BAGIAN TIGA PULUH TUJUH :Selamat Ulang Tahun Sagara
NOW PLAYING : Freya Ridings - Lost Without You
SELAMAT MEMBACA CERITA SHEA :)
***
BAGIAN TIGA PULUH TUJUH
Aku akan tetap disini menemanimu, meskipun kamu menolak kehadiranku berulang kali.
***
31 Desember...
SHEA meminta izin kepada Akbar untuk merayakan malam pergantian tahun itu di rumah Jessica, lalu teman-teman kelasnya pun akan ada. Akbar tentu memberi izin, mengingat Shea bisa meningkatkan nilainya. Jessica pun ikut meminta izin untuk kelancaran Shea.
Sejujurnya Shea tak berbohong sepenuhnya, memang teman-teman sekelasnya merayakan malam pergantian tahun itu di rumah Jessica. Namun, Shea ada keperluan lain hari ini. Yaitu, ulang tahun Sagara.
Karena Sagara setitik senyum Shea telah kembali, meskipun dia masih belum menerima sepenuhnya ditinggalkan Adnan berpcaran dengan Katya, rasa sakit itu masih ada. Tapi, karena Gara yang selalu dia repotkan akhir-akhir ini, meskipun Gara terkadang jahat dengan tidak mendengarkan curhatannya, atau tiba-tiba Gara yang menggunakan earphone dan memutar musik keras supaya Shea sadar, bahwa Gara sudah muak dengan semua ceritanya. Yang kebanyakan tentang betapa sakitnya ditinggalkan Adnan.
Dia sengaja tidak mengucapkan selamat ulang tahun kepada Gara, karena dia punya kejutan khusus untuk Sagara malam ini.
Sekarang dia dan Jessica berada di toko kue, She masih memilih kue dan itu sudah satu jam mereka disana.
"Lo mau beli kue rasa apa sih Shey?" tanya Jessica
Shea menggeleng, "Gue gak tau, dia suka kue rasa apa."
"Terus lo mau kasih dia kado apa? Barang?"
"Dia kaya banget Jes! Palingan kalau gue kasih dia barang, langsung dia buang karena murahan. Gue mau kasih dia lukisan aja, dengan kanvas seadanya, kalau gue bisa gambar kenapa harus ngeluarin modal yang banyak?"
Akhirnya pilihan kue Shea jatuh dengan kue coklat, kalau Gara tidak suka dia masih bisa memakannya. Kan ulang tahun identik dengan tiup lilin enggak dengan makan kue.
***
JAM 19.00
Shea berangkat ke rumah Sagara dengan taxi online, dan masih saja dua penjaga yang menyebalkan itu menjaga di depan rumah Sagara. Shea turun dari mobil dengan percaya dirinya, kali ini dia tidak ditahan, pintu gerbang langsung dibukakan untuk Shea.
Baguslah, Shea tidak perlu berdebat atau manjat pagar untuk masuk ke istana Sagara. Shea tak mengabari Sagara kalau dia akan datang ke rumahnya. Tapi, karena rumah Sagara terlalu luas dan dia tidak tahu Sagara ada dimana, jadi dia memutuskan bertanya kepada pelayan yang lewat di depannya.
Malam itu, suasana rumah Sagara sepi. Tak ada pesta perayaan sama sekali.
Bagaimana kalau Gara merayakan pestanya di hotel? Sia-sia saja Shea datang ke rumahnya kalau begini.
"Mbak, Gara dimana?" tanya Shea
"Ada perlu apa sama Tuan Gara? Biasanya setiap tanggal 31 Desember, Tuan Gara tidak pernah mau diganggu," jawab si Pelayan.
"Mbak ini gimana sih, majikannya ulang tahun bukan kasih kejutan kek atau apa. Atau, Gara majikan yang jahat? Jadi gak mau ngasih kejutan? Gajinya kecil, medit emang itu orang." Shea jadi ngomel sendiri, namun raut si pelayan itu tetap serius tak ada wajah bercanda sedikitpun.
"Tuan Gara gak suka pesta ulang tahun, mending Mbaknya pulang aja daripada diusir lagi."
Enak aja. Udah susah-susah datang, udah nyiapin segalanya, masa langsung pulang. Lagian masa sih dia tidak suka pesta, biasanya kan orang-orang kaya selalu pesta saat ulang tahunnya.
"Garanya dimana? Kalau Gara yang usir gue balik," ujar Shea sedikit tak suka.
Pelayan itu menghela napasnya perlahan, "Tuan Gara ada di kolam renang." Pelayan itu langsung meninggalkan Shea sebelum Shea bertanya kolam renang ada disebelah mana.
Akhirnya setelah mengelilingi rumah Sagara yang luasnya minta ampun dia menemukan kolam renang. Awalnya Shea berniat memarahi Sagara karena punya rumah terlalu luas langsung melotot melihat Sagara mengambang diatas air.
Dengan kecepatan kilat, Shea menyimpang barang bawaannya, dia pun tak peduli kuenya hancur. Tanpa babibu dia langsung turun ke kolam renang, berniat menyelamatkan Sagara.
"Garaaaaaa....., jangan matiiiiiiii.....," teriak Shea, "meski lo nyebelin, jangan mati dulu." Teriakan Shea berubah menjadi rengekan.
Tak ada pergerakan dari Sagara, membuat Shea semakin panik.
Apakah Gara depresi? Sehingga dia memutuskan untuk bunuh diri?
Bagaimana jika nanti ada yang melihat adegan ini, dan Shea diklaim sebagai pembunuh?
Dia menghabiskan sisa hidupnya di tahanan?
TIDAK!!!
"Gar...," panggil Shea perlahan, dia memegang bahu Gara, "lo gak mati kan?"
Lima detik tak ada pergerakan, sebelum akhirnya Gara menepis lengan Shea dari bahunya. Dia langsung meninggalkan Shea yang masih berada di kolam. Naik ke atas, menutupi tubuhnya dengan jubah mandi.
"Lo ngerjain gue ya!" teriak Shea, dia kesal. Rasanya percuma dia turun ke kolam, tapi Gara sehat-sehat saja.
"Pergi," ujar Gara disertai tatapan dingin.
Bibir Shea mencebik, lalu dia berjalan ke pinggiran kolam. Naik ke permukaan yang tidak basah, dan menghampiri Sagara.
"Gak mau," jawab Shea
"Selagi gue minta baik-baik." Gara membalikan tubuhnya, tapi Shea malah menarik jubah mandi Gara membuat punggung Gara terekspos.
Mata Shea membulat melihat apa yang dilihatnya barusan, punggung Gara penuh dengan bekas luka. Padahal tadi saat di kolam, Shea tak fokus dengan luka-luka itu.
"Gar...,"
Gara langsung memakai lagi jubah mandinya. Masih membelakangi Shea, "Lo ada perlu apa kesini?"
"Lo gapapa?" bukannya menjawab pertanyaan Gara, dia malah menanyakan pertanyaan yang lain.
"Kalau gak ada kepentingan, sebaiknya lo pulang," ujar Gara, dia juga sama tak menjawab pertanyaan Shea.
"Lo kesepian kan?"
"Lo pulang aja Sye." Suara Gara berubah, terdengar seperti bisikan.
Sepertinya dia menahan sesuatu yang sulit.
Langkah kaki Shea mendekati Sagara, satu tangannya menyentuh ujung jari-jari Sagara, sebelum akhirnya dia menggenggam dengan erat jari jemarin tangan Sagara.
"Selamat ulang tahun Gar," ucap Shea dengan suara parau, "meskipun nanti lo bakalan marah, lo bakalan ngejauh dari gue karena gue melakukan hal yang diluar batas ini, meski lo gak suka pesta, lo gak suka memperingati hari ulang tahun lo. Gue tau itu semua pasti berat. Tapi, sebagai teman lo, malam ini aja gue ingin ada buat lo Gar."
Suara Shea menjadi gemetar, tentu saja dia dingin. Bajunya basah kuyup, dan perasaannya pun ikut teriris melihat kondisi Gara seperti ini. Ini lain dari pada biasanya.
"Lepas." Gara menhempkasn tangan Shea dari tangannya.
"Gue disini, nemenin lo." Shea tetap keras kepala dengan pendiriannya.
Gara menoleh ke arah Shea, air mukanya benar-benar menandakan dia lelah. Tatapan sayu itu membuat perasaan Shea sakit. Sagara yang menyebalkan, kini berubah menjadi Sagara yang rapuh.
"Tolong Shea... pergi... tinggalin gue sendiri."
Shea menggeleng, "Gue tau Gar, lo butuh teman." Shea memberanikan dirinya untuk menatap ke arah Sagara tepat ke matanya dan mereka saling bertatapan, "kemarin saat gue patah hati, lo selalu gue repotin, gue hanya ingin balas kebaikan lo."
"Omong kosong," cibir Gara, dia mengalihkan tatapannya ke arah lain, "gue gak butuh dikasihani," ujarnya dengan tegas.
She semakin mendekat ke arah Sagara, dia menggenggam kedua tangan Sagara. Kali ini Sagara tak menepisnya, lalu Shea memeluk Sagara. Pelukan untuk menenangkan, sebagai hadiah ulang tahun bahwa tahun ini Sagara tidak merayakannya dalam kesendirian.
Orang yang paling ceria di luarnya, adalah orang yang memendam perasaan aslinya dan Gara adalah salah satunya.
"Selamat ulang tahun Sagara," ujar Shea dengan lembut.
"Kali ini lo punya gue." Shea mengingatkan bahwa Gara tak lagi sendiri, "Lo bisa menceritakan masalah lo sama gue, sekedar berbagi supaya lo gak menanggung beban sendirian."
"Lepas Shea." Sagara mencoba melepaskan Shea dari pelukannya, namun Shea tetap memeluk Gara dengan erat, seolah dia tau bahwa Gara tak sepenuhnya mengingkan dia pergi.
"Sekali ini aja Gar, lo gak perlu menjadi kuat depan gue," ujar Shea, dia menjadi sangat emosional saat melihat penderitaan Sagara.
Dia dilahirkan dari keluarga sempurna, tapi dia begitu kesepian. Tak ada yang benar-benar peduli kepadanya. Saat ini yang Gara butuhkan hanyalah seorang teman, teman yang selalu ada untuknya dan mengerti akan kondisinya.
Kali ini Gara hanya diam mematung dengan keadaan bahwa kini Shea tengah memeluknya. Tak ada niatan untuk memeluk Shea balik. Ini pertama kalinya ada yang memeluk dia di hari ulang tahunnya setelah lima tahun lalu.
Semua orang menganggap bahwa Gara baik-baik saja selama ini, ternyata dia jauh dari kata baik-baik saja.
Tak terasa air mata Gara menetes, perlahan dia menempelkan kedua tangannya berada di punggung Shea.
"Sebentar saja," ujar Sagara dengan parau. Gara masih menangis di pelukan Shea, ini kali pertama dia merasa lebih emosional dari sebelumnya.
"Terima kasih." Suara Gara kecil, namun Shea masih bisa mendengarnya dengan jelas, ada kesedihan dan kerinduan dari suaranya, "Ini kedua kalinya, lo ada dititik terlemah gue, Shea."
***
TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA CERITA SHEA
SEMOGA KALIAN TETAP SETIA MENUNGGU CERITANYA.
Btw di part selanjutnya, Gara akan cerita luka dipunggungnya
JANGAN LUPA UNTUK VOTE DAN KOMEN.
Follow instagram :
asriaci13
sheaofc
sheakanaka
sagaramiller
adnan_alhaqqi
With Love,
Aci istri sah dan satu-satunya Oh Sehun.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro