Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Epilog

SIAPA YANG NUNGGU EPILOG SHEA? :P

BACANYA PERLAHAN YAAA :D

***

NOW PLAYING : This Wild Life - Better With You

[Amara + Gara]

***

SELAMAT MEMBACA EPILOG SHEA

When you are happy you enjoy the music. When you're sad you understand the lyrics. That's true.

***


"JES, lo tau gak Gara balik ke Indo?" tanya Shea

Kali ini dia tengah belajar dengan Jessica di kamarnya. Pertanyaan Shea barusan membuat Jessica berhenti menuliskan rumus-rumus matematika di bukunya, lalu dia membenarkan letak kaca matanya dan menatap ke arah Shea.

"Emang iya?" Jessica balas bertanya

Shea mengangguk, "Gue liat snapgramnya Rangga, Iris dan teman-temannya waktu ulang tahunnya kak Rangga, dia ada disana."

"Dia ngabarin lo kalau dia ke Indo?"

Gelengan Shea sekarang sudah menjadi jawaban pertanyaan Jessica barusan.

"Terus kenapa lo masih mikirin dia yang jelas-jelas gak mikirin lo sama sekali?"

So deep. Setelah kepergian Gara saat itu, Shea masih memikirkan perkataan Gara semalam sebelum dia pergi. Dia tidak bermaksud menjadikan Gara sebagai pilihan kedua tapi saat itu dia sendiri bingung dengan perasaaannya.

Disisi lain dia begitu mencintai Adnan, segala tentang Adnan dia menginginkannya, namun disisi lainnya dia juga membutuhkan Gara untuk ada dihidupnya. Shea tau saat itu dia egois, tetapi dia juga tidak bisa membohongi perasaannya yang menginginkan keduanya.

"Iya sih, tapi kan..." Shea terdiam sebentar, lalu dia melihat ponselnya yang tidak ada notifikasi sama sekali.

"Shey, he doesn't care. He doesn't think about you at night, he doesn't see your face in a crowded room. He forgot the color of your eyes, even though he told you he never seen something that beautiful. He doesn't talk about you and about how bad he misses you. He doesn't love you anymore. Im so sorry for telling the truth."

Shea menghela napasnya perlahan. Apa yang dikatakan Jessica barusan ada benarnya, bahwa Gara tidak peduli padanya. Sebelum dia pergi, dia mengatakan bahwa mereka akan tetap menjadi teman meskipun mereka terpisah negara. Tapi apanya yang disebut teman, dia mengabari Shea saja tidak pernah. Bahkan chat dari Shea saja tak pernah dia baca sama sekali.

Shea juga selalu mengirimkan DM di instagram, namun tak ada balasan sama sekali. Sagara hanya membagikan kesenangannya saat ada disana, tak jarang dia membagikan moment bersama Amara dan juga Shamira.

Itu membuat harga diri Shea menjadi begitu rendah, dia mengejar Gara yang sudah melupakannya.

"Kak Adnan gimana?" tanya Jessica

"Sekarang udah mulai membaik sih," jawab Shea

"Jadi hubungan kalian sekarang gimana?"

Meski ragu, Shea mengangguk, "Kak Adnan kasih gue waktu untuk mikirin jawabannya, meski waktu itu gue jawab iya kalau gue mau jadi pacar dia, tapi dia tau kalau gue masih bingung dengan perasaan gue sendiri dan gue sering memikirkan Gara saat itu."

"Jadi lo masih mikirin orang yang sekarang ninggalin lo dan belum tentu inget lo, gitu?"

"Bisa dibilang begitu Jess. Gue bego banget ya?"

"Lah kan lo emang bego. Waktu kak Gara nunjukin perasaannya, lo malah lari sejauh mungkin so soan pengen dikejar, saat udah ditinggalin aja lo nyari-nyari dia. Dasar cewek drama lo."

"Lo emang temen paling jahat yang gue punya Jess."

"Gue anggap itu sebagai bentu pujian, thanks Sye," ucap Jessica dengan nada sedikit ketus.

***

14 Juni 

Ulang tahun Shea.

Shea mendapat ucapan selamat ulang tahun pertama dari Adnan, dan dia juga memberikan kado spesial untuk Shea. Shea masih berharap bahwa Gara akan ingat ulang tahunnya, tapi harapan itu sirna karena Gara tak mengirimkan pesan apapun untuk Shea.

Adnan tetap mencintainya, dia memperlakukan Shea selayaknya pacar. Adnan jauh lebih sehat sekarang, mereka sering menghabiskan waktu bersama. Sejujurnya Shea merasa menjadi cewek paling labil dan jahat sekarang, karena dia masih menikmati ketika dia jalan bersama dengan Adnan.

"Shea, kemarin Gara hubungin gue," ujar Adnan

"Oya? Dia bilang apa aja sama kamu?" tanya Shea, dia seolah biasa saja dengan obrolan tentang Gara, padahal dalam hatinya dia kepo setengah mati.

"Gak banyak, dia cuma bilang dia kangen Indonesia tapi dia bahagia di Amerika. Terus gue nyinggung tentang lo dikit tapi sepertinya Gara tak tertarik dengan obrolan itu, gue minta maaf."

"Gak perlu minta maaf, kak Adnan gak salah kok, akunya yang salah."

"Gue gak maksa lo buat nerima gue Shea, karena gue salah malah menghindar dan menjauh dari lo saat perasaan lo masih untuk gue. Gue cukup bahagia dengan lo gak benci sama gue dan masih mau menghabiskan waktu sama gue seperti sekarang, jangan terus menerus membohongi hati lo hanya karena lo pernah suka sama gue bukan berati perasaan lo tetap sama."

Shea terdiam, dia tak lagi berbicara dengan Adnan. Kali ini, Shea harus bersikap tegas dengan perasaannya. Bukan karena pernah mencintai sehingga dia merasa bahwa harus mencintai sampai nanti.

"Perasaan lo masih untuk Gara kan?"

"Tapi dia sama sekali gak inget aku," jawab Shea

"Mungkin dia pikir lo sama gue, kemarin gue kasih tau kalau lo ulang tahun hari ini. Dia ada text lo?"

Shea menggeleng, "Enggak. Dia punya pacar?" Shea memberanikan diri untuk bertanya pertanyaan sensitif itu.

"Gue gak tau tentang itu, sebaiknya lo tanya langsung aja sama orangnya." Adnan terlihat seperti sedang menyembunyikan sesuatu dan Shea tau kalau Adnan mengetahui jawaban atas pertanyaannya.

Sepertinya tak ada lagi harapan untuk Shea. 

Selepas dia jalan dengan Adnan, Shea kembali ke rutinitas awalnya. Mengurung diri di kamar dan memainkan gitar yang diberi oleh Gara. Ya, menyentuh gitar itu sama seperti dia mengingat kenangan dengan Gara sebelumnya.

Tepat pukul 7 malam handphonenya berbunyi. Ada senyum cerah yang tercetak di wajahnya saat melihat si pengirim pesan.

Garandong

Ehy, how are you?

Happy bday Shey, sorry for late.

fine, u? :) thanks, gue pikir lo udah lupa :)

how are you?

I said fine Gar.

Tell me the truth

I miss you ok? I miss you more than anything.

I'm in front of your door, come out and go with me.

Shea langsung melempar ponselnya dan lompat lompat diatas kasur. Ya dia bahagia Gara mengingat ulang tahunnya dan mengajak dia pergi di hari ulang tahunnya, ini adalah suatu hal yang cukup langka dan membahagiakan.

Agar tak terlihat kalau dia begitu sangat senang, Shea hanya berdandan biasa saja. Biar Gara enggak besar kepala kalau selama ini Shea selalu menungu Gara untuk kembali.

***

20.00 WIB

SHEA meniup lilin dari kue yang dipersiapkan oleh Gara malam ini, dia mengajak Shea pergi ke sebuah kafe yang sedang hitz di kota mereka. Untung saja Shea tidak menggunakan pakaian yang heboh, karena Gara pun hanya mengenakan pakaian casual biasa.

"You miss me?" tanya Gara

"Ya, lo enggak?"

"Biasa aja," jawab Gara disertai dengan senyumannya.

Sebuah penolakan yang cukup mendalam. Shea ingin menganggap bahwa ucapan Sagara itu lelucon untuk menggodanya, namun sepertinya Sagara serius karena tak ada keraguan dan kebohongan dari perkataannya.

"Sebenernya gue ngajak lo pergi hari ini karena Adnan," ujar Gara, "dia bilang lo ulang tahun, gue hampir aja lupa kalau lo ulang tahun, sorry ya."

Belum lama pisah saja Gara sudah melupakannya, bagaimana dengan janji dia setahun lagi mereka bertemu. Bisa saja Gara sama sekali tak mengingat pernah menjanjikan hal itu kepada Shea. Dasar cowok kaya brengsek. Tapi memang sih Gara punya segalanya, dan menyebalkannya Shea harus menaruh hati kepada dia sekarang.

Ya, dia mengakui kalau dirinya kalah sekarang. Tapi, dia juga tidak mau operasi plastik seperti perjanjian awal. Meskipun Shea tidak cantik-cantik amat, dia bersyukur atas wajah yang diberikan oleh Tuhan kepadanya.

"Sekalian aja gue mau ngasih tau sama lo kalau gue udah pacaran sama Amara sekarang," jujur Gara dengan cukup enteng, "awalnya gue gak pernah berpikir ke arah sana, tapi ternyata selama ini Amara selalu ada untuk gue dan dia menerima gue."

Jleb. Ini cukup menyakitkan dan menghantam perasaannya. Kenyataan yang membuat Shea ingin segera pergi dan dia tak mau bertemu dengan Gara lagi. Lebih baik seperti kemearin, dia tak tau apa-apa daripada harus seperti sekarang dia mengetahui kenyataannya.

"Shamira, gimana?"

"Shami? Dia baik, dia punya pacar juga. Shami hanya sebatas orang yang gue cintai dimasa lalu dan ternyata gue dan dia salah mengartikan kedekatan kami selama ini."

Shea mengangguk kecil, lalu dia meresponsnya dengan senyuman kecil. Seolah menyiratkan kalau dia bahagia atas Gara.

"Lo gimana sama Adnan?"

"Baik-baik aja," jawab Shea, dia berbohong.

"Tapi Adnan bilang kalau hubungan kalian gak berhasil, kenapa?"

"Ya, gue masih belum yakin perasaan gue sepenuhnya buat kak Adnan. Tapi, selama ini hubungan gue sama dia berjalan baik, kita masih berteman."

Gara mengangguk mengerti, "Lo lucu ya, dulu lo mati-matian pertahanin perasaan lo untuk dia dan mengabaikan perasaan gue. Tapi sekarang saat cowok yang lo suka nyatain perasaannya sama lo, lo malah bingung?"

Karena perkataan Gara barusan Shea menjadi tertohok. Ini semua salahnya, karena cinta datang terlambat. Disaat semuanya telah berubah, dia meyakini bahwa perasaannya memang sudah berubah untuk Gara, tapi disaat Shea sadar ternyata Gara sudah tak lagi menunggunya.

Lagipula, Shea siapa? Dia tak berati apapun untuk Sagara. Sagara punya segalanya, kekayaan, masa depan yang cerah, wajah yang tampan. Benar-benar tak adil memang dunia.

"Ah ya, lo dari kapan pacaran sama Amara?"

"Baru satu bulan, karena Amara lanjut kuliah di Amerika jadi kita lebih sering sama-sama sekarang," jawab Gara dengan entengnya, "lo masih suka musik?"

"Masih."

"Bagus deh, seenggaknya lo masih sama." Kemudian ponsel Gara menyala, Shea bisa melihat wallpaper ponsel Gara dengan gambar dirinya dan juga Amara berada disebuah pantai. Sagara mencium pipi Amara dan mereka terlihat bahagia.

"Bentar ya?" izin Sagara

"Perasaan gue yang sekarang berbeda," ujar Shea dengan suara kecil

Tapi namanya juga Sagara, dia memiliki pendengaran yang super tajam. Dia hanya mengetikan balasan untuk si pengirim pesan tersebut.

"Shey, are you okay?"

Shea menundukkan kepalanya dalam-dalam, kedua tangannya mencekal ujung bajunya. Dia tidak bisa lagi menahan perasaannya, dia benar-benar terlihat menyedihkan sekarang.

Dia berharap Sagara masih menunggunya? BODOH!

Lalu, dia berharap Sagara mengatakan semua ini lelucon? Itu tidak mungkin, wajah Gara saja menyiratkan bahwa dia bahagia memiliki Amara sekarang.

Apa lagi yang Shea harapkan sekarang?

Dia hanya membohongi dirinya sendiri dengan berharap bahwa setelah makan malam ini dia akan mempunyai akhir yang indah dengan Sagara, tapi ternyata itu hanyalah impian Shea.

"Shey? Are you okay?" Sagara mengulang pertanyaannya

"Don't ask me if i'm okay i will continue to tell you the same dam lie 'Im fine' dont be stupid enough to think i'll tell you the truth cause we all know you dont care and you wont listen." Shea menghela napasnya perlahan, "Lo tau kenapa gue belum menjawab pertanyaannya kak Adnan? Karena perasaan yang udah berubah. Gue mencintai orang yang mencintai orang lain sekarang, dulu dia mencintai gue tapi dengan bodohonya gue membiarkan dia meninggalkan gue. Semuanya sudah terlambat bukan?"

Sagara tak menjawab, dia hanya diam mendengarkan karena sepertinya Shea belum selesai mengatakan semuanya. Jadi, Sagara menunggu Shea selesai terlebih dahulu.

"Lo mau tau dia siapa?" tawar Shea yang dibalas anggukan kecil oleh Sagara.

"Orang itu sekarang duduk di depan gue, mengajak gue makan malam di malam ulang tahun gue. Dia menceritakan kebahagiaannya bahwa dia memiliki pacar baru. Awalnya gue pikir dia akan memberikan kejutan malam ini, ya ini mengejutkan bahwa selama ini hanya gue yang menunggu dia dan dia enggak sama sekali. Lo adalah orang yang paling tau, siapa orang yang gue maksud Gar."

Suasana diantara keduanya menjadi canggung, Sagara tak tahu bahwa semuanya akan menjadi rusak seperti sekarang. Dia menatap Shea yang masih saja menundukan kepalanya dalam-dalam. Ini pasti sulit mengatakan kejujuran kepadanya, kejujuran yang Shea tutupi selama ini. Tapi semuanya sudah terlambat untuk Shea, perasaannya sekarang bukan lagi miliknya.

"Lo bahkan mengabaikan semua pesan gue Gar. Why are so heartless?" tanya Shea dengan suara gemetar

"Because it was broken," ujar Gara, "siapa yang mau dijadiin pilihan kedua Sye? Gue hanya pelarian saat lo gak sama Adnan, lalu lo berharap gue bagaimana? Tetap menunggu lo?"

Sagara mengembuskan napasnya perlahan, satu tangannya meraih tangan Shea dan menggenggamnya.

Kini Shea menaikan wajahnya, terlihat dia hampir menangis. Matanya mulai berkaca-kaca sekarang.

"I'm so sorry Gar," ujar Shea, nada suaranya terdengar begitu menyesal.

"What do you mean you're sorry? You're sorry you broke me? You're sorry broke our trust? you're sorry for pushing me down at my highst? what are you sorry for exactly? because saying those words cant fix everything. you left me shattered on the floor and expecated me to pick my self off from the ground while you were busy with other guy. So no dont say you're sorry because I know deep down you really aren't."

Sekarang tangisan Shea pecah, dia benar-benar menjadi gadis yang bodoh dengan berharap bahwa Gara masih punya perasaan yang sama. Sagara benar-benar mempermalukannya sekarang, Shea dibuang sama seperti dia membuang Sagara dulu. Bahkan lebih menyakitkan cara Gara sekarang.

"Gue balik." Shea berdiri dari tempatnya berniat pergi meninggalkan Gara, namun Gara menahannya.

"Pergi? Setelah lo mengatakan perasaan lo sekarang, lo pergi? Lo bener-bener egois ya? Bahkan dulu lo gak nahan gue untuk pergi kan? Lo tau betapa sakitnya itu? Enggak, lo gak akan tau karena saat itu lo menunggu cowok lain."

"Lalu gue harus gimana Garandong? Oplas mirip Amara biar lo suka gue?" Shea jadi ngegas sendiri, "Gak mungkin kan? Lo udah gak suka gue dan lo bahagia sama Amara. Dulu juga sama, gue suka sama kak Adnan tapi kak Adnan malah pacaran sama Katya meskipun itu hanya untuk menutupi penyakitnya dari gue, dan sekarang lo. Kenyataannya gue gak pernah menang atas apapun, gue hanya ada ditempat nomer dua di orang yang gue suka."

"You always win Shey," ujar Gara

"Name one thing i've won."

"My heart."

Tatapan Shea terfokus ke arah Sagara, dia tak butuh pengulangan atas ucapan Sagara barusan. Pendengarannya masih berfungsi dengan baik.

"Lo bohong." Shea tersenyum merendahkan, "Lo pacaran sama Amara, lalu mengatakan bahwa gue memenangkan hati lo? Gue mau lo jujur Gar, jangan menerbangkan gue dengan kata-kata manis sialan lo itu."

"The truth?" Gara mengangguk, "I like you. A lot. You make me happy. You make me laugh. You're smart. You're different. You're a little crazy and awkward, and your smile alone can make my day."

"You siapa yang lo maksud? Gue atau Amara?"

"Shea. Shea Kanaka Archandra, cewek yang sekarang nangis karena dia pikir gue suka cewek lain dan pacaran sama cewek lain."

"Tapi, lo kan emang bilang pacaran sama Amara tadi?"

Gara tertawa pelan, "Gue ingin lihat reaksi lo, dan itu jauh dari perkiraan gue. Gue pikir lo akan marah-marah dan emosi lo meluap-luap, ternyata lo udah jauh berbeda. Lo bisa menahan semua itu, lo udah mulai dewasa ya?"

"Jadi lo bohong?"

Sagara mengangguk, "Ya."

Entah harus senang atau kesal sekarang. Gara berhasil mempermainkan perasaannya sekarang, "Kalau gitu sekarang lo sujud di kaki gue, lo udah jatuh cinta sama gue kan?"

"Lo siap untuk oplas?" tanya Gara

"Ish nyebelin."

"Gue gak mau sujud di kaki lo kalau lo gak mau oplas."

"Oke... oke... gue lupain sumpah gue itu. Tapi gue punya satu permintaan sama lo."

"What? Tell me what you want?"

"Your last name?"

"Waw, soon." Sagara tersenyum, "Lo gak jadi pergi?" Sagara sekedar mengingatkan, karena tadi Shea memang berniat untuk pergi.

"Lo emang paling bisa buat mood rusak emang," cibir Shea, namun bukannya pergi dia malah duduk kembali ditempatnya semula.

"But you love me," ujar Gara

***

EPILOG SELESAI :P

TEMBUS 20K KOMENTAR, AKU KASIH EXTRA CHAPTER DAN CHIT CHAT SHEA + GARA YANG GEMASH :D

***

Terima kasih sudah mendukung cerita Shea sampai sejauh ini.

Love you guys!

***

Kesan pesannya saat baca Shea dong????

***

Jangan lupa follow instagram :

asriaci13

sheakanaka

sagaramiller

adnan_alhaqqi

With Love,

Aci istri sah dan satu-satunya Oh Sehun.








Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro