Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

BAGIAN TIGA PULUH DUA : HASIL UJIAN

NOW PLAYING : LAUV - Paris in the Rain

SELAMAT MEMBACA CERITA SHEA

***


***

BAGIAN TIGA PULUH DUA

Kebanyakan dari mereka hanya melihat kesalahan. Jadi, meskipun dia telah melakukan seribu kebaikan saat dia melakukan satu kesalahan maka seribu kebaikan itu tak pernah dilihat lagii. Begitupula, saat dia selalu melakukan kesalahan lalu dia melakukan kebaikan, maka kebaikannya akan selalu dicurigai sebagai bentuk topeng atau dia menyembunyikan maksud yang sebenarnya.

***

RASANYA gelisah mengingat hasil ujian akan diumumkan. Kali ini Shea sudah pasrah saja dengan hasil ujiannya, meski dia sudah belajar lebih giat namun dia tidak yakin hasil ujiannya akan bagus dan sesuai dengan permintaan Ayahnya.

Tekanan demi tekanan dia terima, bahkan dia tak hentinya belajar meskipun kondisinya melemah. Tak ada lagi musik, internet, atau sekedar menggoda Adnan dihidupnya. 

Air matanya sudah kering, karena itulah tak ada lagi air mata.

Wali kelasnya membagikan rapor sesuai dengan urutan ranking di kelas. Sudah bisa dipastikan bahwa Jessica mendapatkan urutan pertama, dan Shea senang untuk itu.

"Selamat Jess," ucap Shea tulus. Jessica tersenyum, dia memeluk Shea begitu hangat. Orang tua Jessica pun tersenyum bangga melihat anaknya selalu berprestasi.

Tak ada senyuman dari raut wajah Akbar. Dia pasti kecewa, karena Shea tak mendapatkan nilai yang bagus lagi kali ini.

Bagaimana lagi dia sudah berusaha, namun kemampuannya hanya sampai sini saja. Bukan keinginannya juga mengecewakan orang tuanya.

Akhir-akhir ini dia menjadi sedikit emosional, mudah menangis dan mudah tersinggung. Jessica yang melihat Shea mengusap matanya langsung tau dia menangis, tapi Jessica tak bertanya mengapa karena Shea dan Ayahnya tak seperti anak dengan orang tuanya yang lain, yang saling mengobrol. Ada kecanggungan yang terasa.

Biasanya Shea selalu mendapatkan peringkat lima terendah di kelasnya, namun sampai akhir pun namanya tak kunjung disebut. Ada kilat kemarahan di bola mata Akbar, sebelum akhirnya wali kelas Shea memanggil namanya. Bukan untuk diberikan rapornya melainkan dipanggil ke ruang guru.

"Apa lagi ulah kamu kali ini?" tanya Akbar ketus.

Shea menggeleng pelan, "Shea enggak tau."

"Kamu nyontek selama ujian?"

"Ayah kan tau Shey selama ini selalu belajar, di rumah juga belajar," jawab Shea sedikit hati-hati. Suaranya pelan, agar tidak memancing keributan dan kecurigaan orang lain atas ketidakharmonisan keluarganya.

Akbar mengabaikan jawaban Shea barusan, dia langsung bergegas menuju ruang wali kelas Shea diikuti Shea dibelakangnya. Dia tidak memberitahu Ayahnya kejadian tempo hari, saat dia pingsan dan Shea pun memohon kepada Orion untuk merahasiakan hal itu.

Percuma saja kalaupun Akbar tau, dia akan menyudutkan Shea kembali. Akbar akan mengatakan seharusnya Shea belajar dari dulu, bukan setelah dimarahi seperti kemarin baru belajar dengan giat.

Ruang guru cukup sepi, namun mata Shea menangkap Adnan dan orang tuanya ada disana, mengobrol dengan Bu Dilara, kelihatannya obrolan yang serius.

Shea melemparkan senyuman manis ke arah Adnan, namun dibalas tatapan datar dan tak berhasabat sebelum akhirnya Adnan dan keluarganya keluar dari ruang guru.

"Jadi begini Pak, maksud saya meminta Shea dan Bapak kesini karena ada yang ingin saya tayakan. Nilai Shea di semester sekarang melambung tinggi, bukan saya tak percaya atas pencapaian yang diraih Shea, namun sebelumnya Shea termasuk murid yang jarang sekali memperhatikan pelajaran di kelas. Jadi, saya curiga kalau nilai yang diperoleh Shea ini tidak murni."

Bu Eni, selaku wali kelasnya menatap Shea dengan penuh pengertian, "Shea, ada yang mau kamu jelaskan mengenai nilai kamu ini?"

Shea menggigit bibir bawahnya, diam diam saja. Sebelum akhirnya Akbar angkat bicara.

"Akhir-akhir ini anak saya selalu belajar, saya selalu mengceknya sendiri. Setelah dia meninggalkan aktivitas bermusiknya, saya rasa dia cukup berubah menjadi rajin," ujar Akbar, memberikan sedikit penjelasan tentang perubahan Shea.

Bu Eni mengangguk, dia juga melihat perubahan Shea. Shea yang tak banyak bicara, berbeda dari sebelum-sebelumnya. Tak ada senyum cerah lagi di wajahnya, Bu Eni pikir Shea sedang ada masalah di rumahnya. Beberapa kali Bu Eni selalu mengajak Shea bicara, namun Shea tak pernah memberikan jawaban pasti.

"Shea?" panggil Bu Eni.

"Shea belajar sendiri kok bu." Suara itu bukan berasal dari bibir Shea, melainkan Jessica yang sengaja masuk ke ruangan Bu Eni.

"Jessi, ibu tau Shea ini teman kamu, tapi ini urusan Ibu sam Shea dan Orang tuanya," ujar bu Eni

Jessica menggeleng, dia tetap melangkahkan kakinya lalu dia menarik lengan Shea supaya Shea berdiri dan tidak tertekan lagi.

"Jawab Sye, jangan diem aja!" kata Jessica disertai sedikit bentakan, "Bilang sama Ayah lo dan Bu Eni yang selalu ngerendahin lo itu, lo belajar mati-matian sampe mimisan dan pingsan, lo menghabiskan waktu istirahat lo di perpusatakaan, membaca beberapa kali materi sampe lo mengerti, mengulang kembali pelajaran tanpa kenal lelah." Jessica menatap Shea yang kini sudah berderai air mata, dia tau Jessica benar-benar peduli kepadanya.

Akbar yang mendengar perkataan Jessica tadi langsung terkesima, tak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Jessica tadi. Shea sampai sakit hanya untuk belajar, tapi selama ini Akbar hanya menutut Shea agar nilainya lebih bagus lagi dan lagi.

Akbar memang tidak pernah mendengarkan apapun permintaan Shea, karena dia pikir Shea anak yang sulit diatur. Dia selalu melakukan kesalahan, dan Shea selalu membantahnya. Dibandingkan dengan anak-anaknya yang lain, Shea lah yang selalu Akbar belakangkan. Apapun yang Shea minta dia tidak akan pernah memberikannya secara cuma-cuma.

Memang, selama ini Shea tidak pernah meminta macam-macam kepada Akbar. Dia bisa mengumpulkan uanganya sendiri untuk membeli apapun keinginannya. Mungkin sifat malas dia hanya untuk menarik perhatian Akbar saja yang selama ini selalu mengabaikannya.

"Kalau Ibu sama Bapak gak percaya bisa dilihat kunjungan ke Perpus selama ini, datanya asli jadi gak mungkin dimanipulasi, dan menurut saya nilai Shea ini benar-benar murni hasil kerja kerasnya selama ini. Seharusnya dia di dukung bukan malam dicurigai."

Setelah kalimat terakhir Jessica, dia mengajak Shea untuk pergi dari ruangan itu. Tapi, Shea menggeleng, dia harus menyelesaikan obrolan dengan Bu Eni dan Ayahnya, Jessica awalnya tak setuju dan tetap memaksa Shea ikut dengannya meninggalkan kumpulan orang kolot yang menurutnya nilai bagus adalah bukti bahwa dia akan berhasil.

Bu Eni tak lagi berbicara begitupula Ayahnya, sebelum akhirnya Bu Eni memberikan rapor Shea dan mengatakan bahwa dia masuk delapan besar di kelasnya. Tanpa Shea sadari memang Bu Eni tak mengumumkan delapan besar kelas dan dilewat langsung ke sembilan, katanya ada masalah dengan siswa di delapan besar itu. 

"Shea?" panggil Akbar sesaat mereka akan keluar dari ruang Guru

"Iya Yah?"

"Ayah tau kamu bisa, tingkatkan terus." Akbar tersenyum dan menepuk pundak Shea pelan, "Ayah tunggu diparkiran ya, kita pulang sama-sama."

Shea mengangguk, dia melihat Jessica masih menunggunya.

Jessica memberikan selembar kertas untuk Shea, disana tercetak tulisan sertifikat dengan keterangan diberikan kepada Shea Kanaka Archandra sebagai siswa pekerja keras. Itu buatan Jessica jelas, karena tanda tangan dibawahnya hanya ada tanda tangan dia dan Orion saja.

"Hasil kerja keras lo," ujar Jessica

Tak ada kata-kata lagi, Shea langsung memeluk Jessica dan mengucapkan terima kasih.

"Harusnya lo kasih gue sertifikat sebagai guru terbaik!"

"Hahahaha...," akhrinya tawa Shea yang selama ini hilang kembali.

"Jangan males lagi ya," kata Jessica, "tapi jangan belajar terlalu keras juga, gue kangen lo main musik lagi dan semangat ngomongin musik."

Shea mengangguk, "Iya."

"Kemarin waktu lo pingsan, kak Gara orang yang paling khawatir sama lo, kalau lo mau tau."

"Garandong? Bule gila itu?"

Jessica mengangguk pelan, "Iya. Bukan bule gila, tapi bule ganteng."

***

TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA CERITA SHEA

JANGAN LUPA VOTE + KOMEN

Follow instagram :

asriaci13

sheaofc

sheakanaka

sagaramiller

adnan_alhaqqi

With Love,

Aci istri sah dan satu-satunya Oh Sehun.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro