Figura kecil molek di hadapan,
Tangannya naik turun melukiskan gambaran otak.
Aku perhati tak berkelip,
Atas, bawah, atas semula,
Bukan pandangan yang merendahkan,
Tapi dengan rasa kagum.

Bukan sempurna setiap inci,
Tapi tutur kata seperti air mengalir,
Walau bukan bahasa ibunda tapi pakaian masih berjati diri Muslim.

Ilmu yang Tuhan beri pinjam,
membuatkan figura itu jadi menarik,
Rasanya bukan saja pada mata aku tapi semua yang menadah telinga saat itu.

Sungguh Tuhan, aku kagum.
Semuda inikah saintis dunia?
Mana pergi rambut putih kosong didepan?
Mana pergi misai kusut masai?
Semuda inikah?
Secantik inikah?
Allahu
Rupanya seramai ini,
Dari baka-baka kita juga,
bukan orang lain.