau ia akan menjaga rahasiaku rapat-rapat." Dahyun bertanya pada Taehyung, di tengah-tengah perjalanan dari restoran menuju rumah keluarga Taehyung. Kini dengan menaiki mobil lama Taehyung yang ternyata masih bagus dan nyaman juga.
"Oh itu, aku hanya bilang kalau kau berbohong pada kakak laki-lakimu bahwa kau bekerja di restoran eommaku agar kakakmu tidak khawatir."
"Itu saja?" tanya Dahyun guna memastikan sekali lagi, Taehyung mengangguk dengan yakin.
"Iya itu saja, memangnya kenapa?" Dahyun akhirnya dapat bernafas lega, ia khawatir Taehyung turut memberitahu bahwa Jungkook adalah pacarnya dan pernikahan yang dijalankan oleh dirinya dan Taehyung adalah pernikahan palsu. Karena di zaman ini, sulit untuk mempercayai orang begitu saja. Ketika kita memberitahukan suatu fakta pada orang lain, kita harus siap akan konsekuensinya bahwa fakta itu lambat laun akan menjadi konsumsi publik.
"Tidak apa-apa, aku hanya belum bisa mempercayai orang lain sepenuhnya, bisa dibilang aku memiliki trust issue semenjak sering di bully saat di SMA, tidak ada orang yang bisa aku percayai selain Jungkook."
Taehyung menjawab perkataan Dahyun sambil terus fokus menyetir, "Benarkah? kalau suatu saat Jungkook ternyata mengkhianatimu juga bagaimana?"
"Itu tidak akan mungkin terjadi," jawab Dahyun dengan penuh rasa percaya pada sang kekasih, membuat Taehyung sedikit tersenyum miring.
"Mari kita lihat nanti."
.....
Jungkook rasanya ingin mengumpati ibunya saat ini juga. Katanya ini hanya akan menjadi pertemuan keluarga biasa, tapi yang ia dapat kali ini adalah perjodohan lagi. Kali ini malah dengan perempuan yang sangat Jungkook benci karena sudah membully Dahyun selama di SMA, Jang Rena.
"Rena bagaimana sekolah aktingmu, lancar? kau akan debut juga kan sebentar lagi, sungguh perempuan berprestasi," puji nyonya Hyeji yang merupakan ibu dari Jungkook.
Rena yang dipuji itu kini tersenyum dengan anggun, kemudian mengangguk, "Syukur sekolah aktingku lancar sejauh ini imo, kalau untuk debut memang sebentar lagi bersama agensi Popstar, tapi sebenarnya aku masih kalah jauh dengan anakmu yang sudah menjadi aktor terkenal sekarang," balas Rena membuat Hyeji terkekeh.
"Debutmu pasti akan luar biasa, nanti kutunggu kau tampil di drama bersama anakku ya Rena sayang," ucap Hyeji, sungguh obrolan orang-orang yang berada di ruang makan ini membuat Jungkook muak. Rasanya semuanya penuh kepalsuan dan pujian yang saling dilontarkan itu rasanya terlalu berlebihan, atau bahkan memang sengaja dilebih-lebihkan.
Jungkook merasa tersentil dengan ucapan sang ibu sebelumnya sampai-sampai ia meletakan pisau dan garpu yang ia gunakan untuk makan itu dengan keras di sebelah piringnya. "Tentu debutnya nanti akan luar biasa, pasti akan heboh berita bahwa Jang Rena si aktor baru itu ternyata pembully semasa SMA." Hyeji langsung menghentikan ucapan anaknya dengan menginjak kakinya. Membuat Jungkook berdecak malas karena sang ibu masih saja membela gadis pembully itu, bahkan sampai meminta maaf pada Rena dan keluarganya. Jungkook akhirnya hanya diam saja dalam geram, rasanya ingin makan juga sudah tidak selera, ia hanya ingin cepat pergi dari pertemuan keluarga ini.
...
"Taehyung, apa keluargamu benar-benar akan menerimaku sama seperti ibumu tadi?" tanya Dahyun yang merasa khawatir ketika mobil Taehyung sudah terparkir rapi di halaman sebuah rumah yang nampak sederhana namun nyaman, luas juga.
"Tentu, tenang saja keluargaku bukan seperti keluarga konglomerat yang ada di drama-drama." Taehyung spontan meraih tangan Dahyun untuk ia genggam, dingin sekali.
"Tenang Dahyun-ssi, aku yakin kau bisa langsung akrab dengan keluargaku, mereka hanya senang bermain sedikit." Taehyung mengelus punggung tangan Dahyun dengan ibu jarinya spontan, membuat Dahyun langsung menarik kembali tangannya dari genggaman Taehyung. Atmosfer diantara mereka jadi terasa canggung, akhirnya Taehyung berdehem guna memecahkan suasananya.
"Maafkan aku tadi kelepasan, aku sudah biasa melakukan itu pada adikku ketika ia gugup," ucap Taehyung yang berusaha menjelaskan, Dahyun hanya mengangguk saja, tidak terlalu ambil pusing.
Benar-benar diluar dugaan, saat mereka melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam rumah keluarga Taehyung, langsung terdengar sebuah kericuhan di rungu mereka.
"Yeay appa menang!" Seorang lelaki yang tampaknya seumuran dengan ibu Taehyung itu melompat-lompat girang karena awalnya dari 3 gasing, hanya bersisa gasing miliknya yang masih setia berputar di dalam arena berupa wajan.
"Yak appa curang! tadi appa menyenggol gasingku memakai tangan!" Timpal remaja lelaki yang kecewa melihat gasing miliknya jatuh dan berhenti lebih dulu dibanding milik sang ayah.
"Sudahlah Beomgyu, akui saja kekalahanmu! Hanya appa yang paling jago bermain gasing ini! Hahaha!" Balas ayahnya dengan tawa yang menggelegar.
"Biasalah, appa memang begitu kalau bermain gasing, coba ajak appa bermain Mugunghwa kkoci pieot seumnida! Pasti appa kalah soalnya kakinya tidak bisa diam hahaha!" Timpal seorang anak perempuan yang nampaknya masih berusia 10 tahun.
"Yak Haeun! Jangan meremehkan appamu ini! Appa adalah petani tangguh!"
Saat sedang berdebat, Taehyung berdehem kencang, membuat atensi ketiga orang itu beralih.
"Oppaa!" Haeun tampak antusias saat melihat kedatangan Taehyung, ia langsung berlari dan memeluk Taehyung dengan erat.
"Aigoo lihat siapa yang datang, appa kira kau sudah lupa rumah orangtua," ucap Dongwoon, ayahnya Taehyung sambil berkacak pinggang.
"Perasaan baru kemarin lusa aku datang berkunjung," timpal Taehyung yang merasa tidak terima dibilang lupa rumah.
"Kenapa ya anak-anak appa tidak suka mengakui kesalahan dan kekalahan? Eh sebentar, aigoo cantik sekali, ini siapa? Kok perempuan cantik sepertimu mau dibawa oleh anakku yang seperti om om?" Taehyung sampai melotot pada Dongwoon setelah mendengar ucapannya, berbeda dengan Dahyun yang malah terkekeh kecil, daritadi ia merasa kalau keluarga ini sangat lucu dan ramai.
"Dia calon istriku appa." tanpa disangka-sangka, sang appa kini melangsak maju dan menarik lengan Dahyun untuk ikut dengannya.
"Calon istri anak appa harus ikut tes khusus terlebih dulu."
"Appa jangan aneh-aneh!" seru Taehyung yang tampak sudah agak stress dengan kelakuan sang appa.
"Tidak kok, appa hanya ingin mengajaknya lomba karaoke saja dengan appa, kalau skornya lebih besar dari appa, kalian aku restui."
Mendengar penuturan ayahnya Taehyung, Dahyun malah langsung bergumam dalam hatinya, 'Kali ini aku harus kalah!'
........
Setelah makanannya habis, Jungkook langsung saja berdiri dan hendak pergi dari tempat itu.
"Park Jungkook! kau mau kemana?" Jungkook hanya menoleh sedikit.
"Sudah selesai kan acara ramah tamahnya? aku sibuk." Jungkook kembali melanjutkan langkahnya, keluar dari rumah itu. Sang ibu yang kali ini sangat berambisi menjodohkan Jungkook dengan Rena langsung saja menyusulnya keluar rumah.
"Jungkook dengarkan eomma! kali ini kau harus menurut! demi kebaikanmu, kebaikan kita," ucap sang ibu setelah menahan tangan Jungkook agar tidak pergi.
Jungkook langsung berdecih, "Cih demi kebaikanku? kurasa ini hanya demi kebaikan eomma dan perusahaan eomma saja."
"Apa maksudmu? aish kau tau, jika kalian menikah nanti, perusahaan coklat eomma akan merger dengan perusahaan bakery milik keluarga Jang, merupakan kesempatan yang luar biasa bukan? Ini juga akan menguntungkanmu nanti kalau kau mengambil alih perusahaan itu."
Lagi-lagi Jungkook berdecih, "Kan sudah kuduga hanya uang saja yang ada di pikiran eomma, sudahlah aku mau bekerja!" Jungkook kembali melangkahkan kakinya menuju ke garasi tempat mobilnya terparkir. Tapi sebelum itu, ucapan sang eomma selanjutnya membuat Jungkook terdiam dalam geram.
"Pasti kau tidak mau dijodohkan karena gadis miskin lusuh itu ya?" tangan Jungkook mengepal marah, tak terima Dahyunnya dikatai seperti itu.
"Eomma sudah tahu sendiri jawabannya kan? ayolah eomma, berhenti menjodoh-jodohkan aku dengan perempuan lain karena yang aku mau hanya Dahyun!" ucap Jungkook dengan nada meninggi.
"Eomma melakukan semua perjodohan ini demi kebaikanmu nak, eomma ingin sekali kau hidup dengan pasangan yang tepat!"
"Bahkan rumah tangga eomma dengan appa saja hancur, bagaimana eomma ingin mengatur kehidupan rumah tanggaku?" balas Jungkook dengan sarkas.
"Diajari siapa kau membantah begitu? kan baru begini saja sudah terlihat pengaruh buruk dari perempuan itu—"
"Cukup eomma! perlu eomma ingat kejadian perjodohan yang lalu-lalu juga sudah sempat aku turuti, bahkan aku hampir naik ke pelaminan beberapa kali, tapi pada akhirnya tidak ada yang berakhir mulus kan? berhenti mengatur hidupku seakan-akan eomma paling tahu segalanya!" setelah mengomel panjang, Jungkook langsung saja pergi.
"Yak awas saja! akan kumusnahkan perempuan bernama Lim Dahyun itu! akan kuhancurkan dia sampai ia tak bisa mengganggu kehidupan anakku lagi!" umpat sang eomma setelah melihat kepergian Jungkook dengan mobilnya.
Seorang gadis cantik dengan tubuh semampai itu ternyata menguping obrolan ibu dan anak yang penuh emosi tadi dari balik pintu. "Wah hati mungilku sedikit tercabik, bisa-bisanya ia lebih memilih gadis miskin nan lusuh itu ketimbang diriku? tapi dipikir-pikir, situasi ini bisa kumanfaatkan juga." perempuan itu tersenyum licik sembari memikirkan sebuah rencana untuk memberi pelajaran pada Jungkook.
Agak ngeri juga ya jadi Dahyun, terancam bahaya dari mana-mana 🥲
Btw so happy Twice jadi perpanjang kontrak 😻💓 semoga kedepannya mereka di treat lebih baik lagi sama agensinya dan especially Dahyun, semoga habis ini bisa dikasih kesempatan untuk explore bakatnya lebih banyak lagi😻 aamiiin
See you when vote nya udah 50 😘
Makasi banyak yang setia baca dan meramaikan 😍 lobee youu Soo muchh!
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro