Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

BAGIAN SEMBILAN : KEJU

NOW PLAYING : BAZZI - MINE

SELAMAT MEMBACA CERITA SHEA

[PANTES AJA SHEA JATUH HATI SAMA ADNAN, KALAU ADNANNYA SEGANTENG INI]

***

BAGIAN TUJUH

Aku sadar bahwa bukan hanya aku saja yang kamu perlakukan seperti ini. Tapi tetap saja, meski aku tau, kamu tetap membuatku jatuh sejatuh-jatuhnya sampai enggan untuk berdiri kembali.

***

SUASANA riuh kelas 12 IPS 3 disebabkan oleh Sagara dan Rangga yang menyetel lagu koplo di kelas sambil berjoget asik di dalam kelas, beberapa orang sudah tidak peduli dengan tingkah keduanya, namun sebagian juga dari mereka membuat instastory, mengabadikan moment lucu antara Gara dan Rangga. 

Mungkin untuk sebagian orang yang belum mengenal mereka, akan menganggap keduanya adalah cowok cool, keren, menjaga image demi terlihat sempurna, namun ternyata keduanya jauh dari semua itu, meskipun tetap saja yang menyukai mereka masih banyak karena wajah tampan keduanya.

Musik itu berhenti saat bu Dilara masuk ke dalam kelas, itupun bu Dilara harus tahan godaan dari dua mahluk yang selalu saja menggodanya karena masih single. Lebih tepatnya Gara selalu saja mencari perhatian kepada bu Dilara.

"Nan kemarin lo ninggalin si jelek?" tanya Gara saat dia mendaratkan bokongnya di kursi kebanggaannya, pojok kelas.

Gara benar-benar menyukai spot ini, dia bisa tertidur, main games, nonton film dibelakang. Sejenak dia melupakan masalah dan berprilaku selayaknya anak SMA normal.

"Gar, lo kan tau tanggal kemarin itu apa artinya untuk gue?"

Gara mengangguk sekilas, sebelum akhirnya dia menempelkan kepalanya diatas meja dan memejamkan matanya.

***

Tak henti-hentinya Shea menatap Adnan yang duduk di depannya, topi berwarna hitam melengkapi penampilannya hari ini. Memang kalau Shea perhatikan Adnan sering sekali memakai topi, namun itu membuat dia terlihat lebih menarik. Bagi Shea, definisi bahagia itu seperti sekarang. Melihat Adnan di depannya dan tersenyum ke arahnya.

"Lo kayanya seneng banget liatin gue," ujar Adnan disertai dengan senyum manisnya.

Yah. Keciduk.

"Ganteng sih, jadi kan adem liatnya."

Adnan terkekeh pelan, "Ganteng kan relatif Sye."

"Memang, tapi kak Adnan itu kaya narkoba."

"Kenapa?"

"Bikin nagih, candu."

"Pernah nyoba emangnya?"

Shea menggelengkan kepalanya cepat, "Enggak, itu kata orang. Hehe."

"Lo lucu ya."

"Lucu aja bisa jadi kreteria pacar kak Adnan gak?"

Bukan Shea kalau tidak frontal. Dia memang sudah tidak punya malu. Entah polos atau gila. Sementara raut wajah Adnan terlihat terkejut mendengar pertanyaan Shea barusan. Segeralah Shea mengalihkan pembicaraan supaya tidak canggung dan Adnan kembali tertawa.

"Kak, Aku ke toilet dulu ya."

"Terus lo mau pesan makan apa?"

"Apa aja deh, apapun yang kak Adnan suka Shea pasti suka. Harus begitu, nantikan kita hidup berdampingan."

Adnan menggelengkan kepalanya, karena tak habis pikir dengan pola pikir Shea barusan. Shea buru-buru lari menuju toilet. Kalau dia pipis di depan Adnan malunya akan seumur hidup, bisa saja dia memutuskan untuk gantung diri di pohon legenda sekolah, untuk menemani mbak melati.

Selain untuk buang air kecil, Shea juga mentacap penampilannya, dengan sedikit olesan liptint di bibirnya membuat penampilan Shea kembali segar. Shea berpose ala-ala model di depan cermin toilet, sampai ibu-ibu yang berdiri di sebelah Shea sedikit menjauh, dia takut ketularan gila seperti Shea.

"Bu, saya udah cantik belum?" tanya Shea

Ibu itu hanya diam.

"Ibu kok diem aja sih, saya lagi kencan sama gebetan, jadi saya harus tampil cantik."

"Iya udah," jawab si ibu dengan sedikit kekehan.

"Tapi dia emang baik sama semua orang sih Bu, jadi kan saya bingung dia suka saya apa enggak. Ibu punya anak cowok gak?"

"Berjuang dong neng. Punya kok, kenapa?"

"Jodohin sama saya aja bu kalau seandainya gebetan saya gak mau sama saya."

"Anak saya masih umur 7 tahun neng."

"Umur bukan masalah bu, kalau dianya mau sama saya hehe."

"Tapi saya yang gak mau anak saya sama neng."

"Ibu kok jahat, menusuk." Shea berlagak berlebihan, padahal sejujurnya tadi dia hanya bercanda, meski dia tau juga sih si ibu menjawabnya bercanda.

"Yaudah bu, anaknya jodohin sama ade saya aja deh, mau enggak? Jadi nanti kita saudaraan?"

Ibu-ibu itu menggeleng sambil tertawa geli, sebelum akhirnya ibu-ibu itu lebih dulu keluar dari toilet meninggalkan Shea yang sepertinya sudah kehilangan akal sehatinya.

Sebelum dia keluar dari toilet, Shea berdoa terlebih dahulu semoga saja setelah ini Adnan akan mengejar-ngejarnya, jatuh cinta padanya dan berjanji akan sehidup semati dengan Shea. Aamiin.

Shea kembali dan di mejanya sudah ada dua orang yang bergabung.

"Lo kok jadi kaya tante gitu pake lipstik?"

Sudah tahu kan siapa yang bertanya seperti itu, siapa lagi kalau bukan Bule edan, Sagara Miller.

"Liptint ini namanya!"

"Penting?"

"Iya cowok mana bisa bedain hal-hal yang kaya gitu."

Sudut mata Shea terarah kepada cewek yang bersama dengan Gara. Wajahnya tidak asing, makannya sok cantik lagi, segala pesan salad. Alis digambar, rasanya Shea ingin menggambar mata hari ditengah-tengah alis dia.

"Duduk Sye, kok berdiri terus dari tadi?" tegur Adnan, Shea tersenyum dan langsung duduk kembali di tempatnya.

"Pacar lo Nan?" tanya cewek yang bersama dengan Gara.

Adnan tersenyum, "Bukan, hanya teman Mar."

"Adnan mana mau sih sama cewek jelek macam dia Amara." Gara yang menyahut.

Cewek yang dipanggil Amara itu tersenyum, lalu menoleh ke arah Shea senyumnya sudah seperti merendahkan Shea, namun pandai sekali Amara memanipulasi menjadi senyuman ramah dan bersahabat.

"Kelas berapa?" tanya Amara sok akrab.

"Sebelas, kenapa? Mau nyumbang buku pelajaran sama gue?" Shea balas bertanya.

"Lo lucu ya," kekeh cantik Amara.

"Gue sih emang lucu," jawab Shea percaya diri, tak ada keraguan dari ucapannya dia benar-benar menyebalkan.

Senyum Amara berubah menjadi kecut. Padahal seharusnya Shea juga balas memujinya, bukan jawaban seperti tadi yang Amara inginkan. Terlebih lagi, mengapa Gara ingin satu meja dengan Adnan dan cewek random ini, biasanya saja mereka pergi berdua saja kalau kemana-mana.

"Gar, lo beneran gak mau main film bareng gue?" Amara mengalihkan pembicaraan, niat utamanya untuk menunjukan kepada Shea kalau dia adalah seorang aktris terkenal yang sedang naik daun tahun ini.

"Gue terlalu ganteng, dan juga selera film yang lo ambil beda sama gue. Kalau bunuh-bunuhan kayanya bisa gue pertimbangin deh."

Shea menoleh, sorot mata jahilnya tertuju ke arah Amara.

"Lo pernah jadi bintang tamu KARMA ANTV?" tanya Shea dengan wajah polosnya.

"Gue gak level ya main begituan!" Amara setengah membentak, bukannya membuat Shea marah namun malah membuat dia mengulum senyumnya.

"Padahal lo cocok deh jadi partisipan di KARMA, kalau perlu sama si Tasya. Pasti adanya Karma buruk aja." Senyuman Shea membuat Amara ingin menarik bibirnya, dia menggoda Amara. Ya sengaja, Shea ingin membuat orang itu kesal kepadanya.

"Shea, jangan begitu," ujar Adnan

"Kalau kak Adnan yang minta aku diem, bakalan diem kok, maaf ya kak Adnan."

"Minta maafnya sama Amara bukan sama gue." Adnan tetap mengatakannya dengan lembut.

"Maaf Amara yang badannya kekurangan vitamin, atau kurang bahagia? Eh..., hehe keceplosan." Shea dengan sengaja mengatakan kalimat itu.

"Yang benar Shea, kalau minta maaf yang tulus bukan begitu."

Jengah rasanya, tapi karena Adnan Shea mau melakukan itu, kalau tidak ada Adnan mungkin akan lebih parah dia mengatakan sesuatu yang menyakitkan kepada Amara. Cewek itu bar-bar, sama seperti Tasya dan cimit-cimitnya. Berasa ratu sekolah, padahal baju saja udah kekurangan bahan, make up menor kemana-mana, berasa tante yang sedang menyamar jadi murid SMA.

"Maaf ya Amara cantik." Shea mengatakan itu dengan senyum tulus.

"Gue emang cantik sih," ujar Amara percaya diri.

"Cacar bintik-bintik," lanjut Shea tanpa dosa, dan itu membuat Amara merah padam.

Sementara Gara hanya tersenyum atau sesekali tertawa mendengar perkataan iseng Shea kepada Amara. Meski begitu, Amara tetap temannya, orang yang selalu bisa Gara cari saat Gara sedang membutuhkan seseorang disampingnya.

"Dasar lo gempal, gentong!"

"Gue sih sehat ya, makan banyak gak perlu diet. Bukannya gak perlu jadi orang lain untuk disukai, bukan begitu kak Adnan?"

Adnan tersenyum dan mengangguk, "Jadi diri sendiri aja."

Pesanan mereka sudah datang. Mata Shea berbinar saat melihat makanan, dia adalah pemakan segala hal. Perutnya bisa menampung, Jessica sering mengatai Shea si perut sampah, karena makanan-makanan sisa dari teman-temannya selalu ditampung oleh Shea.

"Burger kesukaan kak Adnan?" tanya Shea antusias.

"Iya."

"Bakal jadi menu favorite kesukaan aku juga!" Shea bersemangat mengatakan kalimat itu.

"Alay banget sih lo, norak," cibir Amara yang melihat reaksi Shea begitu berlebihan.

"Bodo amat, emang gue peduli kalau gue norak." Shea menjulurkan lidahnya ke arah Amara, dan dibalas dengusan kasar oleh Amara.

Shea mengambil burger dari dalam tempatnya dan dimakanlah dengan lahap.

"Double cheese burger," ujar Adnan dengan senyuman manisnya, membuat matanya melengkungkan bulan sabit dengan sempurna.

Shea terperangah mendengarnya, secara refleks dia menutup mulutnya dengan tangan kanannya.

"Aaa?" tanya Shea dengan mulut yang masih penuh makanan.

"Double cheese burger, kesukaan gue."

"Keeeu?" tanya Shea lagi.

"Inggris lo jelek ya, masa arti cheese aja masih nanya!" ketus Gara, "Lo katanya suka Adnan, tapi lo gatau dia suka keju."

Sontak bola mata Shea membulat, dia memuntahkan makanannya. Dia tidak bisa makan keju, dan benar saja area disekitar bibirnya sudah memerah. Kebodohan Shea apalagi ini, hanya karena terlihat ingin terlihat manis di depan Adnan dia membuat kesalahan besar.

"Lo kenapa?" tanya Adnan

Shea menggelengkan kepalanya cepat, tangan kanannya masih menutupi bibirnya yang tidak lama lagi akan berubah membengkak.

Adnan menyentuh tangan kanan Shea, dan ditariklah dengan perlahan supaya Adnan melihat apa yang Shea berusaha sembunyikan. Benar saja, bibir Shea sudah mulai membengkak.

"Lo alergi?" tanya Adnan, tapi buru-buru dia berdiri dari tempatnya dan menarik lengan Shea untuk berdiri juga.

"Kita ke dokter sekarang," putus Adnan

"Pulang ke rumah aja kak."

"Oke, ayo." Adnan melepaskan jaketnya dan disampirkan ke tubuh Shea.

Sebelum Adnan mengantarkan Shea, dia membeli masker terlebih dahulu untuk Shea, dan tak henti-hentinya dia meminta maaf kepada Shea padahal ini bukan salahnya sama sekali.

***

[Wajah khawatir Adnan saat liat Shea alergi]

***

TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA KISAH SHEA

Btw, siapa tokoh cogan favorite kalian di NUSKI?

Terus kalian mau tokoh series mana yang dimunculkan di cerita Shea?

BTW malam ini KARMA bintang tamunya LUCINTA LUNA KATANYA HAHAHA.

Jangan lupa follow instagram :

Asriaci13

sheakanaka

sagaramiller

adnan_alhaqqi

sheaofc

nuskihitz

With Love,

Aci istri sah dan satu-satunya Oh Sehun!




Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro