BAGIAN LIMA BELAS : Misi Pertama
NOW PLAYING : RENDY PANDUGO - I DONT CARE
Selamat membaca Kisah Shea.
***
[ADRIAN HASA RAJASA]
***
BAGIAN LIMA BELAS
Pertengkaran kecil selalu terjadi saat kita berdua bertemu, namun masa itu akan dirindukan saat salah satu diantara kita tak lagi menyapa karena sudah ada orang yang baru.
***
DAN berakhirlah Shea bersama Gara sekarang. Shea pikir Gara bercanda akan menjemputnya atau hanya ancaman belakang, namun dia benar-benar membuktikan dengan datang ke rumahnya. Meminta izin kepada ayahnya dan entah mengapa ayahnya malah mengizinkan. Benar-benar mengesalkan.
Entah apa alasan yang Gara gunakan untuk merayu ayahnya, padahal biasanya Shea keluar sebenatr saja susahnya minta ampun. Kali ini dibiarkan begitu saja, dengan bule gila.
"Gentleman gak gue?" tanya Gara disertai senyum jenaka yang menyebalkan.
"Mau gue colok gak mata lo?!"
"Santai buuuuu, galak amat sih."
"Lo gabut ya? Makanya ngajak gue keluar?" todong Shea, dia merasa sudah dimanfaatkan kali ini oleh orang yang bernama Sagara Miller. Awas saja, kalau sampai dia benar-benar memanfaatkannya besok dia akan menceburkan Gara ke kolam kodok atau mengikatnya di pohon beringin legenda.
"Misi pertama."
Dahi Shea berkerut, dia tidak mengerti maksud dari misi pertama yang dikatakan oleh Gara barusan. Itu cowok memang kadang otaknya hanya separuh saja, separuh lagi entah dimana. Mungkin dia jual, makanya sekarang dia bisa kaya raya.
"Lebih dekat dengan Adnan," papar Gara.
"Bilang aja lo gabut, malam minggu sendirian terus ngajak gue keluar biar gak dikata ngenes banget. Kenapa lo gak aja si cewek kurang vitamin itu sih? Sekali ditendang dia terbang ke Antartika."
"Amara pernah salah apa sih sama lo?" tanya Gara, dia masih fokus menyetir. Terkadang Gara sedikit sensitif jika Shea mengatakan kalau Amara cewek kekurangan vitamin, padahal Amara selama ini hidup sehat dengan diet mayo dan menjaga pola makannya.
Tipe-tipe cewek seperti Shea yang bisa membuat orang lain sakit hati dengan ucapannya, bukan membela tapi seharusnya Shea bisa menjaga etikanya.
"Salahnya dia itu suka pencitraan, di tivi duh kaya orang yang baik hati dan ramah, kenyataaannya, hoeeekkk." Shea pura-pura muntah, membuat Gara menaikkan sebelah alisnya.
"Lo sirik ya?"
"Sirik? Sama orang yang kaya gitu? Sorry ya gak level."
"Emangnya dia level sama lo?"
Sialan. Gak level juga sih. Jelas-jelas si Amara kurang vitamin itu banyak fansnya, dedek-dedek abege yang baru pada puber yang akan rela mendukung Amara sampai titik darah penghabisan. Terkadang Shea tidak paham mengapa ada orang yang sampai mengidolakan seperti itu, seperti menyembah-nyembah Tuhannya, dan mau saja dijadikan ATM berjalan.
Sesampainya di GI, Gara langsung mengajak Shea ke bioskop. Alasannya ada film yang Gara ingin tonton, kali itu Shea menurut saja karena dia pun sama ingin menonton film yang mau Gara tonton. Kan lumayan gratis.
Selagi menunggu film tayang, Gara membeli beberapa camilan untuk dia dan Shea. Mereka duduk di kursi yang disediakan.
Gara mengeluarkan satu amplop berwarna biru dari dalam jaketnya, lalu dia menyerahkannya kepada Shea.
"Yang lo butuhkan," katanya.
Tanpa bertanya kepda Gara, Shea langsung mengecek isi amplop tersebut. Di dalamnya berisi tentang profile Adnan dan juga metamorfosis ah salah itu buat hewan, perkembangan Adnan dari masa bayi hingga dewasa. Disana juga tertulis tentang keluarga Adnan. Bisa dibilang datang yang Gara berikan kepada Shea benar-benar lengkap.
"Dapet dari mana?" tanya Shea, "Kok lo bisa sih dapetin ini semua?"
"Kalau gue mau data lo aja gue bisa tahu."
"Dasar orang kaya sombong," cibir Shea
"Ya wajar karena gue kaya jadi ada yang harus di sombongin," balas Gara dengan nada angkuhnya.
Sumpah Shea tidak menyukai orang yang membanggakan dirinya sendiri. Seperti Gara, dasar tukang cari Gara-gara. Bule gadungan.
"Duit ortu aja bangga, cih."
Senyum Gara mendadak menjadi menyeramkan. Semua orang mungkin mengira bahwa Gara hidup dari uang orang tuanya, itu benar meskipun tak sepenuhnya seperti itu, karena kini Gara bekerja untuk memenuhi kehidupannya sendiri dan juga mempertahankan apa yang shearusnya keluarganya pertahankan.
"Itu disamping lo tawarin makan kek, jangan makan sendiri."
Refleks Shea menoleh kesampingnya yang tidak ada orang, lalu dia menggeplak kepala Gara dengan seenaknya.
"Gak usah nakut-nakutin ya lo! Gue itu Shea, cewek tangguh yang gak takut apapun." Shea membanggakan dirinya sendiri dengan percaya diri.
"Tapi sama Mbak Melati lo takut!"
"Ya itu beda lagilah." Shea jadi kesal, karena selalu disangkutpautkan dengan hantu genit itu. Ah, mengapa hantu di Nuski tidak ada yang ganteng kan lumayan ada cuci mata. Di webtoon kayanya lagi populer pacaran atau menikah dengan hantu, ya siapa juga yang tidak mau hantunya romantis dan ganteng begitu,
Karena Shea yang tidak mau berbagi, kemudian Gara membeli lagi ice lemon tea dan wafle, dia simpan di samping Shea.
"Dasar orang kaya buang-buang uang."
"Kasian dia kelaperan, lo pelit sih."
Sambil menunggu, Shea membaca-baca berkas yang diberikan oleh Gara tadi. Disana tertulis bahwa Adnan menyukai cewek lemah-lembut dan anggun, juga dia menyukai cewek yang rajin. Jelas-jelas Shea kalah telak dalam hal itu.
Tapi, tidak ada salahnya sih dia berubah menjadi anggun, siapa tau Adnan jadi berbalik mengejar-ngejarnya kan? Tidak ada yang tahu.
Karena makanan Shea sudah habis, dan makanan disebelahnya masih utuh. Dia berpikiran untuk memakan makanan yang ada disebelahnya aja, lumayan daripda dianggurin begitu saja. Namun saat Shea memakan satu gigitan waflenya dia terdiam. Cukup lama. Sampai akhirnya dia buka suara.
Rasanya hambar, berbeda dengan wafle punyanya tadi.
"Gar, kok hambar?"
"Yajelaslah orang sarinya udah dimakan sama yang disebelah lo."
Mendadak suasana kali itu horor, bulu kuduk Shea merinding. Dia melotot menatap Gara, meminta penjelasan lebih. Namun Gara hanya memainkan ponselnya dengan serius, jadi Shea terabaikan.
Shea meminta maaf sambil menyatukan kedua tangannya, dia mendundukkan kepalanya kepada kursi disebelahnya.
Pintu teater dua telah dibuka. Shea langsung buru-buru mengajak Gara masuk ke dalam bioskop, Gara berjalan mengikuti dibelakang Shea.
Mereka duduk terpisah satu kursi, kursi itu dibiarkan oleh Gara kosong, sementara Shea masih parno akibat kejadian wafle tadi.
"Gar kok kursinya kosong sih ini?"
"Takutnya Mbak yang tadi mau ikut nonton juga."
"GARA!!" teriak Shea. Dia sudah membuat kericuhan di dalam bioskop, mendadak menjadi pusat perhatian beberapa detik.
Lama-lama bersama Gara jadi horor. Shea jadi ragu, apakah benar cowok yang bersamanya ini bisa melihat hantu atau dia hanya mengada-ngada saja, supaya Shea takut. Modusnya cowok kerdus kan seperti ini.
"Lo sengaja beli tiga tiket?" tanya Shea
"Iya."
"Ihhhh," rajuk Shea, bibir bawahnya terlihat cemberut.
"Kenapa sih emangnya?"
"Gue parno? Lo indihome? Eh, indogo?"
"Indigo jelek."
"Yayayaya itu."
"Menurut lo?"
Film berlangsung dan kursi ditengah-tengah mereka dibiarkan kosong. Awalnya Shea meerasa biasa saja, atau lebih tepatnya mencoba biasa saja, sampai akhirnya dia berteriak dan meminta Gara duduk disebelahnya, dengan memohon-mohon. Gara yang melihat ekspresi Shea seperti itu, tertawa, dan berkata dalam hatinya. 'Lucu juga ya dia kalau lagi ketakutan seperti ini'
"Gara, enggak lucu!"
"Gue emang gak lucu tapi ganteng."
"Gara please!!!" mohon Shea.
"Minta yang bener dong."
"Gara bukan waktunya bercanda." Shea ingin menangis, namun dia masih menahannya.
"Yaudah." Gara berlagak seolah tidak peduli akan Shea, biarkan saja ketakutan sendirian. Memangnya enak, siapa suruh rese jadi orang main marahin aja waktu di ruang Osis.
Dasar cewek cablak, jelek, menyebalkan. Kalau bukan karena kalung itu, Gara ogah berhubungan dengan Shea.
"Gara yang gantengnya tujuh turunan dan dan delapan tanjakan, please duduknya disamping Shea ya? Shea janji gak akan pegang-pegang Gara kok, please yaaaa?????"
Barulah Gara mengangguk dan pindah tempat duduk, sebelum pindah dia berbicara dengan berbisik terlebih dahulu membuat Shea benar-benar ketakutan, dia pindah ke sebelah Seha dan mereka menonton sampai akhir dengan tenang.
Setelah menonton Gara mengajak Shea untuk di make over, seperti membelikan beberapa baju dan juga ke salon. Gara memang sepenuh hati dalam membantu Shea mewujudkan keinginannya, menjadi cewek yang membuat Adnan tertarik. Padahal dalam hati Gara ingin dia mengatakan, 'Mengapa harus Adnan?' Tapi, yasudahlah toh nantipun yang akan menanggung akibatnya Shea. Dia kan cewek keras kepala.
Lampu ponsel Shea menyala satu kali, kemudian layarnya ikut menyala. Mendadakan pesan masuk. Dia melihat si pengirimnya, matanya berbinar saat membaca si pengirim.
Kak Adnan Ganteng
Besok jalan sama gue mau?
Dengan semangat Shea mengirimkan pesan balasan untuk Adnan. Sepertinya surat yang dititipkan kepada Iris, berbuah manis juga.
Gak ada alasan untuk nolak kan? hehe :D
Oke, see you Shea. Besok gue jemput di rumah lo.
Berasa dijemput pacar aja hehe :s
Sudah malam, Goodnight Sye.
Shea buru-buru mengecek jam, benar saja sudah jam 10 lebih.
"Woi Garandong, buruan anterin gue pulang!"
"Tenang sih, gue minta waktu sampe jam sebelas."
"WAH GILA YA LO? MAU NYULIK ANAK ORANG?"
"Nyulik kingkong kaya lo? Gak ada yang bagusan dikit apa."
"Sialan ya lo!"
"Nama lo itu."
"Maksud lo?"
"Iya Shealan."
"Ih." Buru-buru Shea menjambak rambut Gara dengan sekuat tenaga, sampai Gara meminta Shea berhenti dan Shea melepaskannya dengan syarat jangan pernah mengatainya dengan nama seperti itu.
Dasar Orion pencetus nama itu. Harus Shea gunting lagi earphonenya nanti saat pulang.
Disepanjang perjalanan pulang Shea tak henti-hentinya berdenbat dengan Gara, entah mempermasalahkan lagu yang diputar, warna mobil, film yang tadi, semua hal tidak ada yang sepaham, membuat keduanya kesal.
Ponsel Shea kembali berbunyi, kali ini wajah Shea terlihat masam saat melihat si pengirimnya.
Adrian Kang Tipu.
[Send your video]
Hih, gak mempan!
Kangen lho gue sama lo.
Sana kangenin aja Mbak Melati.
Mendingan lo daripada dia.
Bodo.
Lo gak kangen gue emang?
Gak.
Masa sih?
Udah ah gue sibuk BAY!
Shea langsung memasukan ponsel ke saku jeansnya, dia menatap ke arah Gara yang sedang fokus menyetir.
"Kenapa mantan menyebalkan menurut lo?"
"Ceritanya lo curhat?"
"JAWAB KEK GAK USAH BALIK NANYA!"
"Lah malah ngegas."
"Ya, jawab, kenapa?"
"Emang lo punya mantan?" Gara malah balik bertanya.
"Lo ya! Emang bener-bener."
"Siapa mantan lo?"
"Adrian, Adrian Hasa. Lo tau kan? Anak 12 IPS dua. Dia udah selingkuhin gue, eh sekarang main chat katanya kangen-kangen pengen gue jadiin prekedel dia."
Gara menoleh sebentar ke arah Shea yang sedang mengomel tentang Adrian. Sejujurnya Gara tau Adrian, dia juga berteman dengan Adrian meski tidak sedekat dengan Rangga dan Adnan. Adrian cukup menyenangkan orangnya dan dia tidak tahu kalau Shea adalah mantan Adrian. Padahal biasanya, Adrian kalau pacaran selalu diumbar dan kemarin dia mendengar bahwa Adrian menyatakan cintanya kepada Amara, dan ya jelas Amara pasti menolaknya. Adrian bukan selera Amara.
"Kok Adrian mau sih sama modelan kaya lo? Dia udah buta kali ya?"
"Malah ngatain gue lagi. Gue ini cukup cantik ya."
"Tapi bagi gue, lo jelek."
"Gue gak nanya ya!"
"Ngapain sih lo jadi curhat sama gue?" Gara jadi keki sendiri, dia juga kesal karena dimarahi terus oleh Shea, padahal dia tidak salah apa-apa.
"Ya kan gak ada orang lain disamping gue, cuma lo."
"Gak usah curhat sama gue."
"Siapa juga. Mending gue curhat sama kaca mobil," balas Shea dengan delikan matanya yang mematikan, "Ya kaca ya, Adrian jahat, emang ya semua cowok itu sama aja, kecuali Adnan, Orion sama Ayah."
"Gue?" tanya Gara
"Duh kaca berasa ada yang ngomong barusan, lo denger gak?"
***
TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA CERITA SHEA.
GIMANA PERASAAN KALIAN SAAT MEMBACA CERITA INI?
GEMES GAK SAMA PERDEBATAN ANTARA SHEA DAN GARA.
JANGAN LUPA FOLLOW INSTAGRAM :
asriaci13
sheaofc
sheakanaka
amaraerilyn (INSTAGRAM BARU, FOLLOW YA)
sagaramiller
adnan_alhaqqi
With Love,
Aci istri sah dan satu-satunya Oh Sehun.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro