Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chap 3 : Kesialan yang Berlanjut

Lita terus melajukan mobilnya hingga ia kehabisan bensin dan berhenti di salah satu pom bensin. Selama ia mengisi bahan bakar, ia melihat seseorang yang sepertinya tak asing baginya di kejauhan. "Arya? Kenapa dia masih di sini?" ucapnya yang melihat seorang pria yang juga mengisi kendaraannya.

Sebelum sempat Lita menghampiri, pria itu telah kembali melajukan motornya. Lita yang telah selesai pun segera mengikuti dari belakang. Ia ingin memastikan jika yang dilihatnya ini benar. Pria itu adalah Arya, teman dekatnya. Lita tak mengerti kenapa Arya masih berkeliaran di sekitar sini. Yang seharusnya pagi tadi Arya sudah di bandara untuk kembali ke Bandung melanjutkan kuliahnya. Karena itu juga dia semalaman berpesta dengan semua temannya untuk perpisahan Arya, lalu ini?

Motor yang dikendarai Arya berhenti di salah satu tempat makan di daerah Bukit Siguntang. Lita bingung, apa yang dilakukan Arya di sini? Lita mengambil ponselnya dan mulai mencari nomor Arya. Dering pertama tak ada jawaban, dering kedua pun demikian. Hingga Lita mencoba menghubungi kembali untuk ketiga kalinya baru ada respon dari Arya.

"Hai, kamu sudah sampai?" tanya Lita basa-basi.

"Iya, aku baru sampai kost. Sekarang masih beres-beres. Ada apa Lit?"

Lita terdiam mendengar jawaban Arya. Dia berbohong. Kenapa Arya harus berbohong padanya.

"Tidak apa. Aku hanya merindukanmu," alasan Lita sekenanya saja. Tapi dia sendiri sudah berjalan memasuki restoran dan mulai mencari keberdaan Arya di sana. "Apa kau sudah makan?"

"Ya ampun, Sayang. Baru juga kita semalam bersama-sama, masa sudah kangen saja. Tunggulah, bulan depan aku usahain balik ke Palembang. Aku baru mau keluar cari makan. Sudah dulu ya, ada yang harus aku kerjakan," setelah itu Arya langsung terburu-buru mematikan ponselnya tanpa mendengar Lita berpamitan padanya. Tanpa Arya sadari, Lita melihat tak jauh darinya sekarang.

Wajah Lita memanas. Ia mengepalkan tangannya kuat. Yang dilihatnya sekarang sungguh membuatnya tak percaya. Arya bukan hanya berbohong tentang keberadaannya. Tapi kini Lita melihat Arya sedang menemui seorang perempuan muda berwajah menggoda. Arya bahkan mencium pipi wanita itu dengan mesra. Lita pun mendekati mereka dengan tatapan marah.

"Jadi, ini kelakuanmu!" teriak Lita kesal.

Arya yang terkejut melihat kedatangan Lita hanya bisa berdiri pasrah. "Lita, kau? Bagaimana bisa kau di sini?" tanyanya gelagapan.

Lita tak sanggup berkata apa-apa lagi. Dia hanya menatap Arya dan wanita itu bergantian. Arya menarik tangan Lita untuk segera keluar dari restoran, "Ikut aku, biar aku jelaskan," ujarnya.

Lita hanya diam dan mengikuti langkah kaki Arya. Gejolak di dalam dadanya sungguh terasa besar. Rasanya ia ingin mencabik pria brengsek di depannya ini. "Lepaskan tanganku!" teriaknya kesal saat mereka berdua sudah berada di luar restoran.

"Lita, dengarkan dulu penjelasanku."

"Penjelasan! Penjelasan apa lagi!"

Plaaakkk

Lita menampar pipi Arya begitu keras. Matanya memerah menahan jatuh air mata. Sungguh hari ini tersial dalam hidupnya. Semuanya hancur. Namun ekspresi Arya hanya terdiam dan kemudian tertawa begitu lepas.

"Kau pikir aku selama ini benar-benar sudi dekat denganmu. Arthalita Kusuma, kau bagiku hanyalah sampah! Selama ini aku mendekatimu karena kau anak dari pemilik Kusuma Corporation. Tapi akhir-akhir ini aku sadar, kau hanyalah anak yang dibuang oleh Brata Kusuma. Untuk apa aku mendekati seorang sampah sepertimu! Sebaiknya engkau segera enyah dari pandanganku," ucap Arya sambil menunjuk-nunjuk wajah Lita.

Lita yang mendengar ucapan Arya menjadi semakin kesal. Ia mengepal keras kedua tangannya. Napasnya tak beraturan. Memang benar ia hanyalah seorang anak yang tak diakui ayahnya lagi. Tapi bukan berarti Arya berhak menghinanya seperti itu. Ia tak terima diperlakukan Arya seperti ini.

"Arya!! Jaga ucapanmu!! Kau tak berhak berkata seperti itu padaku!!"

"Kenapa kau marah? Semua orang juga sudah tahu siapa kau sebenarnya. Kau hanyalah anak yang tak diharapkan kehadirannya," ujarnya mengejek dan kemudian tertawa kembali.

"Kau!! Beraninya kau bicara seperti itu! Selama ini akulah yang selalu membantumu. Apa hatimu itu sekeras batu! Tidak perduli dengan apa yang selama ini aku berikan, Hah!" teriak Lita kesal meluapkan kemarahannya. Air matanya pun tumpah tak tertahankan lagi. Hingga Lita terduduk di lantai menahan rasa sakit di hatinya. Lalu tiba-tiba rasa nyeri di telapak tangannya datang kembali. Lita menahan sakit yang ia rasakan. Saat semua reda ia melihat Arya yang tadi di hadapannya perlahan membeku dan keras seperti patung batu.

Lita yang terlihat kebingungan dan tak percaya. Mencoba memegang tubuh Arya. Keras, Arya berubah menjadi seonggok patung batu. Kenapa bisa begini? Batin Lita kemudian.

Lita yang merasa ketakutan segera pergi dan meninggalkan jelmaan patung Arya. Namun, sebelum Lita lari. Seseorang kini menghalangi jalannya.

"Berhenti. Mau ke mana kau?! Setelah masalah yang kau timbulkan, kini kau ingin lepas tangan dan meninggalkan semua ini begitu saja," cegah Wija yang berhasil menemukan pecahan kristal yang bersembunyi di tubuh Lita.

"Siapa kau?" tanya Lita bingung.

"Kembalikan kristal itu sekarang juga," ujar Wija meminta dengan sopan ke arah Lita.

Lita yang bingung tak menggubris ucapan Wija. Ia masih tak percaya dengan keadaan Arya yang telah berubah menjadi sekeras batu di hadapannya. Kini seorang pria yang memakai pakaian aneh, tiba-tiba menghalangi jalannya dan meminta kristal dari dirinya. Masalahnya adalah kristal apa yang dicari pria ini? Sungguh Lita tak mengerti dengan yang terjadi saat ini.

Apa yang sebenarnya terjadi?  gumam Lita di dalam hati.

***

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro