Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Rahasia Kedua

BANYAK yang setuju jika merek mobil yang kita miliki adalah lambang eksklusifitas. Lebih banyak lagi yang setuju jika jet pribadi adalah lambang eksklusifitas. Tapi, di antara banyak orang yang setuju itu, sedikit yang paham makna eksklusifitas. Mereka lebih banyak tak mengerti dengan barang-barang yang mereka banggakan sebagai eksklusif. Mereka tidak tahu arti eksklusif, sama sekali tak memahami apa yang mereka bicarakan.

Tahu apa yang lebih eksklusif dari harta, dari tahta, dari kehormatan? Jawabannya adalah rahasia. Dan tumbuh menjadi penyendiri bukan satu-satunya alasan untuk menyimpan rahasia.

Dalam cerita ini tokoh utamanya adalah Umar. Tak banyak gambaran fisik yang bisa diberikan, kecuali bahwa dia seperti halnya anak-anak panti asuhan yang pernah kita lihat. Bersama kedua sahabatnya—Prima dan Ilham—mereka mempermudah orang-orang terdekat dalam hal pemanggilan nama, karena panggilan buat mereka bertiga sekaligus adalah UPIL (U-mar, P-rima, IL-ham). Jumat pagi mereka terbangun dalam cerita ini, dan sama sekali belum siap dengan apa yang akan terjadi di pengujung hari: Malam Moral dari Pak Panti. Untuk informasi, Malam Moral adalah saat ketika Pak Panti memberi nasehat-nasehat membangun. Seharusnya ....

Ada banyak faktor yang bikin ceramah Pak Panti patut dihindari. Misalnya dua minggu yang lalu, waktu stok makanan menipis. Setelah melalui penghitungan cermat, yaitu stok makanan dibagi perut anak panti dikali nafsu makan, maka muncul-lah ide cerdas: Pak Panti memutuskan tema Malam Moral saat itu demi kepentingan politik, yaitu tentang janganlah hidup berlebih-lebihan. Semua itu dia lakukan demi mengontrol nafsu makan anak-anak panti. Tapi minggu sebelumnya lebih parah!

Tema Malam Moral saat itu ditentukan oleh tingkat kegalauan Pak Panti. Dan saat semua anak-anak panti berkumpul, dengan wajah mengancam Pak Panti memulai, "Jangan pernah sekali-sekali berpikir untuk pacaran, Anak-Anak! Pacaran itu rentan dengan penyalahgunaannya, belum lagi kalau putus! Putus itu gak enak—sakit! Pacaran itu dosa, Anak-Anak!"

"Kalau gak pacaran karena gak laku-laku gimana?" tanya Udin, tokoh yang segera dilupakan dalam cerita ini.

"Gak pacaran karena gak laku? DOSANYA BERLIPAT GANDA! HINA SEKALI!"

UPIL duduk berdempet di pojok saat itu. Mereka tersinggung ....

Setelah dicermati, ternyata dulu sewaktu muda Pak Panti sempat punya pacar tapi putus. Sejak saat itu dia tak pernah jatuh cinta lagi. Selain Pak Panti, hanya Umar yang tahu rahasia ini. Shhh!

*****

Tinggal di panti bisa berarti sedikit merenggut masa-masa bermain. Anak-anak di panti biasanya hidup dalam kecemasan. Mereka cemas akan biaya, cemas akan masa depan, cemas akan hari esok. Meskipun begitu, mereka tumbuh seperti anak-anak pada umumnya: mereka tumbuh bersama rahasia yang mereka simpan.

Semua orang punya rahasia. Seperti halnya Pak Panti, tiap personel UPIL juga punya rahasia. Misalnya Ilham. Di antara personel UPIL, bisa dibilang kalau dia yang paling terbelakang soal tampang. Dan karena masalah tampang itulah dia bertekad untuk menabung buat operasi plastik.

Tapi naasnya, ada dua hal lagi yang menjadikan kehidupan Ilham mengenaskan. Yang pertama soal fobia gelapnya. Dia takut banget dengan gelap, bahkan sampai bikin dia jarang berkedip. Dan Umar, berdasarkan cerita dari Pak Panti, tahu bagaimana semuanya bermula ....

Jadi ceritanya kita kembali mundur belasan tahun yang lalu. Waktu itu keadaan panti sedang susah. Gizi buruk pun membayangi. Di dalam panti anak-anak berteriak, "LAPAR! LAPAR! KAMI BUTUH GIZI! KAMI BUTUH VITAMIN E BIAR KULIT KAMI GAK KERING!" Namun pada saat yang bersamaan, terdengar bunyi pintu diketuk. Ketika dicek, ternyata ada orang yang meninggalkan kardus mi instan. Anak-anak panti pun girang.

"Siapa yang lapar?" ujar Pak Panti.

"SAYA!" seru anak-anak.

Sambil membuka kardus, Pak Panti bilang, "Siapa yang mau makan ..., BAYI!?"

"Boleh deh ...," jawab salah satu anak.

"SIAPA ITU YANG JAWAB!?" kata Pak Panti kaget.

"Pak, ada mi di dalamnya!" seru anak-anak panti. "Kira-kira berapa isinya?"

"Cukup untuk kita berbagi ..., dan harus pake nasi!"

Dan seketika mi di dalam kardus itu pun diambil dan bayinya ditinggal, sehingga baru besoknya bayi itu dibawa masuk. Sekarang kita tahu alasan fobia gelap Ilham karena kelamaan ditinggal sendirian dalam kardus mi instan. Dan itu belum seberapa dibanding kebiasaan buruknya: enggak pernah cebok.

Kita skip dulu penyebab kenapa Ilham enggak pernah cebok. Takutnya kita terlalu fokus sama karakter Ilham, padahal kan bukan dia karakter utamanya. Nah, kalau dibanding Ilham, Prima jauh lebih normal. Di antara personel UPIL dialah yang nilainya paling tinggi, dan itu otomatis berarti dialah yang paling pintar. Kendati tampangnya enggak misterius-misterius amat, diam-diam dia juga punya sebuah rahasia: rupanya dia mau jadi dokter spesialis kulit. Kenapa harus jadi rahasia? Karena dia takut orang-orang bakal ketawa. Dia sendiri enggak tahu dapat duit dari mana buat kuliah di kedokteran. Dan alasan lain yang bikin kenapa cita-cita ini jadi rahasia adalah ..., rahasia.

Sama halnya seperti Ilham dan Prima, ada rahasia di balik nama panti di mana UPIL berada. Pada awalnya, ketika banyak kasus dan tingginya minat buang anak di Indonesia, Pak Panti pun mencetuskan nama panti asuhannya jadi: Jangan Buang Anak di Sini! Nama itu dibuat dengan harapan bisa menurunkan angka kasus penelantaran anak.

Tapi ternyata, kata "jangan" pada nama panti asuhan malah menarik minat orang untuk membuang anak di panti—sama seperti tempat-tempat yang dilarang buang sampah yang justru mengundang untuk buang sampah sembarangan. Bahkan semakin hari, orang-orang makin terang-terangan. Karena mulai mengkhawatirkan, dan Pak Panti pun orangnya memang enggak kreatif, nama panti asuhan pun berubah menjadi: Ingat sama Dosa! Dan sejak itu, perlahan orang-orang berhenti buang anak di sana.

Anehnya, Umar tahu semua rahasia di atas. Dari mana dia tahu? Dia sebenarnya sama sekali tak mau tahu, tapi semuanya terjadi begitu saja di depan mata. Shhh!

*****

Pagi hari di panti enggak pernah benar-benar damai. Jam-jam pagi menjelang pergi sekolah selalu enggak pernah mudah. Perang dingin sewaktu-waktu bisa pecah, sewaktu-waktu bisa memakan korban jiwa. Terakhir kali memakan empat belas korban: tujuh lapar, tiga haus, dan empat enggak kebagian apa-apa.

Maka, pagi-pagi UPIL sudah dalam antrean sarapan. Perang dingin terpaksa dimulai sepagi ini. Para anak panti saling bertatap muka satu sama lain, seakan bilang, "Sisa-in buat gue!" Tapi jangan berharap soal kemanusiaan saat lapar. Hanya yang tercepat yang bisa dapat. Meskipun begitu, antrean hari ini lain dari hari yang lain.

Antrean hari ini lain dari hari yang lain. Hampir tiap langkah personel UPIL sukses dibikin tersinggung. Dan itu semua berkat Malam Moral minggu lalu. Karena kata-kata Pak Panti waktu itu, seminggu penuh seisi panti sibuk memilah di sisi kaum mana mereka berada: jomblo karena "prinsip", atau jomblo karena enggak "laku".

Akibatnya, kasta pun terbagi. Mereka yang jadi jomblo karena prinsip otomatis status sosialnya naik, sementara sisanya diperlakukan seolah-olah rantai dasar makanan. Mereka yang tergabung dalam kaum jomblo karena enggak laku dianggap kaum pinggiran.

Enggak tahan karena masuk kategori jomblo karena enggak laku, Ilham berkata, "Kenapa sih jomblo harus jadi pembicaraan hangat!?"

"Karena kalau jomblo gak jadi pembicaraan hangat, hatinya bisa-bisa cepet dingin," celetuk Udin, yang sok bijak supaya dapat simpati pembaca.

"Fakta banget," kata Umar.

"Iya, kita banget," Prima memperjelas.

UPIL mendadak berpelukan di tengah-tengah antrean. Lagi-lagi mereka tersinggung ....

*****

UPIL selalu kompak. Mereka ke mana-mana barengan, termasuk ke sekolah. Dan biasanya, tiap ke sekolah mereka enggak cuma bertiga. Selain sama Prima dan Ilham, Umar kenal dekat dengan satu anak panti lagi. Namanya Angel, dan dia suka minta dibonceng ke sekolah sama Umar karena enggak bisa naik sepeda.

Sedekat mana Umar sama Angel? Mereka dekat banget. Mereka adalah sahabat yang dipersatukan oleh minat yang sama: menulis diary. Kadang Prima dan Ilham suka khawatir dengan hobi si Umar. Mereka takut kalau sewaktu-waktu temannya berubah melambai. Tapi untungnya Umar punya pembelaan yang cukup kuat ketika Prima dan Ilham meragukan kejantanannya. Tiap kali Prima dan ilham berkata, "Ngapain sih lo ngelakuin kegiatan kebanci-bancian gitu?" Umar selalu bilang, "Kalian pernah liat banci lampu merah nulis diary?"

Dan biasanya, selain berangkat ke sekolah bareng, Umar dan Angel selalu menulis diary dulu. Dan tiap menulis diary, Umar selalu punya pertimbangan lebih dengan gaya bahasanya. Dia enggak pernah bercanda soal diary.

"Gaya bahasanya kurang cocok ..., terlalu komedi buat ukuran diary, terus kok kayak ada yang kurang gitu ...," gumam Umar sambil meneliti diary-nya. "Pembaca pasti kecewa ini ...."

"Menurut gue sih gaya bahasa gak penting-penting amat. Yang paling penting adalah bagaimana perasaan kita terwakili lewat kata yang ada," kata Angel dengan ekspresi yang terlalu serius buat hal yang sebenarnya sepele: diary.

"Gue juga mikir gitu sih."

Umar dan Angel pun saling lihat-lihatan. Obrolan serius seperti di atas terus terjadi di sepanjang jalan ke sekolah. Mereka baru bisa berhenti pas sudah masuk ke kelas. Kebetulan mereka beda kelas.

Tapi waktu baru mau duduk, Umar sadar ada yang hilang, "Kok gak ada?"

"Nyari pena? Udah, beli sama gue aja," kata Andre, teman sekelas merangkap pedagang pena dadakan. "Mau merek apa? Mau yang original atau black market?"

Nah, di kelas kita pasti ketemu macam-macam tipe murid. Ada murid yang tiap pagi bikin PR di sekolah, ada si tukang bully dan yang di-bully, dan tipe yang rajin sudah bikin PR sebelum ke sekolah. Tapi, di antara tipe-tipe murid yang ada, bagi Umar yang paling licik adalah tipe murid seperti Andre. Kenapa? Sebenarnya dia tak hanya sekadar pedagang pena kecil-kecilan. Dia lebih dari itu ....

"Nyari apaan sih?" tanya Ilham.

Tapi Umar cuma diam. Dia panik banget. Diary-nya hilang dan pasti jatuh di jalan karena tasnya rupanya bolong. Dan isi diary itu tak hanya sekadar catatan harian. Ada rahasia di dalamnya—banyak. Maka Umar pun pergi. Tak ada yang boleh tahu isinya. Diary itu harus ditemukan!

Namun ending-nya Umar malah ditemukan tak berdaya saat tertangkap razia pelajar bolos. Dia dibawa ke sekolah, dan dihukum teriak bilang "aku jomblo kurang kerjaan" sama kepala dan wakil kepala sekolah yang adalah pengantin baru. Mereka yakin bahwa hukuman jenis itu akan memberi efek jera.

"Saya bisa jelasin semuanya," kata Umar, memohon karena enggak sanggup sama hukumannya.

"Cukup, Umar, cukuphhh! Bapak nyesel pernah curhat sama kamu! Ternyata kamu bukan anak baik-baik!" ujar Pak Kepala Sekolah kecewa.

"Nanti kalau kita punya anak, anak kita jangan kayak Umar, Pa," kata Bu Wakil Kepala Sekolah. "Mama pengennya nanti anak kita orang baik, terus kayak bule gitu!"

"Bule? Mama kayaknya harus tukar suami deh ...," kata Pak Kepala Sekolah.

"Itu kan mustahil! Bapak kan ...," bisik Umar kepada Pak Kepala Sekolah.

Panik, Pak Kepala Sekolah berdesis, "SHHH!"

*****

Umar disuruh pulang lebih awal setelah dihukum. Alih-alih jera, dia justru trauma. Dia trauma setelah status jomblonya diketahui satu sekolah. Sekarang dia merasa seisi sekolah terlihat seolah-olah memandang dengan sebelah mata.

Dan malamnya, ternyata tak seperti yang diduga-duga. Malam Moral tak pernah terjadi. Sebuah pengumuman dari Pak Panti muncul sebagai pengganti, "Besok bakal ada yang diadopsi."

Sebuah informasi yang diumumkan dengan cara yang sederhana, tapi efeknya luar biasa.

"Yang diadopsi nanti pasti gue," kata Udin, tokoh enggak penting yang terus-terusan muncul. "Lebih baik kalian mundur, atau siap-siap buat kecewa!"

"Yang diadopsi pasti gue!" kata Prima dan Ilham serempak.

"Pasti gue!" Angel tak mau kalah. "Karena gue cewek, dan gue imut!"

"Gue! Karena gue beruntung," kata Umar sambil menatap Angel.

By the way, Umar sama halnya dengan personel UPIL lainnya. Dia punya rahasia, dan ada dua. Rahasia pertama: dia tahu rahasia orang di sekitarnya, dia tahu rahasia semua orang. Rahasia kedua: dia jatuh cinta sama sahabatnya sendiri. Bukan sama Prima ataupun Ilham, tapi sama Angel.

Umar merasa beruntung bisa ketemu cewek kayak Angel. Shhh!



Kamis, 29 Desember 2016, Shhh! resmi dinyatakan tamat dan 2017 bakal di-upload semuanya, Gengs! ({}) ketjup basah buat yang nungguin:p

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro