Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Day 1

***

   Suara langkah kaki menggema di lorong koridor. Ini masih terlalu pagi, bahkan jam pelajaran pertama saja baru akan dimulai dua puluh menit lagi, tetapi kedua gadis tersebut telah berjalan beriringan menuju suatu tempat.

   "Uhm, kita akan ke mana, Yoshikawa-san?"

   "Kelas seseorang."

   Jawaban yang terlampau singkat. [Name] kehabisan ide untuk berkata-kata. Mereka tidak mengobrol lagi hingga langkah gadis pertama berhenti di depan sebuah pintu kelas, mengakibatkan gadis kedua yang tidak siap menubruk punggungnya.

   "Yoshikawa-san?"

   Sang gadis tidak membalas, melainkan menggeser pintu kelas dalam sekali sentakan dengan kasar, kemudian melangkah masuk tanpa ragu-ragu. [Name] terperangah, untung saja tidak ada guru yang mengisi perwalian di dalam ruang kelas tersebut, kalau saja ada, pasti dia dan sang gadis akan dimarahi. [Name] membuntut di belakang, keduanya menghampiri seorang laki-laki yang tampak tertidur di mejanya.

   "Bangun."

   Tanpa segan meja sang lelaki dipukul agak keras sekali, tetapi sepertinya tidak mempan melihat lelaki itu tetap terpejam pulas.

   "Pelan-pelan, Yoshikawa-san," ucap [Name] yang takut jika lelaki tersebut bangun dan marah.

   Lagipula, memangnya anggota OSIS diperbolehkan berbuat kasar seperti ini kepada siswa?

   Namun gadis yang dipanggil Yoshikawa tersebut tidak mengindahkan peringatan [Name].

   "Bangun, dasar pemalas."

   Malahan kini seraya berujar, sebuah pukulan mendarat tepat di kepala sang laki-laki yang membuatnya sontak terbangun.

   "Aduh! Sialan, siapa yang memukul kepalaku?"

   [Name] langsung saja bersembunyi di balik punggung pelaku perbuatan dan mengintip ngeri sosok yang barusan meninggikan suaranya dan kini mengusap-usap bagian kepalanya yang terpukul.

   "Aku."

   Begitu mendengar jawaban pertanyaannya terpenuhi, netra biru tua melirik ke arah sang gadis, kemudian menghela napas panjang.

    "Kau tidak bisa lebih halus ya, Yuzutsu."

   Ah, jadi nama depan Yoshikawa-san adalah Yuzutsu?

   "Perbuatan halus tidak asn membangunkanmu," tandas Yuzutsu tegas, "Sekarang, bangun karena ada sesuatu yang harus kau lakukan selama seminggu ini."

   "Apa itu?"

   "Memandu anak baru berkeliling sekolah."

   Eh! Kenapa Yoshikawa-san melimpahkan tugasnya pada orang ini?

   "Hah? Kenapa harus aku?" protes lelaki tersebut tidak terima.

   "Baiklah kalau kau tidak mau bebas pelajaran selama seminggu."

   Yuzutsu hendak berbalik pergi, tetapi cepat-cepat seseorang menahan pergelangan tangannya.

   "Serius?" tanyanya.

   "Menurutmu aku bercanda?" Yuzutsu membalikkan pertanyaan lelaki itu, bergeser dari posisinya berdiri untuk memperlihatkan [Name] yang mencuri-curi pandang ke arah lelaki yang tengah menguap, memintanya memperkenalkan diri.

   "[Surname] [Name] desu, mohon bantuannya."

   "Ah, ya, namaku Aomine Daiki, mohon bantuannya." Sang lelaki berdiri tegap dan [Name] seketika tahu tinggi lelaki tersebut mungkin melebihi seratus sembilan puluh senti. Yoshikawa-san yang lebih tinggi darinya pun jadi terlihat mungil.

   "Ayo cepat, kita harus pergi."

   Yuzutsu menarik tangan [Name] dengan lembut, sembari memastikan Daiki berada di belakang mereka. Namun di depan pintu mereka berpapasan dengan guru yang mengampu pelajaran selanjutnya.

   "Sensei, aku pinjam Aomine-san."

   Sesudah berkata seperti itu, mereka melewati sang guru begitu saja dan Aomine-san jelas sekali memasang wajah sumringah karena bahagia bisa membolos pelajaran, meski [Name] agak ragu lelaki tersebut bisa mengikuti pelajaran dengan baik jika dia hanya tidur seperti tadi.

   "Sekarang kita akan ke mana?" Lagi-lagi [Name] mempertanyakan tujuan mereka.

   "Tempat yang paling dibenci oleh anak malas."

   "Oi, jangan bilang kalian ingin ke tempat pertama dari tujuh keajaiban PAW?"

   Tujuh keajaiban PAW? Apa itu?

   [Name] ingin menanyakan tentang tujuh keajaiban PAW, tetapi sepertinya itu bukanlah hal penting di saat sekarang. Dia cuma ingin memastikan destinasi mereka berikutnya, "Ke perpustakaan ya, Yoshikawa-san?"

   "Jangan mau ke sana, kabarnya ada arwah anak yang meninggal karena terlalu banyak belajar dan menculik anak-anak rajin," komentar Daiki menakut-nakuti [Name] dengan rumor aneh yang didengarnya entah dari mana.

   [Name] bergidik begitu mengetahui akan hal tersebut. Niat untuk pergi mengunjungi perpustakaan pun menciut. Dia ternyata benar-benar payah akan hal semacam hantu. Yuzutsu sadar akan perubahan raut [Name] segera menyangkal, "Jangan dengarkan dia, Daiki memang suka mengada-ada."

   "Cih."

   [Name] merasa lega jika itu adalah Yoshikawa-san yang mengatakannya, sebab dia yakin bahwa Yoshikawa-san bukanlah tipe orang yang suka mengerjai orang lain. Toh, memang sedari kecil [Name] suka sekali membaca buku, bukan buku pelajaran tetapi lebih kepada novel. Dan lagi perpustakaan itu disebut sebagai salah satu dari tujuh keajaiban SMA ini, itu artinya akan ada sesuatu yang menarik di sana dan [Name] sudah tidak sabar kan hal tersebut.

   Sepertinya aku akan betah di perpustakaan sekolah ini.

***

tempat pertama : perpustakaan — fin.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro