Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

16


"Kenapa kamu sebarkan pada mereka? KENAPA KAMU BUAT MEREKA SEMUA DATANG KE SINI? Bukannya kamu sudah janji?!"

Aku diam menahan tangis. Orang-orang sudah melihat gua itu pada siang hari. Mereka berencana menguburkan kerangka termutilasi Wil besok siang sementara pagi harinya mereka mempersiapkan segalanya.

Ini adalah malam terakhir yang kupunya.

"Aku cuma pengen bantu."

"Bantu gimana? Nyeret mayatku ke kuburan?"

Aku tidak tahan lagi dengan pendarannya itu. Dia bersinar begitu terang, memakai wujud ayam paling mengerikan yang pernah kulihat—bulu tidak rata, kulit tersayat, paruh patah, darah—segalanya!

"Iya, Wil! Aku mau bantu. Aku nggak nemu cara lain yang masuk akal. Barangkali ... barangkali ... orang mati harus dikubur buat bisa lanjut ke alam berikutnya. Kalau ini berhasil, kamu bisa melanjutkan. Kalau enggak ya udah, kamu cuma bakal pindah rumah"

Pendarannya memadam. Ayam itu melebur menjadi asap kehijauan, melayang tak tentu selama beberapa saat, lalu mewujud kembali menjadi Wil. Sesosok pemuda yang terluka. Wajahnya dipenuhi keraguan. "Apa ini bakal berhasil?"

Aku hanya bisa menggeleng perlahan. Aku tidak tahu.

"Aku ... makasih, Lis. Aku nggak tahu harus gimana."

Kami terdiam cukup lama. Cukup bagiku untuk menghilangkan air mata yang tertahan serta menstabilkan emosi.

Tapi Wil mengacaukannya dalam satu kalimat. "Ini berarti perpisahan?"

Mengangkat bahu, aku tak sanggup menjawab, kembali disibukkan oleh emosi tak beralasan yang begitu campur aduk.

"Lis ... Setelah aku dikubur nanti ... kamu datang, ya? Malam-malam seperti ini, maksudku, kalau-kalau aku masih ... ada."

Aku tidak tahu. Kurasa aku sempat membalas sebelum bangkit dan berlari pulang. Aku tidak tahu apa dia mendengar. Aku tidak tahu apakah dia benar-benar memegang janjiku atau apakah aku akan betulan datang atau apakah aku bahkan akan menghadiri pemakaman itu.

Aku tidak tahu. Terlalu menyesakkan untuk sekedar dipikirkan.

***

Aku tahu dia pantas hidup tenang. Aku tahu harusnya aku tidak sesedih ini. Aku tahu seharusnya aku merelakannya. Demi dia.

Aku datag saat dia dikuburkan. Aku datang malam harinya, mencari pendaran hijau itu ... kalau-kalau masih ada.

Tapi ternyata tidak ada.

Begitu juga esoknya, dan esoknya lagi, esoknya lagi, hingga seminggu kemudian.

Akhirnya aku berhenti datang tengah malam turut-menurut.

Kadang saat tidak bisa tidur malam, aku ke kuburan itu lagi, mengobrol dengan nisan tak bernamanya. Kadang aku kembali ke Giok, tapi dia juga tidak ada.

Kadang aku datang sore hari, sekedar untuk menaburkan bunga.

Kadang aku tidak datang sama sekali, sekedar memikirkannya dalam sepi.

Segala kegemparan memudar dalam waktu sekitar dua bulan. Banyak yang sudah memikirkan hal lain, melupakannya, mencari rumor lain. Namun, aku masih ingat. Sesegar ingatanku akan hari kemarin.

Karena Wil mengubah banyak hal.

***


Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro