
Chapter 2
"Sedang mencari siapa?"
Suara itu membuat sang gadis terkejut, namun berhasil ditutupi dengan tampangnya yang manis. Berbeda dengan Anzu yang tampak tenang nan kalem. Serta dihadapan mereka kini tengah berdiri dua orang pria kembar seiras dengan warna headset yang berbeda.
"Ano ... tadi kami mendengar keributan disini, apa ada masalah?" tanya Anzu.
"Futago Aoi, siapa tamu kita?"
Bingung. Ya, satu kata itu terlintas dipikiran dua gadis itu. Sehingga, mau tak mau merekapun berbalik pada sumber suara yang menyela pembicaraan mereka.
"Wah, tumben sekali Sakuma senpai bangun," ucap pria dengan headset merah muda. "Apa ada sesuatu, Sakuma senpai?" timpal pria dengan headset hijau.
"Ah, Rei-san," sapa Anzu.
"S-Sakuma ... -san ...," ucap sang gadis yang masih malu-malu pada pria yang notabenenya adalah tetangganya sendiri.
"Sedang berkeliling ya, ojou-chan," ucap Rei dengan hangat dan ramah yang dibalas anggukan oleh dua gadis itu.
"Nee nee Sakuma-senpai, siapa yang senpai panggil ojou-chan disini?" tanya pria dengan headset merah muda.
"Tentu saja dua gadis ini."
Jawaban itu membuat pria kembar hanya mengangguk saja. Namun jujur, mereka membayangkan jika dua gadis itu dipanggil 'ojou-chan' lalu keduanya menjawab, mungkin itu akan jadi hal yang memalukan bagi senpai-nya yang satu ini.
"Berhubung masih disini, apakah kalian ingin mampir sebentar untuk menikmati teh?" tawar Rei dengan senyuman yang senantiasa terpatri di wajahnya. Kedua gadis itupun saling bertatapan lalu mengangguk bersamaan dan menghadap sang lawan bicara sembari berkata, "Aku mau."
Dan disinilah mereka berada, ruang klub musik dengan secangkir teh dan cookies yang menemani.
"Bagaimana kabar Trickstar, ojou-chan?" tanya Rei pada Anzu. "Trickstar baik-baik saja, bahkan ... mereka semakin berkembang," jawab Anzu dengan senang.
"Ano ... bukankah aneh jika Sakuma-san memanggil kami dengan ojou-chan," ucap sang gadis yang membuat Rei tersenyum.
"Benar juga," sahut Anzu dengan pose berpikir.
"Begini, panggil saja aku dengan namaku saja ... dan panggil Anzu seperti biasa saja bagaimana? Ahaha ... hahaha ...," ucap sang gadis dengan tawa garingnya.
"Eh!?" Anzu pun terkejut atas perkataan sang gadis, namun Rei pun menjawab dengan senyum yang ramah, "Baiklah, aku tak masalah."
Setelah percakapan singkat itu, mereka tak ada niatan untuk berbicara sedikitpun. Bahkan Rei hanya menatap dua gadis dihadapannya dengan sebuah senyuman, senyuman yang tak pernah luntur dari wajahnya.
Namun saat Rei menatap sang gadis yang baru saja pindah itu, ia merasa ada sesuatu yang menarik perhatiannya. Ya, ia harus melakukan sesuatu untuk kali ini.
"Ojou-chan, bolehkah jika diriku yang mengajak (Name) berkeliling? Karena aku rasa, saat ini Trickstar tengah membutuhkan bantuan mu," ucap Rei.
Dan yang benar saja, tak lama kemudian, seorang pria dengan surai biru laut pun datang ke ruangan ini untuk mengajak Anzu ikut keruang latihan. Menyisakan dua insan berlawanan jenis di ruang ini sendiri.
Dua? Dua orang? Iya, dua orang. Pasalnya, si kembar itu memutuskan untuk kembali ke kelas setelah menyajikan minuman dan camilan untuk kakak kelasnya. Sungguh suasana yang canggung.
"Kau pasti sudah bertemu dengannya kan, (Name)?" Rei mendadak mengajukan pertanyaan seperti itu yang membuat sang gadis mencoba memahami maksudnya. Dan Rei yang mengerti arti tatapan sang gadis pun berkata, "Sakuma Ritsu."
Sang gadis pun mengangguk ringan sebagai jawaban. "Dia ... teman sekelasku," lirih sang gadis.
"Mohon bantuannya, (Name)," ucap Rei dan sang gadis pun hanya menjawab dengan anggukan.
"Mari berjalan-jalan sejenak."
*****
Rei pun mengajak sang gadis berjalan-jalan, mengitari sekolah guna mengenalkan lingkungan barunya. Sang gadis acap kali merasa kagum pada kondisi serta tatanan sekolah ini.
Bagaimana tidak? Tatanan sekolah ini, hampir mirip dengan tatanan kerajaan. Ada taman, fountain, tempat minum teh, bahkan lorongnya pun terasa seperti berjalan di sebuah kerajaan.
"Ku lihat, ada yang sedang dalam zona nyaman."
Suara itu membuat Rei serta sang gadis berhenti dari aktivitasnya dan menatap sang sumber suara yang tak lain tak bukan adalah ketua OSIS sekolah ini, Tenshouin Eichi.
"Sedang apa kau kemari, Tenshouin-kun?" balas Rei dan disambung, "Tidak biasanya aku melihatmu disekitar sini."
"Aku terkadang mampir kemari, Sakuma Rei dari Sankijin. Tetapi, kali ini aku disini untuk bertemu dengan gadis pindahan yang baru. Benar bukan, (Name)?" jawab Eichi.
"U-um ... sebelum berkeliling, aku seharusnya ke ruang OSIS. Tapi, Sagami sensei sudah terlanjur meminta Anzu untuk mengantarku berkeliling. Dan, disinilah aku sekarang," jelas sang gadis dengan nada pelan di akhir kalimatnya.
Eichi pun mengerti maksud dari sang gadis. Bahkan ia pun tak berniat menyalahkan sang gadis, karena sedari awal yang menyuruh adalah seorang guru. Namun, hal yang aneh adalah ... Anzu yang diminta untuk mengajak sang gadis berkeliling. Tetapi dihadapannya, Sakuma Rei.
"Apakah kau salah orang, Sakuma-san?" tanya Eichi. "Kurasa, aku tak salah orang. Hanya saja ... gagak takkan meninggalkan kawanannya di daerah terlarang," jawab Rei.
Bruk!
To be continued~
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro