3. Out of expectation
Sejujurnya Dahyun sangat sangat terkejut ketika menjumpai presensi sang kekasih di hadapannya, dengan pakaian jas lengkap dengan dasinya. Sepertinya Jungkook baru kembali dari suatu pertemuan penting dan langsung mengunjungi rumah Dahyun sore ini.
"Aku sudah menunggumu dari kemarin, kau kemana saja hemm? baru kembali dari tempat kekasih baru ya?" Dahyun kaget sekali saat Jungkook membisikan hal itu. Dahyun kira Jungkook memang baru saja tiba sore ini, ternyata kemarin juga ia sudah sempat datang. Langsung aja ia bantah dengan ekspresi kesal yang sengaja ia buat-buat.
"Kekasih baru apa oppa? Dari kemarin aku sibuk mencari pekerjaan baru bahkan sampai ke pelosok desa hingga aku harus menginap disana," alibinya dengan sangat meyakinkan.
"Lalu tadi mobil siapa yang mengantarkanmu kembali?" Tanya Jungkook yang masih belum puas atas jawaban Dahyun sebelumnya.
"Itu mobil taksi online, bagus sekali ya? Tadi si supirnya bercerita katanya ia adalah bos besar yang sedang bosan bekerja sehingga memilih untuk menjadi pengemudi taksi online." Sepertinya Dahyun harus mendapatkan penghargaan aktris paling berbakat, bahkan untuk berakting membohongi Jungkook ini saja dia benar-benar mendalami peran.
"Huh aku kesal pada oppa, padahal aku sedang sedih karena dipecat dari pekerjaanku yang sebelumnya dan lelah mencari kesana kemari pekerjaan baru, kau malah menuduhku yang tidak-tidak!" Dahyun menyilangkan kedua tangannya didepan dada, pura-pura merajuk pada Jungkook.
Tak disangka Jungkook kembali mendekatkan tubuhnya dan memeluk Dahyun dengan erat. "Maafkan aku sudah menuduhmu yang tidak-tidak, aku hanya khawatir Dahyun-ah, lain kali kalau ada apa-apa langsung bercerita saja kepadaku, seperti biasa." Dahyun sedikit bernafas lega ketika akhirnya Jungkook mempercayainya.
"Tentu saja, maaf kemarin aku tidak bercerita karena tidak ingin membuatmu khawatir."
Jungkook melepas pelukan mereka, memegangi kedua sisi tubuh Dahyun dengan tangannya, menatap netra Dahyun dengan tatapan dalam, "Apa kau sudah mendapatkan pekerjaan baru itu?"
"Sudah!" seru Dahyun dengan spontan dan ceria.
"Kalau begitu biar besok aku yang akan mengantarmu ke tempat kerja, bagaimana?" Dahyun kaget saat Jungkook malah jadi ingin mengantarnya untuk berangkat kerja esok hari.
"Ah tidak usah oppa, aku bisa sendiri, kau pasti lelah kan sehabis syuting berbulan-bulan, bebanmu jadi bertambah jika kau harus mengurusku juga," Dahyun langsung menolaknya, tapi sebisa mungkin ia tak menunjukan gerak gerik panik seperti orang berbohong, tapi tetap saja ternyata intuisi Jungkook lebih kuat.
Jungkook langsung mengerenyit bingung, "Kenapa? biasanya kau mau-mau saja kalau kuantar, kau sedang berbohong ya?"
"Untuk apa aku berbohong padamu oppa? aku hanya ingin belajar agar tidak terlalu bergantung pada oppa saja." Dahyun sangat pintar untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan Jungkook, hingga akhirnya Jungkook hanya bisa menghela nafasnya pasrah.
"Baiklah, padahal aku tidak keberatan sama sekali kalau kau menggantungkan dirimu padaku, aku malah senang kalau kau membutuhkanku Dahyun-ah, aku merasa berguna menjadi manusia." Dahyun tiba-tiba mendapat ide agar Jungkook tak kembali bertanya tentang pekerjaannya dan mengajaknya berdebat seperti ini.
"Ah tapi serius—"
"Sudahlah mari berhenti berdebat mengenai hal tidak penting seperti ini, memangnya kau tidak merindukanku oppa?" Dahyun memotong perkataan Jungkook begitu saja, lalu mendekatkan tubuhnya pada Jungkook, meraih dasi sang kekasih kemudian mulai melonggarkannya. Dahyun kini beralih menatap Jungkook dengan tatapan seduktif. Jungkook tentu saja langsung tersenyum lebar dan paham akan apa yang Dahyun maksud.
"Aigoo baiklah aku akan mengalah kalau begini." Jungkook langsung saja mengangkat Dahyun ke gendongannya, membuat wajah mereka kini berhadap-hadapan, dengan nafas yang saling menerpa satu sama lain.
Jungkook melayangkan satu kecupan di bibir Dahyun, "Jangan salahkan aku kalau tidak mau berhenti."
Dahyun balas tersenyum lebar, "Tentu." Dahyun mendekat ke telinga Jungkook dan membisikan sebuah kalimat yang membuat Jungkook semakin bersemangat, "I'm yours, oppa."
.......
Jungkook benar-benar gila, Dahyun sampai bangun kesiangan pagi ini saking lelahnya semalam. Dahyun langsung terduduk begitu saja saat melihat jam dindingnya menunjukkan pukul delapan kurang sepuluh menit.
"Oh kau sudah bangun sayang? padahal ingin kubiarkan saja sampai jam 8 baru kubangunkan, aku tau kau pasti lelah." Jungkook yang sudah mandi dan berpakaian rapi itu kini menghampiri Dahyun, mengecup sekilas keningnya dan mengasak rambutnya. Dahyun memberengut saja kepada Jungkook yang kini malah tersenyum gigi kelinci padanya.
"Kau aish! menyebalkan sekali aku sampai bangun kesiangan!"
"Maafkan aku sayang, tapi yang semalam itu luar biasa bukan?" wajah Dahyun memerah saat Jungkook malah membicarakan hal itu.
"Hahaha sudahlah, lebih baik kau segera bersiap, hari ini hari pertama kau bekerja di tempat baru kan? aku sudah siap untuk mengantarmu, aku juga sudah menyiapkan sarapan sandwich untuk kita." Dahyun baru teringat lagi akan pekerjaannya itu, ia kira Jungkook akan lupa dan tidak akan mengungkitnya lagi.
"Oh iya aku hampir lupa kalau hari ini bekerja di tempat baru, lalu Oppa untuk apa berpakaian rapih seperti ini? Mau ada pekerjaan?"
Jungkook yang sedang memakai dasinya sambil bercermin jadi menoleh sekilas ke arah Dahyun, "Hari ini ada pertemuan keluarga."
Dahyun hanya ber-oh ria saja, jujur hatinya selalu berdenyut sakit ketika membahas keluarga Jungkook, yang bahkan sampai saat ini belum mau menerima keberadaannya. Mereka hanya menganggap bahwa Dahyun adalah benalu dalam kehidupan Jungkook. Bahkan Jungkook yang kini ikut sang ibu seringkali dijodoh-jodohkan dengan rekan kerja atau anak partner bisnis sang ibu, membuat Jungkook muak akan semua ini.
"Perjodohan lagi oppa?" Tanya Dahyun dengan nada sendu, Jungkook yang sudah selesai memasang dasinya langsung berbalik dan menghampiri Dahyun untuk duduk di sebelahnya.
"Bukan kok, tenang saja ini hanya pertemuan biasa. Kalaupun di jodohkan, aku berjanji akan menolak dengan keras." Jungkook menyelipkan anak rambut Dahyun ke belakang telinganya, menatap Dahyun dengan senyum dan tatapan meyakinkan kalau hanya Dahyun yang bisa menembus pertahanan hatinya.
"Baiklah oppa, aku percaya padamu. Terima kasih banyak sudah mau bertahan denganku, ah..yasudah aku akan mandi dulu." Tanpa banyak bicara lagi, Dahyun langsung saja beranjak untuk membersihkan dirinya di kamar mandi.
'Apa aku bilang saja ya kalau sebenarnya aku kemarin berbohong padahal aku belum mendapat pekerjaan baru dan hanya tidak ingin membuatnya khawatir? Wah ide bagus! Kau memang pintar Dahyun!' pikiran Dahyun terus berkecamuk sedari tadi, hingga akhirnya ia memutuskan untuk berbohong lagi.
Tetapi rencana Dahyun untuk berbohong lagi itu gagal, saat Dahyun keluar dari kamar mandi, Jungkook sedang mengangkat telepon di ponsel Dahyun. Raut wajah Jungkook terlihat sangat serius, kemudian tak lama sambungan teleponnya dimatikan. Dahyun sampai membeku di tempatnya berdiri sekarang, sangat takut akan reaksi Jungkook.
"Kenapa kau tidak memberitahuku?" Tanya Jungkook setelah menerima panggilan yang Dahyun duga pasti dari Taehyung, karena ia sedang tak berhubungan dengan orang lain lagi selain Jungkook dan Taehyung.
Dahyun pasrah, kalau memang ia harus ketahuan dengan cara seperti ini, ia akan berhenti dari pekerjaan itu.
"Maafkan aku..a..aku." Dahyun menunduk sambil meremas handuknya gugup.
"Kenapa kau tidak memberitahuku kalau jam kerjamu dimulai pukul 8 pagi? Ini sudah telat sayang, ayo cepat bersiap." Dahyun sampai menganga kaget, ucapan Jungkook yang barusan itu jauh dari ekspetasinya, ia kira Jungkook akan marah karena bekerja menjadi istri palsu. Tapi akhirnya Dahyun menjawab dengan jawaban asal.
"Ah iya aku juga lupa, maafkan aku yang masih terbiasa dengan jadwal lamaku jam 9 pagi." Dahyun akhirnya langsung bersiap dan membawa sarapannya di rantang untuk dinikmati di perjalanan karena Jungkook malah jadi turut menyuruhnya agar cepat.
....
Di mobil, Dahyun langsung mengecek riwayat panggilan, ternyata benar tadi Taehyung yang menelepon. Sepertinya kali ini Dahyun harus bersyukur karena menyimpan kontak Taehyung dengan nama 'Bosku' dengan begitu, Jungkook jadi tidak curiga macam-macam. Tapi kini Dahyun bahkan bingung sendiri, ia akan dibawa kemana oleh Jungkook. Padahal Dahyun belum memberitahu dimana tempat ia kerja saat ini tetapi Jungkook malah tampak lebih tau. Akhirnya daripada nantinya Dahyun salah bicara, ia tidak bertanya macam-macam mengenai tujuan mereka saat ini.
"Sudah sampai! Kenapa kau tidak memberitahuku kalau bekerja disini? ini salah satu restoran tradisional yang paling kusukai, aku sering kesini bersama ayah dan ibuku dulu." Dahyun juga sampai takjub saat mobil ini berhenti di depan sebuah restoran bernama Seong-gong yang bertema tradisional korea. Dahyun jadi teringat kalau ini adalah restoran tradisional yang pernah ia kunjungi sekali seumur hidup saja dengan ayahnya dulu sehabis Dahyun mendapat hadiah juara favorit saat perlombaan drama.
Dahyun hanya cengar-cengir saja pada Jungkook sembari melepas sabuk pengamannya. Mereka keluar dari mobil bersama, tak lupa Jungkook dengan penyamarannya berupa masker dan topi. Dahyun agak bingung juga saat sampai disana nanti apakah ia harus langsung pergi ke belakang dapur dan berpura-pura menjadi pelayan? atau bagaimana? seseorang tolong selamatkan Dahyun saat ini juga.
Diluar dugaan, sesampainya di depan pintu restoran Dahyun malah langsung disambut oleh seorang pelayan perempuan dengan rambut kribo dan berkaca mata. "Dahyun astaga kau kemana saja?! ini hari pertamamu bekerja tapi kau sudah terlambat! ayo cepat bersiap! sebentar lagi restoran ini akan ramai!" si pelayan berkacamata itu langsung saja memberikan celemek untuk Dahyun dan menarik Dahyun untuk ikut ke dalam restoran. Dahyun langsung saja melambaikan tangannya pada Jungkook. "Dah! aku sudah telat, semoga pertemuan keluargamu hari ini lancar!" seru Dahyun yang kini mulai ditarik untuk masuk itu, membuat Jungkook terkekeh kecil melihatnya.
"Nanti akan kukabari lagi apakah aku bisa menjemputmu atau tidak," ucap Jungkook sembari melambaikan tangannya juga. Setelah Dahyun sudah benar-benar dibawa masuk ke dalam restoran, Jungkook langsung berbalik dan kembali ke dalam mobilnya.
Setelah memasang sabuk pengamannya kembali dan menyalakan mobil Mercedes Benz hitam miliknya, Jungkook tiba-tiba teringat akan gadis berambut kribo tadi. "Hmmm sepertinya dia target yang cocok," gumam Jungkook sembari mengangguk dengan yakin.
Saat akan keluar dari tempat parkir ini, Jungkook malah jadi salah fokus terhadap salah satu mobil yang masih terparkir rapi di tempat itu, membuatnya mengerenyit heran.
"Itu bukannya mobil yang kemarin mengantar Dahyun yang katanya taksi online itu ya? apa kebetulan saja?" intuisi Jungkook memberitahukannya agar ia mengambil foto dari mobil itu untuk berjaga-jaga, barangkali suatu saat nanti ia melihat kembali mobil itu mengantar Dahyun, akan ia samakan plat nomornya.
.....
"Taehyung-ssi kalau boleh aku memberi saran, lebih baik kau mengganti mobilmu karena Jungkook tampaknya sudah menandai mobil ini saat kemarin kau mengantarku sampai depan rumah," pinta Dahyun yang kini sedang duduk di salah satu kursi pelanggan, berhadap-hadapan dengan Taehyung yang kini sedang menyesap kopi miliknya. Restoran di pukul 9 pagi ini belum begitu ramai, tapi sudah ada beberapa meja yang terisi oleh rombongan ibu-ibu.
"Oke tidak masalah, aku punya satu mobil lagi, mobil lamaku yang brandnya memang banyak digunakan oleh orang-orang. Untuk sementara sampai misi ini selesai, aku akan memakai mobil lamaku itu."
Dahyun bernafas lega mendengarnya, "Terima kasih banyak, maaf aku malah jadi merepotkanmu."
Taehyung meletakan kembali gelas yang tadinya sedang ia sesap, "Tidak masalah, ini memang sudah jadi bagian dari salah satu rencanaku."
"Oh iya omong-omong rencana, apakah hadirnya aku di tempat ini juga termasuk dari salah satu rencanamu?"
Taehyung mengangguk, "Lebih tepatnya rencana mendadak, tadinya aku juga belum sempat memikirkan kemungkinan ini, tak menyangka tadi pagi Jungkook yang mengangkat teleponku."
Dahyun pun turut mengangguk mengiyakan, "Kau benar! aku juga sangat kaget saat menjumpainya di rumahku kemarin, aku kira dia baru akan kembali minggu depan, oh iya apa yang kau katakan di telepon tadi sampai Jungkook bisa sebegitu percayanya? bahkan sampai menyuruhku untuk cepat-cepat berangkat."
"Aku hanya memintamu agar segera berangkat ke restoran ini karena sudah telat, kubilang jadwalmu seharusnya pukul 8 pagi. Sudah kuduga responnya akan seperti itu, Jungkook memang aktor yang sangat disiplin dan patuh pada jadwal."
Dahyun malah jadi tersenyum bangga, "Pacarku memang yang terbaik." entah kenapa Taehyung malah berdecih, ada rasa panas yang tiba-tiba mengganggu hatinya saat Dahyun bicara begitu. Beruntungnya kehadiran seorang wanita paruh baya yang membawa nampan berisi 2 mangkok jjampong, hidangan andalan di restoran ini membuat gerak-gerik Taehyung tadi tidak terlalu kentara.
"Nona silahkan dinikmati jjampong menu utama dari restoran ini, semoga kau menyukainya." saat makanan itu dihidangkan di hadapan Dahyun, dirinya malah spontan meneteskan air mata, membuat Taehyung dan wanita paruh baya yang barusan mengantar makanan itu panik.
"Kau kenapa?" tanya Taehyung dengan raut khawatir.
Menyadari bahwa suasananya jadi tidak enak karenanya, Dahyun langsung saja mengelap air matanya dengan tangannya. "Maafkan aku jadi terbawa suasana, makanan ini adalah makanan yang pernah kumakan sekali saja dulu bersama mendiang ayahku, untuk bisa memakan ini juga aku harus berusaha keras untuk mencari uangnya." setelah bercerita begitu, tangisnya malah berderai semakin deras. Wanita yang tadi mengantar makanan itu akhirnya duduk di sebelah Dahyun, menepuk-nepuk punggungnya dan menenangkan Dahyun hingga ia berhenti menangis.
"Apa perasaanmu sudah lebih baik sekarang?" tanya wanita itu.
Dahyun mengangguk dengan mata sembabnya, "Sudah lebih baik, terima kasih banyak ahjumma." wanita yang disebut ahjumma itu balas tersenyum teduh, sangat keibuan sekali.
"Oh iya nak Taehyung, setelah ini apa kau akan segera mengenalkan Dahyun pada keluarga besar kita?" ucapan wanita disebelahnya itu membuat Dahyun hampir saja memuncratkan jjampong berkuah yang sedang ia nikmati.
"Tentu eomma, sehabis ini aku akan membawanya ke rumah."
Dahyun yang merasa bingung langsung saja bertanya, "Eomma? keluarga? jadi..."
Taehyung mengangguk, "Benar, kenalkan Dahyun ini eommaku, pemilik restoran ini."
Hayo itu Jungkook nargetin pelayan berambut kribo itu untuk apa ya 😔☝️ mulai bisa mengumpulkan pecahan puzzlenya atau malah makin bingung? Hohoho semoga masih pada penasaran ya sama lanjutannya 🤭
Seneng bgt karena responnya rame aku jadi semangat ngetiknya 😭 makasi banyak yaa yang udah baca dan selalu ngeramein 🤍💜
Btw happy Ied adha untuk yang merayakan! 🐑🐐
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro