Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

01- Perjalanan Dimulai


Di sebuah ruangan yang cukup luas terdapat dua belas orang nampak dengan serius mendiskusikan sesuatu.

"Kalian semua sebelumnya saya ucapkan trimakasih karena sudah mau menerima tugas ini " ucap Shoko selaku menteri kesehatan melihat satu-persatu orang yang berada di hadapannya.

"Kalian pasti pasti sudah mengetahuinya alasan kenapa kalian berkumpul disini "

"Project - X kali ini kalian akan bekerja di sebuah lab yang sudah disediakan oleh pemerintah "

"Lab tersebut memiliki sepuluh ruangan laboratorium beserta fasilitas penunjang lainnya,kalian bebas menggunakan ruangan tersebut untuk melakukan penelitian"

"Meski ini terdengar sulit tapi saya harap dalam waktu kurang lebih enam bulan, kalian sudah bisa menemukan vaksin untuk virus tersebut" ucap Shoko memohon membungkuk sembilan puluh derajat.

"Karena itu saya mohon kerja samanya Nanase Tenn, Osaka Sougo, Izumi Iori ,Tsunasi Ryuunosuke ,Orisaka Yukito ,Sunohara Momose, Natsume Minami, Isumi Haruka, Nikaido Yamato, Yaotome Gaku" imbuhnya.

"Baik akan kami usahakan" jawab mereka serempak.

"Zen tolong antarkan mereka"

"Baik Shoko-sama " 

.

.

.

selama perjalanan menuju ke lab semuanya tampak tenggelam ke dalam pikiran masing-masing , melihat dari pemandangan yang tergambar pada jendela mobil  tidak ada satupun orang yang memulai percakapan.

suasana kota Tokyo saat ini menjadi kacau dan dalam semalam berubah bagaikan kota yang tidak berpenghuni  setelah berita mengenai virus tersebut tersebar luas.

pemerintah menghimbau masyarakatnya untuk menggurangi aktivitas di luar rumah serta dilarang untuk melakukan panick buying  diharap masyarakat untuk tetap tenang dan mematuhi protokol yang ada. 

jika melanggar peraturan tersebut pemerintah tidak segan-segan memberikan denda yang besar bahkan hukuman penjara selama beberapa minggu.

namun ketika mereka melewati sebuah rumah sakit ketika dalam perjalanan keadaanya berbalik 180 derajat  dimana banyak para tenaga medis mengalami kesulitan dalam melakukan penanganan dikarenakan banyaknya pasien yang melampaui kapasitas .

"majikayo...bukankah itu sudah terlalu parah" ucap Gaku memecah keheningan melihat banyaknya pasien yang berbaris menunggu giliran untuk mendapatkan perawatan serta beberapa tenaga medis yang nampak kelahan karena kekurangan orang.

"bukankah karena itu kita mendapat tugas ini Yaotome-san ?" ucap Minami tampak bingung

"aku tau hanya saja terkejut ketika melhat keadaannya langsung"

"itu sebabnya Shoko-sama meminta bantuan kalian semua, saya harap kalian memahami situasinya "ucap Zen menjelaskan.

"jika tidak salah virus ini bisa menyebar melalui udara dan pasien yang terinfeksi hanya bertahan selama beberapa jam jika memiliki komplikasi  penyakit lainnya " ucap Tenn  kembali mengingat penjelasan Shoko.

"daijoubu kita pasti berhasil , naa...Yuki kalian disini jadi tenang saja " ucap Momo berusaha menenangkan kouhainya.

"itu benar Momo " 

"selama kita melakukannya dengan teliti dan berhati-hati sesuai protokol yang ada kurasa itu tidak masalah " ucap Iori tampak berpikir.

"tentu saja , jangan bilang  Yaotome-san takut " ucap Haruka menatap gaku dengan wajah yang setengah mengejek Gaku .

" KAU!"

"sudah-sudah Isumi-san tidak baik berkata seperti itu"ucap Minami menengahi

"semuanya  sebentar lagi kita sampai " ucap Zen sweet drop melihat kelakuan antik mereka 

.

.

.

Setelah sampai di laboratorium tanpa membuang banyak waktu mereka ber-10 segera bergegas merapikan barang yang mereka bawa dan segera mempersiapkan semua alat yang dibutuhkan untuk penelitian.

Sebelum memasuki laboratorium terlebih dahulu mereka menggunakan alat perlindungan diri atau APD yang sudah di sterilkan sebelumnya.

"Apa kalian sudah siap ?" Tanya Yuki sebagai ketua tim memastikan semua anggota sudah siap.

Semuanya menggangguk dengan yakin sebagai respon jika mereka semua sudah sudah siap dan memasuki laboratorium tersebut.

Melakukan yang terbaik yang bisa mereka lakukan untuk menemukan vaksin tersebut.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Hari demi hari terus berjalan entah sudah berapa hari Tenn dan teman-temannya berada di laboratorium tanpa keluar sama sekali dan terus fokus dalam pekerjaan mereka.

Sesekali mereka beristirahat hanya untuk mengisi tenaga makan dan minum setelah itu mereka akan kembali bekerja.

Untuk tidur mereka bergantian tiap beberapa jamnya, setiap malamnya.

Dengan tekanan yang besar serta kondisi fisik dan mental yang lelah terkadang membuat mereka saling berselisih satu sama lainnya.

"Isumi-san bukankah sudah kubilang jika kita tetap menggabungkan reaksi ini dengan virus itu hanya akan membuat virusnya menjadi resisten ! "

"Gomen Mina aku kira dengan mengubah sedikit reaksi ramuan itu bisa berhasil ternyata hasilnya sama "

"Kalian berdua tenanglah " ucap Sougo berusaha menengahi

"Bagaimana aku bisa tenang ! Kita harus memulai nya semua dari awal !"

"Aku kan sudah minta maaf !"

"KALIAN BERDUA BERISIK AKU JADI TIDAK BISA FOKUS !" Ucap Iori frustasi.

"Gomennasai ..."

Meskipun begitu untungnya mereka masih bisa mengontrol emosi.

"Ada yang melihat Tenn ?" Tanya Yuki tiba2 memecahkan keheningan.

"Aku ingin menunjukkan laporan ini" imbuhnya.

"Bukankah Tenn ditugaskan untuk membantu petugas medis di Aizawa Hospital ? Selama beberapa hari karena keadaan darurat disana ?" Jawab Momo

"Ah.. benar aku lupa "

Karena keadaannya yang bertambah buruk dan kurangnya petugas medis membuat Shoko membuat keputusan memberikan tugas kepada Tenn untuk membantu di salah satu rumah sakit di Tokyo selama beberapa hari.

.

.

.

.

.

.

.
AIZAWA HOSPITAL ~

Tenn saat ini tengah memeriksa seorang pasien anak kecil berumur sekitar delapan tahun.

Anak tersebut tampak polos dengan surai panjang bergelombang bewarna orange dan manik nya yang berwarna coklat membuatnya tampak imut.

"Sensei boleh aku tau namamu ? " tanya anak tersebut penasaran.

"Tentu, namaku Nanase Tenn biasa dipanggil Tenn " jawab Tenn memeriksa anak tersebut.

"Salam senal sensei namaku Aname Miyu" ucap Miyu tersenyum

"Sensei boleh aku bertanya sesuatu ? "

"Tentu Miyu ingin bertanya tentang apa?"

"Etto..Tenn- Sensei kenapa memakai pakaian seperti astronot ? Apakah Sensei sedang menyamar ? Sensei lainnya disini juga memakai pakaian yang sama" tanya Miyu dengan polosnya

"Miyu kan jadi takut dan merasa seperti di tangkap elien " imbuhnya.

"Miyu.. begini para sensei.. disini menggunakan pakaian seperti itu dikarenakan untuk melindungi diri, pakaian ini bisa disebut APD atau alat perlindungan diri " jawab Tenn berusaha menahan tawanya

"Agar para Sensei tidak sakit dan tetap bisa merawat pasien yang lain seperti Miyu "imbuhnya.

"Naruhodo... tapi Tenn-sensei apakah nyaman mengenakan pakaian itu ? Karena Miyu lihat pakaian itu tampak tidak nyaman "

"Pakaian ini memang terlihat tidak nyaman tapi Miyu tenang saja pakaiannya terasa nyaman jadi jangan khawatir oke"

"Baiklah"

"baiklah periksaannya sudah selesai, Miyu jangan lupa minum obatnya dan beristirahat " 

"Haik... Arigatou Tenn-sensei "

 "sama-sama " ucap Tenn tersenyum dan perlahan berjalan menuju ke arah pintu dan meninggalkan ruangan tersebut.

Tenn menghela nafasnya tanpa sadar ia tersenyum tipis melihat Miyu yang polos mengingatkannya pada adik kembarnya.

"Riku.. bukankah ia mirip dengan mu"

Tenn pun melanjutkan pekerjaannya mengecek pasien yang lainnya , tubuhnya yang terasa lelah tadi seakan telah menghilang entah kemana seakan rasa lelah itu semuanya sirna.

.

.

.

Keesokan harinya seperti biasa Tenn memeriksa kembali keadaan Miyu dan mencatat perkembangan Miyu.

"Ohayou Tenn-sensei "

"ohayou Miyu, bagaimana keadaan mu sekarang ?" 

"lumayan baik tapi kepala Miyu masih terasa sakit dan Miyu sudah mimisan  sebanyak tiga kali "

mendengar hal tersebut membuat Tenn mengepalkan erat tangannya , berusaha tetap tenang dan mencatat keadaan Miyu.

"Tenn- sensei Miyu akan sembuh kan ? " Tanya Miyu tampak di raut wajahnya tergambar ekspresi ketakutan .

"Miyu sudah melihat banyak pasien yang sakit seperti Miyu pergi satu-persatu "

"Miyu ingin pulang ke rumah bersama mama papa... kenapa miyu hanya bisa berbicara lewat jendela kaca ini itupun miyu hanya diberi waktu sepuluh menit dan tidak tau kapan lagi bisa bertemu mama dan papa"

"Miyu.. kangen mama dan papa Miyu ingin sekali memeluknya " imbuh Miyu mengeluarkan semua isi hatinya.

"Miyu.. kau anak yang kuat kan ?" tanya Tenn yang hanya di respon Miyu dengan anggukan .

" kalau begitu Miyu maukah bersabar sedikit lagi ? Sensei yakin Miyu akan sembuh "

"dan jika Miyu rindu dengan mama dan papa , Miyu bisa menulis surat untuk mereka, Sensei akan membantu Miyu dan nanti Miyu berikan surat-surat itu ketika bertemu mama dan papa lagi  bagaimana ?"

"benarkah Tenn - sensei "

"benar "

"Yakusoku ?" ucap Miyu tersenyum mengeluarkan jari kelingkingnya.

"Yakusoku " jawab Tenn membalas senyuman Miyu dan menautkan jari kelingkingnya.

.

.

.

BERSAMBUNG....

SEE U NEXT CHAPTER...

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro