Prolog
Prolog: Sebuah Tur di SMA PAW
"AKU tak masalah jika kau sakit, tapi sebelum MPLS[1] sudah sakit dan hanya mengikuti sehari saja? Kau bercanda? SMA PAW itu sekolah yang bergengsi, sakit sebentar kau seperti sudah ketinggalan satu semester. Jika masa MPLS sudah begitu, bagaimana nanti?"
Aku tak dapat menyalahkan senior yang membimbingku ini. Meski banyak menggerutu, perkataannya benar. Lagi pula, wajar saja 'kan, memilih sekolah yang paling bagus dari sekian banyak sekolah bergengsi? Aku tahu konsekuensinya, tapi ternyata menjalaninya itu penuh perjuangan.
Memang salahku juga sih, magku kambuh hingga sakit ke belakang punggung segala. Alhasil, aku rawat inap di rumah sakit selama seminggu. Sudah tahu mesti makan tepat waktu, tapi aku masih sering mengabaikan hal itu.
"Tidak usah berbasa-basi, langsung saja karena kau tidak mengikuti MPLS sepenuhnya, maka akan ada tugas tambahan untukmu." Kak Zena berhenti berjalan dan langsung berbalik menghakimi. "Kuberi tahu satu hal ya, jarang sekali ada sekolah yang membebaskan OSIS-nya untuk mandiri sendiri seperti di SMA PAW. Fyi, MPLS kemarin benar-benar diurus sama OSIS seorang, guru hanya mengawasi dan itu pun masuk ke rapor sebagai nilai sikap. Mau naik kelas? MPLS pun mesti lulus. Karena kau tidak masuk ketika MPLS kemarin, sekarang akan kuberikan tugas," jelasnya sembari memberikan segulung kertas yang telah dikaitkan dengan label pita SMA PAW, seperti ala-ala dokumen kerajaan.
Aku menerimanya dengan enggan. Rasa curiga terselip di benak, menerka tugas-tugas yang menurutku akan tak waras.
"Pelaksanaannya ketika pulang sekolah. Kalau ada kegiatan klub, tunda dulu. Tidak lama kok, hanya seminggu saja," imbuhnya sambil bergestur agak terburu-buru. Mengingat bel masuk sebentar lagi pasti buatnya tidak tenang karena jarak kelas dua yang agak jauh dari koridor kelas satu.
"Kalau aku tidak menyelesaikannya selama seminggu?"
Kali ini Kak Zena menjawab agak santai seolah-olah menunggu momentum yang telah dinantikan, "Poin kedisiplinanmu akan berkurang dan itu mempengaruhi rapor." Mulutku kelu menerimanya. Baru kali ini aku mendengar sistem yang seperti itu. Sungguh, aku tidak habis pikir dengan SMA PAW.
Apa karena ini adalah sekolah bergengsi hingga sistemnya pun beda sendiri dari sekolah lain? Para OSIS-nya pun bertindak mandiri-bertindak seenak hati-sehingga guru tidak turun tangan.
Semoga aku tidak salah pilih sekolah setelah pengorbananku selama ini.[]
[1]MPLS: Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah. Dulu disebut MOS, jika di perkuliahan semacam ospek.
09/09/18
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro