BAGIAN TIGA PULUH SATU : Perubahan.
NOW PLAYING : LEROY SANCHEZ - MAN OF THE YEAR
SELAMAT MEMBACA CERITA SHEA
***
BAGIAN TIGA PULUH SATU
Tak ada lagi matahari, langitku kini menjadi mendung.
Tak ada lagi warna baru, yang ada hanyalah kelabu.
***
"LO serius keluar dari SALTZ atas kemauan lo sendiri?" tanya Ranya sedikit curiga.
Tiba-tiba saja Shea mengatakan dia ingin keluar dari eskul band setelah mereka selesai latihan seperti biasanya.
Shea mengangguk, "Iya, gue pengin serius belajar aja sih," jawab Shea disertai senyuman manisnya.
"Bukan karena bokap lo yang galak kan?" Bayu menyitipkan matanya ke arah Shea yang langsung dibalas dengan gelengan kepala oleh Shea.
Meskipun ini semua karena ayahnya, tapi Shea tidak mau teman-temannya mengetahui hal itu. Bagaimana Shea ditentang atas mimpinya. Biar saja dia yang merasakan, mereka tidak perlu tahu.
"Tapi lo ikut manggung saat Pensi kan?" Niko khawatir, apalagi mereka sudah latihan cukup lama.
"Jelas dong, gue bakalan ikut manggung sama SALTZ, mungkin yang terakhir kalinya jadi gue pengin ngasih yang terbaik buat semuanya."
"Kalau udah keputusan lo sih, yuadah gue gak bisa maksa juga," ujar Ranya, "meski gue sedih sih lo keluar gitu aja, lo itu gitaris terbaik buat SALTZ."
"Yajelaslah siapa lagi yang main gitarnya sekeren gue," ujar Shea percaya diri, meskipun dia selalu tersenyum padahal perasaannya miris, "kecuali Barga, iya kan Nya?" goda Shea sambil mengedipkan sebelah matanya ke arah Ranya.
***
MENJELANG ujian akhir semester ganjil membuat Shea tak bersemangat, setelah dia keluar dari SALTZ tak ada lagi yang membuatnya bahagia. Dia juga tak lagi ke ruang musik, karena sekarang dia harus pulang tepat waktu.
Hari-hari Shea kini dihabiskan dengan belajar, waktu tidurnya benar-benar teratur. Gitar-gitarnya disita oleh Ayahnya dan mungkin akan dikembalikan jika nilai ujian Shea meningkat dari sebelumnya.
"Lo gak ke ruang musik?" tanya Jessica, dia khawatir karena sekarang Shea akhir-akhir ini hanya pergi ke perpustakaan untuk belajar, mengejar ketinggalannya selama ini.
"Gue kan lagi belajar," jawab Shea.
"Gak kangen sama kak Adnan?" Meskipun terkadang Jessica sebal karena selalu ditinggal Shea kalau masalah Adnan, tapi lebih baik melihat Shea yang tergila-gila sama Adnan daripada seperti sekarang.
Seperti bukan Shea biasanya, orang yang duduk didepannya ini.
"Kak Adnan kan suka cewek pinter, kalau gue pinter dia pasti suka."
"Gue harus seneng atau sedih sih sekarang?"
Senyum Shea mengembang, "Seneng dong!" jawab Shea semangat, "Kalau gue rajin seperti sekarang, lo gak usah mikirin gimana tugas gue, lo bisa santai kan Jes? Gak perlu marah-marah karena gue males hehe."
Memang sih seperti itu, hanya saja Jessica merasa ada yang Shea sembunyikan sekarang. Tak ada lagi Shea yang ceria seperti biasanya, Shea yang asal ngomong, yang suka cari masalah dengan orang-orang. Kini tingalah Shea, yang selalu menyimak pelajaran, menghabiskan waktu di perpustakaan dan ruang osis, setelah itu langsung pulang ke rumah.
Sosial media Shea juga jarang aktif, tak ada lagi cover musik yang menghibur di instagramnya. Shea jadi membosankan.
"Tapi lo gak perlu belajar terlalu rajin gini Sye."
"Kenapa? Lo takut kesaing sama gue?"
"Bukan gitu."
"Tenang, kepintaran lo udah diatas rata-rata Jes, kalaupun gue menghabiskan seribu tahun buat belajar lo masih selalu diatas gue." Shea tersenyum, lalu dia kembali belajar.
Karena terlalu serius belajar, sehingga membuat Shea tidak sadar bahwa ada cairan darah segar keluar dari lubang hidungnya. Jessica panik, karena darah itu menetes ke buku yang tengah Shea baca. Jessica mencari tissu, lalu dia membersihkan darah dari hidung Shea, sementara Shea hanya diam saja.
"Jangan belajar lagi, udah ya?" pinta Jessica, dia benar-benar takut Shea kenapa-napa.
"Tapi nilai ujian gue?"
"Lo udah berusaha Sye, jangan terlalu dipaksain. Lagian, lo udah nurutin kemauan bokap lo, kelaur dari eskul band, tapi bukan berati lo harus nyiksa diri lo dengan belajar terus Sye sampe biarin perut lo kosong begini."
Hembusan napas panjang Shea terdengar, dia hanya menatap Jessica yang begitu telaten membersihkan sisa-sisa darahnya, meskipun masih saja keluar lagi dan lagi.
"Lo ke UKS aja ya?"
"Iya."
Jessica langsung mengantar Shea menuju UKS, dipertengahan jalan mereka tak sengaja berpapasan dengan Sagara dan Rangga.
"Eh cewek galak." Rangga sengaja menghadang langkah Shea dan Jessica.
"Cewek jelek kok mukanya ditekuk gitu, tambah jelek dong," cibir Gara disertai senyuman yang mengejek.
Untuk kali ini saja Shea tak ingin adu mulut dengan kedua cowok menyebalkan itu, tapi tetap saja jalannya dihalangi oleh dua mahluk itu.
"Kak maaf ya, kita mau lewat, Shea mau ke UKS," ujar Jessica, dia memintanya secara baik-baik, namun bukan Rangga dan Sagara jika mereka memberikannya dengan mudah.
"Ke UKS?" tanya Gara tak percaya, "Ngapain? Pura-pura sakit ini orang, emang dasarnya males belajar sih begini, iya gak Ga?"
Rangga mengangguk setuju, "Iyalah, biasanya kan dia ngomel-ngomel melulu, kenapa? Udah pinter nih aktingnya, akting lemah biar dibantuin."
Tak ada senyuman ataupun perlawanan dari pihak Shea, dia hanya menutupi hdiungnya dengan tisu, langkahnya sudah melemah tatapan matanya pun sayu. Tapi, Rangga dan Sagara tak memperhatikannya, bagi mereka Shea hanyalah cewek energik yang tak kenal lelah.
karena kebiasaan, jika ketiganya bertemu akan selalu terjadi perang.
"WOI!" teriak Sagara sengaja didepan Shea, tangan Sagara menarik Shea namun pandangan Shea kabur, tanpa dia sadari dia terjatuh ke tubuh Sagara. Sagara secara refleks mundur dan membuat Shea terjatuh ke lantai saat itu juga.
"Gak lucu neng, mau pura-pura pingsan gitu?" tanya Rangga, sambil berjongkok di depan Shea.
Tak ada reaksi, Rangga pun menunggingkan pantatnya ke arah Shea dan memberinya kentut. Biar tau rasa, kalau mau jadi penipu jangan menipu orang yang suka nipu.
Tapi, Shea tetap diam di tempatnya. Jessica mulai panik, dia langsung membangunkan Shea, berharap bahwa Shea baik-baik saja.
"Dia pingsan," ujar Jessica memberitahu Rangga dan Sagara.
Namun reaksi Rangga dan Sagara hanya melongo bukannya membantu.
"Bantuin! Kalian cowok atau bukan sih!" suara Jessica meninggi, saat itu juga Sagara langsung memangku tubuh Shea dan berjalan menuju ruang UKS diikuti oleh Rangga dan Jessica dibelakangnya.
Setelah Shea dibiarkan istirahat di UKS, dia ditangani oleh Elsa dan Mbak Indah di UKS. Sagara dan Rangga meminta maaf kepada Jessica, mereka tidak tahu kalau Shea benar-benar sakit. Mereka pikir, orang seperti Shea tidak akan sakit.
"Kenapa dia bisa sakit?" tanya Sagara
"Dia belum sarapan dan belum makan apa-apa dari pagi," jawab Jessica, beberapa kali dia mengintip ke ruang UKS yang sedikit terbuka pintunya.
"Lah dia gak punya duit atau gimana, bukannya gue udah kasih dia gaji yang lumayan ya?" Sagara bingung, "Dia diet?"
Jessica menggeleng, "Dia lagi ada masalah di keluarganya, dia keluar dari eskul band dan akhir-akhir ini dia terlalu banyak belajar. Gue khawatir sama dia," ujar Jessica, dia sedikit bercerita tentang keadaan Shea akhir-akhir ini, "apalagi, kak Adnan belum mengabari Shea sama sekali, jadi Shea gak punya semangat, emang sih dia selalu senyum dan mengatakan bahwa dia baik-baik aja, tapi gue yakin kalau dia gak baik-baik aja."
"Wah Le, kiamat sudah dekat nih. Adnan mengabaikan orang, dan Shea belajar dengan giat. Jangan-jangan sebentar lagi kita mulai waras lagi?" Rangga masih mencoba mencairkan suasana, namun disisi lain ada banyak hal yang Sagara pikirkan.
Perubahan Adnan pasti ada alasan, dia bukan orang yang bisa mengabaikan orang lain. Adnan begitu menjaga citranya di depan semua orang, lalu mengapa Adnan bersikap seperti ini kepada Shea? Dia menjauh dari Shea? Apa yang terjadi dengan Adnan.
Sepertinya uang yang diberikan Sagara kemarin menjadi masalah untuk Shea.
"Lo jagain Shea, dan pastikan setelah ini dia makan, jangan kasih yang pedes-pedes dulu ya," ujar Sagara, lalu dia mengeluarkan selembar uang seratus ribu kepada Jessica, "ini uangnya, kalau terjadi apa-apa sama Shea kabari gue, juga kalau perlu dia dibawa ke rumah sakit aja."
"Shea cuma perlu istirahat kak, kakak kok secemas ini sama Shea? Kakak suka sama Shea?" tanya Jessica.
"Aduh bule akhirnya jatuh cinta, witwiw." Rangga menoel dagu Sagara secara manja, "Aduh nanti aku diduain dong kalau kamu punya pacar."
"Geli tau Ga," ucap Gara sambil menepis lengan Rangga dari dagunya, "gue rasa perubahan Shea ada hubungannya sama gue, jadi gue peduli sama dia."
Jessica hanya tersenyum sebelum akhirnya dia masuk ke ruang UKS setelah Elsa memanggilnya karena Shea sudah siuman.
***
TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA CERITA SHEA
SEMOGA KALIAN SUKA :)
Jangan lupa untuk follow instagram :
asriaci13
sheaofc
sheakanaka
sagaramiller
adnan_alhaqqi
With Love,
Aci istri sah dan satu-satunya Oh Sehun.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro